TRIPLE XL OVE | 25

1.3K 118 3
                                    

BENAR, sesuatu itu akan baru terasa berharganya jika sudah tidak ada lagi disampingnya.

MYESA sengaja meminta Bian untuk bertemu dengannya, dan Bian memilih mengiyakan karena Myesa terus saja mendesak Bian agar menemuinya. Di sebuah restaurant yang mewah, Myesa sengaja memesan meja khusus untuknya dengan Bian. Waktu 20 menit menunggu tidaklah lama dibandingkan dengan perasaannya yang senang kala Bian terlihat oleh matanya. Myesa menyunggingkan senyumnya saat Bian berjalan kearahnya.

Sorry lama.“ ujarnya setelah duduk di kursi, didepan Myesa.

“Nggak apa-apa, Bian. Aku aja yang kepagian datangnya.“ lanjutnya, Bian tersenyum miring. Padahal, Bian sengaja datang telat dari waktu yang dijanjikan. Setengah jam yang lalu. Tak menyangka perempuan didepannya ini masih tersenyum kepadanya seperti ini.

“Ada apa?” Bian mengeluarkan ponselnya, memainkan benda pipih itu.

“Nggak apa-apa, aku Cuma pengen ngobrol sama kamu.“ ujarnya sambil menatap Bian dengan lamat.

“Ngapain ngajak ketemu disini, dikampus bukannya udah sering ngobrol?” Bian mengambil buku menu yang ada didepannya. Membolak-balikkan buku menu, mencari makanan yang sesuai dengan seleranya. Pandangan Myesa tak lepas dari pria didepannya.“ Nggak usah sih ngelihatin gue segitunya,“ ujarnya tanpa mengalihkan tatapannya dari buku menu.

“Biarin, habisnya kamu cakep.“ Myesa menautkan kedua jemarinya, meletakkan diatas meja untuk menopang dagunya. 

“Masa sih?“ ujar Bian dengan senyum manisnya. Myesa menganggukan kepalanya dengan antusias. “Sorry gue nggak ada duit receh nih.” Myesa mencebikkan bibirnya. Sedangkan Bian terlihat mengedikkan bahunya.

Bian memanggil pelayan dan memesan makanannya, setelahnya pria itu menyodorkan buku menu kearah Myesa, “Saya pesan sama kayak dia ya mas.” ujar Myesa pada pelayan restaurant itu.

“Baik, ditunggu sebentar ya mbak mas.“ ujarnya kemudian pergi meninggalkan meja Bian dan Myesa.

Melihat Bian yang hanya memainkan ponselnya, membuat Myesa mendengus kesal. "Aku ngajakin kamu kesini, bukan mau lihat kamu mainan ponsel Bian!" kesalnya. Bian hanya menghela nafas. Kemudian meletakkan ponselnya, Myesa tersenyum senang. Merasa bian masih penurut seperti dulu.

Myesa mengurungkan kalimatnya, mendengar namanya dipanggil. Ketika Myesa menoleh, perempuan itu berteriak heboh, melihat temannya yang sudah lama tidak bertemu, kedua perempuan itu heboh sendiri saling menanyakan kabar.

“Iyalah, kamu cutinya kelamaan.“ Myesa hanya terkekeh. Pandangan gadis itu lalu beralih kearah Bian. Reflek jari perempuan itu menunjuk kearah Bian dengan raut yang terkejut. “Lo masih sama Bian Mey?” Myesa tampak ragu hendak menjawab, namun akhirnya ia menganggukkan kepalanya. “ Awet banget.“ Myesa tersenyum, kemudian menatap Bian tak enak. Bian menghela nafasnya.

"Eh, gue balik ya. Long last lo sama Bian."

"Oke, makasih ya."

Perempuan itu kembali duduk, merasa tak enak. “Bian.“

“Hmmmm."

"Kamu nggak marah kan?"tanyanya tak enak.

"Terserah aja lah."Myesa menghela nafasnya. Melihat Bian yang entah kenapa tidak seperti biasa.

“Kamu deket banget ya sama cewek gendut itu?” tanya Myesa sambil menggerak-gerakkan gelas minumannya.

Pria itu mengerutkan keningnya, mencoba untuk tidak terlalu menanggapi Myesa. Sampai sini, Bian paham. Alasan Myesa yang tiba-tiba mengajaknya ke tempat seperti ini.

Triple XL OveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang