🌺Possessive Man

972 130 20
                                    

ChanRene!
Jangan lupa Vote & Comment yah

Happy Reading :)

Previously >>

Joohyun tertegun di depan pantulan cermin menatap hasil positif yang ditunjukkan oleh test pack di genggamannya. Ia menggunakan kedua test pack pemberian Yoona untuk memastikan, dan kedua-duanya menunjukkan hasil yang sama. Dua garis merah.

Chanyeol berdiri di ambang pintu kamar mandi yang tak terkunci. Refleksi tubuh tinggi pria itu turut hadir mengisi cermin. Dia menyadari kemana arah Joohyun memandang dan benda apa yang dipegang oleh sang istri.

Itu adalah dua buah test pack yang kedua-duanya menunjukkan garis merah yang sama.

Chanyeol membeku dalam kebisuan. Tangannya terkepal erat tatkala sekelebat masa lalu menyerang memori. Pria itu menggeleng samar, penuh sirat penolakan, gurat kalut dan ketakutan. Joohyun menatap sang suami dengan sorot terluka.

Hancur rencananya untuk menyembunyikan kehamilan ini.

>>

Mansion mewah yang termasuk dalam kawasan elit Kota Seoul itu tampak damai dan asri, semakin membuat keheningan mendominasi ruang kamar tidur utama dimana sepasang anak manusia hanya terdiam dalam jalan pikiran masing-masing.

Adalah Park Chanyeol yang berdiri kaku dengan kedua tangan terlipat menghadap kaca jendela di sisi tempat tidur dengan Bae Joohyun yang terduduk di pinggir ranjang. Joohyun melirik sekilas pada siluet sang suami yang memandang lurus dengan rahang menegas. Tentu bukan taman mawar dengan danau kecil yang menjadi objek pandangannya. Lelaki Park itu seperti tengah menahan diri untuk mengeluarkan bom dari dalam kepalanya. Auranya penuh dengan kesan intimidatif, dingin serta kaku yang membekukan.

"Bagaimana kau bisa hamil?"

Joohyun tersentak dengan bariton yang tiba-tiba terperangkap dalam gendang telinga.

"Ne?" Kepalanya terangkat dari posisi menunduknya barusan, demi menangkap wajah Park Chanyeol. Lelaki kaku itu belum juga beranjak dari berdirinya.

Joohyun hampir membuka mulut bersamaan dengan pemikiran yang terlintas di kepala. Sebelum logikanya beradu dengan kebingungan. Bukankah seharusnya dirinya yang bertanya bagaimana bisa dirinya hamil? Mereka sudah melakukan itu bukan? Dan Joohyun tidak pernah menolak apapun yang dilakukan Chanyeol sebagai suami, termasuk melakukan hubungan seks yang normal dilakukan suami istri. Jika dirinya hamil bukankah seharusnya dirinya yang perlu bertanya dengan Chanyeol?

Joohyun memang seorang wanita lugu namun bukan berarti dirinya bodoh tidak mengetahui penyebab adanya benih darah dagingnya yang saat ini tengah ia kandung.

Park Chanyeol meliriknya melalui ekor mata setelah beberapa detik berselang tanpa jawaban, menyebabkan Joohyun terkesiap atas kediamannya.

"A-aku tidak tahu. Kita sudah melakukannya dan hampir setiap malam saat itu. Jadi..jadi.. tentu saja aku bisa hamil."

Kentara bernada tergugu. Bola matanya bergerak liar mencari pelarian dengan memandang marmer. Perasaannya seketika bercampur aduk. Aura dingin seorang Park Chanyeol membuat rasa segan itu kembali menyeruak. Joohyun sulit memahami sikap sang suaminya ini. Rasa kecewa kian terasa menyelimutinya. Kesan hangat yang baru saja dicecapnya kemarin seolah hilang lenyap tak berbekas.

Pria jangkungnya kini berbalik, mengubah posisi memandang intens sosok Joohyun yang menunduk meremat jemari tangan. Suara helaan nafas seakan putus asa dan tak sabaran terdengar dari seorang Park.

𝗦𝗵𝗼𝗿𝘁 𝗖𝗮𝗸𝗲 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang