TRIPLE XL OVE | 19

1.7K 149 1
                                    

Jatuh cinta berjuta rasanya
Biar siang, biar malam, terbayang wajahnya.

Jatuh cinta berjuta indahnya
Biar hitam, biar putih, manislah nampaknya.

Cocok kan lagunya, lagu itu terdengar mengalun dari radio yang mama putar sepagian ini didapur. Mama bersenandung sambil mengupas bawang untuk tumis menu untuk sarapan pagi ini.

Yoan yang sedang menyiram bunga dibelakang tersenyum sendiri, kemudian tersipu dan memainkan air. Meskipun tidak paham itu lagu siapa dan tidak hafal liriknya, Yoan mengikuti lagu itu asal sesuai dengan musiknya.

"Lagi apa sih?"

Gadis itu menoleh, mendapati Rikas tengah menatapnya dengan dahi berkerut."Lagi apa coba?"

"Dih, orang ditanyain!" pria itu melewati adiknya, kemudian menjitak kepala Yoan pelan"Dasar gendut!" ledeknya.

Yoan tersenyum miring, gadis itu kemudian mengarahkan selang air kearah kakaknya, hanya sebentar kemudian pura-pura kembali menyiram tanamannya. Sesaat kemudin terdengar geraman dari arah kakaknya, gadis itu hanya terkekeh.

Yoan masuk kedapur lewat pintu belakang, sudah ada Rikas yang tengah menatapnya dengan kesal.

Yoan mengernyit dan mengambil beberapa bawang untuk ia kupas.

"Kamu ngapain?" tanya sang mama. Gadis itu menunjuk bawang yang sedang ia kupas kearah sang mama. Mama mendengus.

"Bantuin mama dong!" jawabnya dengan senyum, bibirnya tak henti bersenandug lirih.

"Tumben."

"Berasa durhaka banget dibilang tumben, kayak biasanya nggak bantuin aja." mama hanya terkekeh.

"Iya bantuin, sih. Kan, biasanya bantuin ngabisin makanan."

Tawa keras terdengar, siapa lagi kalau bukan Rikas.. Pria itu tengah tertawa kearahnya, sedang Yoan mendengus.

"Karena mood aku lagi bagus, ketawa sepuasnya deh bang. Nggak bakal aku apa-apain kok," gadis itu memamerkan giginya kemudian beranjak dari kursinya sambil mengikuti lagu yang terputar diradio mama.

"Songong ya yang lagi jatuh cinta." Cibir Rikas dengan suara keras. Yoan hanya terkekeh kemudian menuju ke kamarnya.

***

Yoan terkekeh, kemudian mengacak sendiri rambutnya. Kenapa sih dengan dirinya hari ini.

Menghela nafas panjang kemudian tersenyum. "Bian," lirihnya.

Sepagian ini fikiran Yoan penuh dengan pria itu. Gadis itu jadi gagal fokus dan suka senyum-senyum tak jelas sendiri.

Sejujurnya, gadis itu merasa senang dengan kehadiran Bian, tapi sisi lain ia juga khawatir, perasaannya semakin hari semakin tumbuh tanpa bisa ia kendalikan, ia takut bagaimana jika Bian sadar akan sikapnya kepada Yoan selama ini. Kehadiran Bian dalam hidup Yoan mengubah harinya, jika biasanya dunia Yoan hanya berputar di sekitar ketiga sahabat dan kakaknya, kali ini gadis itu merasakan ada sedikit warna dalam hidupnya. Bian, sikapnya yang selalu menenangkan Yoan, tuturnya yang selalu membuat Yoan kembali semangat. Ia tidak tau kenapa Bian melakukan hal seperti itu yang bagi pria lain hanya akan membuang waktunya. Membuang waktu untuk wanita seperti Yoan.

Ucapan Bian, masih terngiang dikepalanya, perlakuan Bian kemarin masih terekam jelas diotaknya. Pria itu bilang kalau dirinya merasa nyaman dengan Yoan, bagaimana Yoan masih bisa kekeuh memendam perasaannya kalau semakin kesini Bian semakin bersikap hangat kepadanya.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang