[27] God of Death

568 80 21
                                    

Sosok tinggi menyeringai senang ketika aroma kematian favoritnya menguar kuat malam ini menandakan pesta tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sosok tinggi menyeringai senang ketika aroma kematian favoritnya menguar kuat malam ini menandakan pesta tiba. Ia bangkit dari singgasana dingin menanggalkan jubah gothic dengan kesan kuno yang semakin hari semakin ia benci.

Wajah itu tersingkap dari penerangan samar dua buah obor yang menyala api kemerahan. Tidak lebih muda dari warna surai yang jauh lebih lembut. Tapi berlawanan dengan kedua obsidian heterokrom berbeda warna.

"Seo" Pintanya pada sosok lain yang muncul dari kegelapan.

"Lord Park." Tunduknya menyerahkan jaket kulit mewah
nan mahal.

Lord Park menyambar jaketnya bersamaan dengan refleksi tubuh yang muncul dari yang ia pikirkan. Cermin memantulkan tubuh tinggi yang mengepas dengan jaket kulit dan celana hitam mengetat, lengkap dengan boot menunjang penampilan yang dapat dikatakan metal.

Sebagai Dewa Kematian, Park Chanyeol memang menggemari style yang dikenakan manusia. Apalagi style seperti ini yang menurutnya keren. Di waktu tertentu terkadang sang dewa menambahkan aksesoris kecil berupa cincin, gelang menghiasi lengan maupun choker melingkari lehernya. Tapi malam ini pilihannya jauh lebih simple, hanya sarung tangan yang itupun dikenakanannya hanya untuk melapisi tangan kanan.

Seo tersenyum di belakang penuh puja.

"Kita bersenang-senang malam ini Seo"

Selesai dengan penampilan, cermin refleksi tubuhnya menghilang bagai asap memberi jalan Lord Park menuruni anak-anak tangga yang gelap.

Lord Park menyeringai dengan siul penanda kematian, obsidian heterokromnya berkilat, derapnya melangkah pelan menuju dunia manusia sambil memainkan pistol ditangan yang terbalut sarung tangan kulit.

-
-

"Go Jang Cheol-ssi , 60 tahun, 23:08 waktu Korea, sudah waktumu ke neraka"

"Tidak! Tidakk aku tidak mau mati!"

Seorang pria paruh baya bergetar dibalik kemudi. Menepikan mobilnya asal terhenti menabrak pepohonan , melompat dari sana, berlari menjauh dari sosok setan apapun yang ia pikirkan.

Sementara sang dewa kematian tertawa keras menyaksikan manusia paruh baya itu berlarian menembus kerumunan orang-orang sembari meneriakkan pertolongan.

Pecuma saja.
Chanyeol mendengus kasar meninggalkan mobil beserta sesosok raga yang sudah meregang nyawa disana.

Tapi, seorang arwah berlumur dosa tidak boleh dibiarkan berkeliaran di dunia manusia. Itulah mengapa tugas sang dewa kematian menjadi lebih menyenangkan. Lord Chanyeol menyeringai dengan pistol yang tak sabar ia tarik pelatuknya.

"Go Jang Cheol-ssi percuma saja kau berteriak sampai suaramu habis"

Sosok dewa kematian benar-benar seperti hantu yang muncul entah darimana.

𝗦𝗵𝗼𝗿𝘁 𝗖𝗮𝗸𝗲 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang