TRIPLE XL OVE | 44

1.1K 114 26
                                    

Semuanya, benar-benar berakhir. Diantara, Yoan dan Bian. Rencana yang mereka buat hancur. Apa yang Bian dan Rikas usahakan semuanya sia-sia.

Lalu, cepat sekali waktu berjalan. Satu tahun terlewati begitu saja. Sudah ditingkat akhir saja, si Yoan dan teman-temannya.

Sibuk dengan revisian skripsi, juga Yoan memilih untuk menjadi tenaga part time menambah kesibukan gadis itu. Aahh, lumayan lah, setidaknya setahun terakhir, dengan kesibukannya Yoan bisa sedikit melupakan tentang Bian.

'Skripsi itu gampang-gampang susah' kalimat itu terngiang begitu saja ditelinganya. Itu, kalimat Rikas saat ia sedang galau dengan skripsinya dulu. Dan, kini, Yoan merasakan sendiri.

Ia meremat kepalanya, pusing. 2 dosen pembimbing, 2 pikiran yang tidak bisa disatukan. Satu dosennya ingin ia berjalan ke kanan, dosen lainnya ingin ia berjalan kekiri. Keduanya punya prinsip masing-masing, yang tidak bisa Yoan prediksikan bagaimana dan tidak mau saling mengalah, tetap kekeuh dengan argumen masing-masing, tanpa memikirkan nasib Yoan yang terombang-ambing.

Berbagai sumber sudah ia telusuri, segala macam buku rekomendasi sudah ia pelajari, bahkan didepannya kini ada 5 buku tebal yang hampir membuatnya sesak nafas dan kepalanya pecah, tapi masih juga belum memuaskan rasa haus mereka. Ya Tuhan.

Belum selesai skripsi sudah mendapat ujian lebih dulu.

Saat tengah membaca buku, mendadak gerakannya terhenti, ia lalu mengamati sekelilingnya. Ia melihat meja yang ia duduki, kemudian beralih kearah rak buku didepannya.

Semuanya masih sama, seperti saat ia bertemu dengan Bian untuk pertama kalinya.

Ia menghela nafasnya, kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Ya Tuhan, ini sudah setahun berlalu. Kenapa bayangan pria itu masih belum juga hilang. Yoan, menghela nafas kemudian menelungkupkan wajahnya.

Ini baru diperpus, belum ditempat lainnya. Setiap sudut kampus ini memiliki cerita sendiri untuknya. Bagaimana, Yoan bisa lupa begitu saja kalau setiap hari ia masih bergelut dengan aktifitasnya dikampus ini.

Bagaimana kisah mereka berawal dan bersemi di kampus megah ini. Ditengah senyumnya, Yoan menyimpan luka itu rapat-rapat, menyembunyikan itu semua dengan baik. Hingga tak ada yang sadar, bahwa terkadang Yoan masih menangisi kisah cintanya dengan Bian. Bahkan, waktu yang berlalu selama setahun ini masih belum mampu menghapus Bian dihatinya. Bian terlalu, berarti untuknya.

Kris benar, waktu itu Yoan memang masih belum terbiasa. Setahun ini, Yoan sudah terbiasa tanpa Bian, meskipun terkadang pula ia masih mengharapkan kedatangan pria itu. Karena terbiasa bukan berarti Yoan benar-benar move on  dari Bian, gadis itu hanya sudah terbiasa tanpa Bian. Terbiasa tanpa raga Bian, tapi tidak dengan hatinya.

Yoan menghela nafasnya, menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan fikiran kotornya. "Nggak baik harepin suami orang Yoan, nggak baiik." Gerutunya sendiri. Yoan mengingatkan dirinya sendiri. Kenyataan, Bian sudah hidup dengan wanita lain.

Semua sikap Yoan, tak luput dari pengamatan Kris, dan Revi.

Kedua orang itu, hanya menghela nafasnya. Mereka tau, Bian menempati bagian terdalam hati sahabaatnya itu, jadi mereka membiarkan saja Yoan seperti itu, toh Yoan faham apa yang harus ia lakukan jika sudah begini.

Setahun berlalu, dan masih sama perpustakaan menjadi tempat favoritnya. Apalagi saat ini ia dan teman-temannya sedang sibuk mengerjakan revisian.

Hanya tinggal beberapa tahap lagi menuju sidang dan wisuda. Gadis itu dibuat pusing karena lagi-lagi mendapat revisian karena penjelasan yang Yoan tulis tidak sesuai, padahal ia habis maju ke dosen satunya, dan penjelasan itu ada saran dari dosen itu.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang