TRIPLE XL OVE | 18

1.5K 144 2
                                    

Entah saking girangnya. Yoan terlonjak setelah membaca pesan yang baru saja ia terima. Gadis itu berlari keluar, tak peduli dengan kedua orangtuanya yang menatap heran kearahnya. Yoan mengintip di balik jendela, disamping pintu utamanya. Dahinya berkerut saat matanya tak menemukan sosok yang baru saja mengiriminya pesan.

Ia lalu membuka pintu rumahnya dan mengedarkan pandangannya, tak menemukan siapapun, tidak ada siapa-siapa didepan rumahnya, ia hanya melihat mobil putih terparkir tak jauh dari rumahnya.

Yoan hanya mengerutkan dahi, merasa tak mengenali mobil itu, gadis itu lalu mengalihkan pandangannya dan berbalik, bermaksud untuk masuk kembali kedalam tapi saat berbalik ia mendapati sang mama sudah berdiri didepannya. Gadis itu berjengit kaget.

"Astaghfirullahaldzim mama, Ya Allah." gadis itu memegangi dadanya. "Yoan, kaget ma!"

Maama hanya terkekeh, kemudian kepalanya menengok keluar."Kamu tu nyari siapa?" mama kembali menyapu pandang kearah depan rumahanya.

"Ada temen mau datang, katanya udah didepan, lah itu nggak ada siapa-siapa." ujarnya.

"Itu bukan?" sang mama menunjuk kearah mobil putih yang terparkir tak jauh disana. Yoan yang sudah sampai pintu kemudian membalikkan badannya dan ikut menengok kearah sang mama menunjuk.

Yoan menggelengkan kepalanya, "Dia biasanya pake motor, Ma." gadis itu kemudian masuk kedalam rumah, mendahului mama yang masih mengedarkan pandangannya kesekitaran rumahnya.

Baru saja Yoan duduk, tapi gadis itu harus bangun dari duduknya karena panggilan sang mama. "Apa Ma?"

"Mama bilang juga apa kan!" dahi Yoan berkerut.

"Bilang apa?"

"Temen kamu itu yang bawa mobil putih itu!"

"Masa?"

"Itu, orangnya ada didepan!"

"Jangan ngawur ih, orang biasanya pake motor!"Mama menepuk pelan bahu Yoan, gadis itu meringis. "Apa sih orang pelan gitu mukulnya." Yoan hanya nyengir. "Serius, Yoan. Itu kamu dicariin temen kamu!"

"Siapa sih?"

"Kamu keluar sendiri lah, biar tau dicariin siapa!" Mama mendengus kesal, kemudian berlalu begitu saja.

Yoan mengerutkan keningnya, siapa coba orang yang dimaksud sang mama. Gadis itu lantas berjalan menuju kedepan, keruang tamu.

Sudah ada Bian duduk dan ngobrol dengan ayahnya. Jantung Yoan berdebar, itu kenapa ayahnya pake ngobrol santai gitu sama Bian. Yoan buru-buru berjalan kearah mereka. Melihat Yoan sang ayah kemudian berdiri, Ayah menatap Yoan sambil tersenyum sebelum kemudian meninggalkan dua anak itu.

"Om tinggal masuk dulu ya!"

"Iya Om makasih, "

"Loh, kok udah sampe sini aja. Aku tadi nyari didepan nggak ada siapa-siapa!"

Pria itu hanya terkekeh, "Aku lihat kamu, mau turun tapi ibu telfon." Bian terkekeh, "Maaf ya!"

Yoan hanya tersenyum, Bian terlihat sayang dan dekat sekali dengan ibunya, sering kali disuatu kesempatan ia melihat dan mendengar bagaimana interaksi Bian dengan sang ibu walaupun hanya dengan telpon. Mengingat itu Yoan ikut tersenyum, entah kenapa hatinya menghangat meskipun ia belum pernah bertemu dengan ibu. Membayangkan bertemu dengan ibunya Bian, ugh tiba-tiba saja jantungnya berdebar, gadis itu bersemu dan jadi mesam-mesem sendiri, seketika Yoan membuka mata, oh Yoan berhenti menghayal.

Yoan duduk dengan gugup kemudian menggaruk kepalanya, gadis itu tak tau harus apa. Baru kali ini ia mendapat tamu seorang laki-laki. Memang Bian sudah pernah mengantarnya beberapa kali, tapi pria tidak pernah mampir dan duduk diruang tamunya seperti ini.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang