TRIPLE XL OVE | EKSTRA 2

2K 122 16
                                    

2 hari berlalu, sejak pertemuan  mendadak Yoan dengan Myesa, yang kata Bian surprise itu. Bian menyadari ada yang berubah dari sikap Yoan. Istrinya itu lebih banyak diam dan melamun. Seperti pagi ini, ia mendapati Yoan tengah berdiri menatap keluar jendela, entah apa yang ia lihat. Entah apa yang ia fikirkan.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa," jawabnya singkat tanpa menoleh kearah Bian. Bian yang duduk ditepian tempat tidur, hanya mendesah pelan, merasa ada yang tidak beres dengan jawaban Yoan yang singkat itu. Bian berdiri, dan berjalan kearah Yoan, ia lantas memegang kedua pundak Yoan dari belakang, membalikkan tubuh gempal istrinya agar berhadapan dengannya.

Istrinya itu tampak lelah, jelas sekali  dari mata yang sayu itu. "Ada apa?" tanyanya lembut. Yoan menggelengkan kepalanya, lantas melepaskan pegangan kedua tangan Bian dari pundaknya, wanita itu pergi meninggalkan Bian begitu saja. Meninggalkan Bian yang menatap punggungnya dengan heran.

Apa ia membuat kesalahan? Jika iya, kesalahan apa? Bian hanya ingin Yoan bilang kesalahan apa yang sudah ia perbuat. Mendiamkan seseorang cara paling ampuh untuk memberi seseorang pelajaran, yang artinya orang tersebut sudah tidak ingin dan tak lagi peduli. Bukan malah mendiamkan seperti ini, karena itu sangat melukai hatinya. Apa Yoan sedang tidak peduli padanya sekarang.

Yoan seperti ini sejak dari rumah Myesa, tunggu. Myesa, mengingat itu Bian langsung mengejar istrinya.

Bian menarik lengan Yoan, "Myesa ngomong apa aja sih sama kamu?" Dahi Yoan berkerut,

"Myesa?" Bian hanya menatap Yoan, wanita gempal itu menatap Bian dengan senyum. "Kamu masih kelihatan peduli banget sama dia, masih sebesar apa sih, rasa peduli kamu sama Myesa?" Bian mengerutkan keningnya, mengusap wajahnya dengan kasar. Ohh, jangan lagi Yoan begini karena Myesa.

Apa membawa Yoan bertemu dengan Myesa, tanpa berdiskusi dulu dengan istrinya, adalah keputusan yang salah? Tapi, Bian tak bermaksud seperti itu. Karena, justru Myesa yang memaksa Bian untuk membawa Yoan. Dan Bian fikir tidak akan terjadi apa-apa.

Bian menghela nafasnya dalam, lantas menatap Yoan lamat. "Maaf sayang, kalau sikap peduliku sama Myesa menganggumu, maaf kalau aku masih saja peduli pada perempuan yang udah ngerusak hubungan kita dulu. Tapi, peduliku hanya sebatas sahabat sayang, nggak lebih. Aku cuma kasian dengan Myesa karena tidak ada siapapun disampingnya saat itu, ia terpuruk sampai ia nekat untuk mengakhiri janinya sendiri."

Yoan sedikit tersenyum tipis, sampe Bian mungkin tidak menyadarinya. Penjelasan Bian sama dengan apa yang Myesa ucapkan. Tapi, "Semua berasal dari rasa kasihan, loh. Dan, kalian punya cerita dimasa lalu."

Yoan tersenyum sambil menatap suaminya, hingga Bian curiga dengan senyum itu. "Tetap saja kamu masih begitu peduli sama dia, suamiku." Yoan sengaja memberi penekanan pada kata 'suamiku' "Seharusnya kalian menikah saja waktu itu. Dengan begitu nggak ada lagi rasa kasihan atau apapun itu sama Myesa, dengan begitu kamu bisa kapanpun nemenin Myesa kan? Apa aku salah?"

"Sayang, aku seperti itu karena aku sahabatnya. Aku juga nggak sendiri, ada Rikas. Kamu boleh tanya sama abang nanti." Bian mulai khawatir dengan arah pembicaraan ini, sedangkan Yoan terlihat tenang mendengar penjelasan dari Bian.

Yoan langsung berbalik begitu saja karena ia harus segera berangkat ke kantornya, akan ada pertemuan dengan klien nanti dikantornya, ia harus segera bergegas.

"Yoan." panggil Bian sekali lagi.

"Ayo, sudah waktunya berangkat ke kantor kan? Kalau nggak mau bareng aku naik angkot aja." mendengar itu Bian segera berlari mengambil tas kerjanya dan berlari menuju garasi. Pria itu lalu menyalakan kendaraan tanpa menunggu beberapa detik seperti biasanya, dan langsung menyusul istrinya, yang sudah menunggu didepan.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang