TRIPLE XL OVE | 29

1.2K 121 14
                                    

YOAN menghela nafasnya berat, lalu memutar bola matanya dengan malas. Diujung sana, tengah berjalan orang yang sangat ingin ia hindari dari beberapa hari kemarin.

Yoan menatap gadis itu, bertepatan saat gadis itu tengah menatapnya. Niatnya ingin berbalik saat perempuan itu malah memanggil namanya.

Gadis itu melambaikan tangannya kearah Myesa. Dengan senyum yang kentara sekali dipaksakan.

Bukan apa-apa sih, gadis itu ingin menghindar dari Myesa. Hanya saja, ia selalu merasa tidak nyaman saat bertemu dengan Myesa. Apalagi setelah ia menceritakan tentang Bian tempo hari.

Myesa tersenyum kearah Yoan. Cantik sekali, pantas saja kalau Bian terpesona dulu, sampai berkali-kali nerima perempuan ini.

Entah kenapa Yoan merasa kalau senyuman Myesa penuh dengan misteri. Seperti ada banyak maksud tersembunyi dibaliknya.

"Mau kemana? Ada kuliah?" Yoan menganggukkan kepalanya. "Mhhh, apa sudah ketemu dengan Bian?"

"Sudah, tapi belum sempet ngomong soal permintaan kamu!" Entah Yoan salah lihat atau bagaimana, raut Myesa yang tadinya tersenyum mendadak datar, hanya sedetik saja, sebelum kemudian raut itu kembali seperti semula.

Gadis itu menghela nafasnya, menatap Yoan dengan penuh harap. "Aku berharap banget sama kamu, Yoan. Tolong ya! Kan kamu sering banget ketemu sama Bian." ujarnya seperti Yoan ini sedang mengingkari janjinya, padahal Yoan sedang mencari waktu dan berfikir bagaimana caranya ia bisa mengutarakan maksudnya pada Bian.

"Kalau nggak sabaran, kenapa nggak bilang sendiri keorangnya." sebuah suara membuat keduanya menoleh. Revi dengan raut tak sukanya berjalan kearah mereka, "Yoan bukan kurir, yang bisa lo pakai untuk kirim pesan keorang lain. Kalau ada keperluan sama Bian kenapa nggak lo sendiri aja yang sampein ke orangnya. Kenapa juga harus Yoan yang jadi perantara, kalo lo sendiri kan enak, biar nggak ada kesalahpahaman. Juga kalo ada apa-apa biar lo nggak nyalahin Yoan." Revi sudah berada disana saat Myesa berbicara dengan Yoan. Meskipun tidak dari awal, Revi tau apa yang mereka bahas.

Myesa sedikit berjengit kaget, kemudian menatap Revi yang menatapnya dengan datar. "Aku balik dulu! Aku tunggu kabar baiknya ya!" setelahnya gadis itu pergi begitu saja.

"Bisa jelasin ke aku? Kenapa Myesa minta kamu untuk ngomong sama Bian? Apa dia nggak pernah ketemu sama Bian dikampus?" jujur saja Revi kesal sekarang. Fikirannya sudah tidak baik tentang Myesa, Yoan itu polos sekali, hatinya terlalu baik. Revi saja bisa mencium sesuatu yang busuk dari gelagat Myesa.

"Dia pengen ngomong sama Bian, tapi katanya dia nggak pernah ketemu sama Bian, jadi minta tolong aku buat ngomong sama Bian."

Sering nggak ketemu gimana sih?

"Yoan, aku emang nggak tau intinya, tapi karena itu Myesa dan topiknya Bian, aku jadi bisa simpulin itu sesuai apa yang aku fikirin. Yoan."

Gadis itu lalu bercerita, tentang Myesa yang bertanya tentang dirinya, kemudian Myesa yang tiba-tiba bercerita tentang Bian, lalu karena tau Yoan dekat dengan Bian, Myesa lalu meminta Yoan untuk membujuk Bian.

"Nggak bisa kah kamu artiin itu semua Yo, mengurutkan semuanya? Niat Myesa sama kamu?" Revi menghela nafasnya dengan berat. "Niatnya itu jelas banget Yoan, sekarang kamu fikir aja, sebelumnya dia pernah nanyain nama kamu, dia pasti sedang memastikan kalau kamu perempuan yang lagi dekat dengan Bian. Lalu, tiba-tiba dia cerita tentang Bian sama kamu, setelah nanya sudah berapa lama kamu dekat dengan Bian. Jangan lupa insiden kopi itu." Revi melirik Yoan yang seperti sedang memikirkan sesuatu. "Coba kamu fikir lagi, Myesa itu mantannya Bian, dia itu sebenarnya tau tentang kamu, Yoan. Makanya dia pastiin kamu, sebelum dia cerita tentang Bian dan akhirnya minta tolong sama kamu buat bujuk Bian, biar bisa balik lagi sama Bian."

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang