TRIPLE XL OVE | 34

1.1K 113 10
                                    

Memang hanya seorang di masa lalu dan perasaan dihati sudah hilang, lantas apakah rasa kemanusiaan juga ikut hilang.

MYESA tersenyum senang, pasalnya hari ini ia akan bertemu dengan Bian. Entahlah, apa yang akan pria itu bicarakan, kemarin Bian menelpon dan mengajaknya untuk bertemu. Kebetulan sekali, sudah lama Myesa tak melihat Bian, terakhir sejak laki-laki itu diwisuda.

Myesa, mengetukkan jemarinya dengan tak sabar, rasanya ingin segera bertemu dengan Bian. Perempuan itu tersenyum senang. Setelah beberapa hari Bian tak membalas pesanya, bahkan tak membaca pesannya, tiba-tiba Bian mengajaknya untuk bertemu. Myesa tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, tak peduli apapun alasan pria itu.

Bian datang setelah 30 menit berlalu, dengan kaos lengan pendek berwarna hitam, dan celana berwarna abu tua, pria itu berjalan kearah Myesa.

Myesa melambaikan tangannya kearah laki-laki itu, senyum bahagia tak bisa ia sembunyikan, "Kamu mau pesan apa, Bian?" tanya Myesa saat baru saja Bian mendudukkan pantatnya diatas kursi.

"Gue nggak lama," Myesa mengerutkan keningnya. "Gue cuma mau nanya sesuatu sama lo,"

"Ayolah, Bian. Kamu baru aja duduk?" Ia tersenyum lembut.

"Gue, nggak punya banyak waktu, Myesa." Ujarnya dengan tegas. "Lo, buat apa sih cerita tentang kita ke Yoan? Apa aja yang lo ceritain."

Sekilas raut wajah Myesa berubah tak suka, ia lalu menatap kearah Bian. "Oh, itu? Cerita kalau kita pernah pacaran."

"Yoan udah tau!" Bian melirik perempuan didepannya ini, "Lo yakin cuma cerita tentang itu ke Yoan? Nggak ada kerjaan emang ya?"

"Kenapa sih Bi? Aku cuma curhat aja kok sama dia."

"Nggak punya temen emang? Sampe lo curhat sama Yoan? Sedeket apa Lo sama Yoan, Sampe bisa curhat tentang gue ke dia? Tujuan lo ketebak Mey, jelas sekali." Myesa diam, "Btw, kalau boleh tau, emang masih ada urusan apa si yang belum selesai diantara kita?"

"Maksud kamu?" Bian menarik 1 sudut bibirnya. "Maksud kamu urusan apa Bi, aku nggak ngerti?"

Pria itu berdecih, "Itu yang gue pengen tau dari lo, Myesa."

"Bian, serius aku bener-bener nggak ngerti maksud kamu."

"Lo nggak lupa kan kalo hubungan kita udah kelar! Udah lama berlalu Myesa, itu artinya diantara kita udah nggak ada urusan apa-apa lagi-"

"Bentar, kamu ngomong apa si?" Potongnya.

"Gue yakin lo paham, apa maksud gue. Lo nggak bodoh kan? Lo nyamperin Yoan waktu itu, insiden kopi, lo cerita ke dia tentang hubungan kita. Sampe minta gue buat kasih lo kesempatan, Lo pikir gue nggak ngerti maksud lo!"

"Tolong, jangan pernah memprovokasi Yoan, Myesa. Tolong jangan rusak hubungan gue sama Yoan. Nggak akan pernah ada urusan apapun lagi, diantara kita. Nggak ada yang perlu diselesaikan, karena semuanya udah selesai. "

Y55ww"Kenapa sih, Bian. Kamu memperlakukan aku kayak gini? Apa salah, aku cuma sekedar minta kamu kasih kesempatan buat aku? Apa aku salah mau perjuangin perasaanku? Kamu harus tau ya Bian, perasaanku sama kamu nggak berubah sedikitpun, sampai detik ini, "

"Gue ngelakuin itu semua biar, perempuan itu ngejauh dari kamu."

Tak ada raut bersalah sama sekali, tak ada rasa terkejut seolah semua sudah disiapkan olehnya, bahwa akan tiba saatnya Bian tau semuanya dan berujar seperti ini kepadanya. Tak peduli darimana Bian tau semuanya. Dari awal Myesa tau bahwa tak ada lagi dirinya dihati Bian sejak laki-laki didepannya dekat dengan Yoan. Karena perasaan yang masih ada itulah, kenapa ia membuat Yoan seperti itu dan berbuat sejauh ini.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang