TRIPLE XL OVE | 20

1.6K 160 8
                                    

Duduk dengan menopang dagu, netranya bergerak liar kesana-kemari menatap setiap orang yang berlalu lalang. Kelas pertama kosong jadi mereka berkumpul di gazebo, menunggu kelas selanjutnya.

Gadis itu menghirup nafas dalam. KESAL, satu kata itu yang bisa mewakilkan perasaannya satu minggu terakhir ini. Bayangkan, seperti baru kemarin Yoan mendengar Bian mengutarakan perasaannya, membuat Yoan bahagia sekaligus lega karena hubungannya dengan Bian menunjukkan peningkatan, tapi sudah seminggu ini pula Yoan malah melihat pria itu sering berjalan dengan perempuan, siapa lagi kalau bukan mantannya itu.

Yoan sudah berusaha untuk tidak berfikiran buruk. Tapi, status mantan itu membuatnya gelisah dan tak nyaman. Karena perempuan itu adalah mantannya, siapa yang bisa menjamin, tidak akan terjadi sesuatu hal kedepannya diantara mereka berdua nantinya, mantan pasangan yang sering terlihat bersama, Yoan tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya, karena urusan hati tidak pernah ada yang tau meskipun Bian masih sama ketika dengannya.

Yoan kembali menghembuskan nafasnya, masih menopang dagunya dengan kedua tangan yang ia tautkan, bibirnya mengerucut lucu membuat beberapa temannya hanya tertawa melihat ekspresi lain dari Yoan.

"Kenapa lo? Manyun aja si jelek banget beneran!" tanya teman sekelasnya, Kris. Yoan hanya melirik Kris sebentar lalu menghela nafasnya.

"Jangan di ganggu Kris, nanti Yoan ngamuk, bahaya!" peringatan dari Afrin membuat Kris dan beberapa temannya terkekeh.

Berkali-kali Yoan menghela nafasnya, berusaha mengenyahkan pikiran buruk tentang Bian dan mantannya itu. Sudah empat kali, loh, dalam seminggu ini Yoan melihat Bian dengan mantannya itu, meskipun Bian masih menyapanya namun Yoan tak enak hati walaupun didepan Bian Yoan selalu bersikap seolah dirinya baik-baik saja.

"Kris, menurut kamu orang kalau sering jalan berdua sama mantannya perkiraan mereka balikan berapa persen?" Kris dan Revi saling menoleh mendengar ucapan Bian, sedangkan Afrin asyik dengan ponselnya.

"Nggghhhhh--tergantung sama niat keduanya si, kalau memang niat mereka ingin memperbaiki hubungan ya kemungkinan balik bisa sampe 99.99%."

"Nanggung amat!" sahut Afrin yang walau asyik dengan ponselnya tapi telinganya ia pasang dengan baik.

Yoan tersenyum kecut, sepertinya kesalahan menanyakan itu pada temannya. Gadis itu melirik Kris sebentar kemudian menghela nafas.

Hati Yoan semakin menciut, bagaimana kalau Bian dan mantannya memang sedang ingin menata kembali hubungannya. Ya Allah. Jangan dulu dong, perasaannya kan sedang tumbuh-tumbuhnya saat ini, Yoan baru mulai untuk benar-benar memupuk perasaannya setelah kemarin-kemarin ia pendam karena perasaan tak percaya dirinya.

"Tapi nggak melulu berakhir balikan juga si, kalau cuma sekedar jalan bareng gitu. Bisa saja sekedar nemenin, atau nggak sengaja buat ketemu atau ada kepentingan apa gitu. Nggak mesti dan nggak selalu berakhir dengan balikan," lanjut Kris tak yakin dengan ucapannya sendiri, pasalnya pria itu belum menemukan mantan yang biasa aja ketemu mantannya, karena kebanyakan ya endingnya CLBK.

Cukup menghibur, tapi tetap saja Yoan lebih dulu terpengaruh ucapan Kris yang pertama.

"Cowok lo jalan bareng sama mantannya?" Nggh Kriis, nggak usah diperjelas gitu. Revi kemudian menyenggol bahu pria itu. Kris hanya mengedikkan bahunya.

Yoan hanya menghela nafasnya,

"Udah si," Revi menepuk pundak gadis itu. "Kali aja emang lagi ada keperluan, katanya lagi bantuin ngurus cutinya kan? Nggak usah mikir macem-macem dulu yaa, Bian juga masih ngabarin kamu kan?"

"Iya sih," lirihnya. Lagian kenapa si harus bersikap berlebihan begini. Meskipun Bian udah ngutarain perasaannya lantas kamu jadi orang spesialnya begitu. Hhhhhh.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang