TRIPLE XL OVE | 23

1.3K 117 7
                                    

Pukul 10 pagi Rikas sudah berteriak kencang didepan kamar Yoan, gadis gempal itu masih berdiri didepan cermin sambil membenahi tatanan jilbabnya. Ia mencoba memakai lipstick warna yang senada dengan bibirnya. Gadis itu memanyun-manyunkan bibirnya, entahlah, Nika yang merekomendasikan warna yang cocok untuk Yoan, karena gadis itu tak suka warna yang terlalu terang.

Yoan malas sekali menyahut panggilan sang kakak. Ia sudah tahu jam berapa sekarang dan Yoan juga tidak tuli, ia masih bisa mendengar suara kakaknya tanpa kakaknya itu berteriak-teriak macam orang gila seperti itu. Gadis itu berdecak.

"Yoaaan,"

Ia kembali mematut dirinya didepan cermin, memastikan bahwa tak ada yang salah dengan penampilannya, Yoan tertawa sendiri, kenapa tiba-tiba ia peduli dengan penampilannya, kenapa tiba-tiba ia mencocokkan baju dan celana mana yang hendak ia pakai. Setelah mengamati dan tak ada yang salah ia, Perfect! Gadis itu mengulas senyum dan berjalan kearah pintu kamarnya.

"APA sih, teriak-teriak!" sahutnya setelah membuka pintu kamarnya.

Rikas menghela nafas. "Ya ini udah jam berapa, Dek. Kamu nih di tungguin juga daritadi, "

"Iya kan udah selesai sekarang, yuk berangkat, " Rikas mengamati adiknya itu dari atas kebawah. "APA si lihat-lihat!" ketusnya.

"Cuma lihat doang!" Yoan mendengus lantas berjalan mendahului kakaknya itu.

Hari ini Rikas sengaja mengajak Yoan dan ketiga sahabatnya itu untuk sekedar kumpul ditempat biasa Rikas nongkrong. Disebuah kafe yang katanya milik salah satu teman Rikas itu.

Didepan kafe itu sudah berdiri ketiga sahabat Yoan, Kris yang berdiri disamping motornya langsung menodong Rikas dengan ibu jarinya. Rikas mengerutkan dahinya " Lo, kenapa sama Yoan?" Yoan dan Rikas saling berpandangan menatap Kris yang sedang bingung, sedangkan ketiga sahabatnya itu terkekeh. Yoan mendesah pelan.

"Yuk mending masuk dulu," Rikas merangkul Kris membawa laki-laki sipit itu untuk masuk kedalam, ke-empat gadis itu terkekeh.

Ternyata dimeja paling pojok situ sudah ada beberapa teman Rikas, Yoan mengernyit, kenapa Yoan merasa gugup begini. Rikas menyapa beberapa temannya itu, begitu duduk Rikas menatap adiknya dan ketiga temannya itu dengan dahi berkerut. "Duduk, lah! Kenapa berdiri begitu?" Rikas dan teman-temannya terkekeh, sedang Yoan mendengus, kemudian bersama teman-temannya memilih meja yang berada diseberang yang masih kosong.

Gadis itu menanggapi sapaan teman Rikas, lama sekali tidak bertemu dengan teman-teman abangnya yang kece-kece itu.

Dari beberapa pria itu, yang paling lumayan dekat dengannya adalah Henry. Karena pria itu terlihat sering datang kerumah dengan abangnya.

Afrin, Nika dan Revi sibuk mengobrol sendiri karena tidak mengenali pria-pria itu kecuali Kris dan Rikas sendiri.

Hingga kemudian suasana yang awalnya canggung bisa mencair, karena Rikas berinisiatif untuk menggabungkan kedua meja itu menjadi satu.

Gelak canda tawa terdengar diantara mereka, tak ada canggung lagi karena memang teman-teman Rikas semuanya baik, mengobrolkan banyak hal sampai hal yang tidak jelas. Kris mengamati Rikas dan Yoan bergantian, aahh, pria iti baru tau kalau Yoan adalah adiknya Rikas. Dan kalau diperhatikan, keduanya memang mirip.

"Bian kemana ya?" tanya Henry.

"Masih dijalan katanya," spontan Yoan menjawab. Henry dan yang lain langsung saja menatap kearah Yoan dengan curiga. Ops Yoan melihat kesekelilingnya kemudian Yoan menggaruk kepalanya memandangi satu persatu teman abangnya ini.

"Loh Yoan! Abang Henry jadi curiga nih sama kamu," Pria itu menyipitkan kedua matanya menatap Yoan. "Kenapa Yoan yang jawab, ada hubungan apa sama Bian?" Goda Henry sambil tersenyum jahil pada Yoan.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang