Prince of Phoenix

456 62 10
                                    

Ada yg masih ingat sama cerita ini? Baca disebelumnya ya
Happy Reading~
-
-
-
-
-
-
Pangeran Chanyeol melemparkan pedangnya ke sembarang arah. Tiga purnama berlalu sejak ia menerima didikan dan latihan yang sama seperti ini untuk meningkatkan keahliannya. Ketika jenuh mulai menyelimuti dan yang ada hanya nafas terengah, dada bidang sang pangeran yang naik turun menandakan kelelahan. Ditengah bukaan lapang, area khusus istana, Park Yunho mendekat dengan seringai remeh.

"Hanya sampai disini?"
Ucap Yunho memastikan. Jenderal perang yang tak lain adalah sang paman dari Pangeran Chanyeol sendiri.

"Aku lelah paman. Biarkan aku keluar untuk mencari udara segar."
Tanpa banyak bicara, pangeran tampan itu menyudahi latihan secara sepihak. Padahal matahari belum mencapai puncaknya, dan pertarungan diantara keduanya sedang berada pada titik yang paling seru. Pangeran pewaris takhta Phoenix itu mendapat beberapa luka dilengannya dan kedua telapak tangannya yang terlatih menggunakan pedang semakin terasa kasar dari hari ke hari.

"Hmm baiklah aku mengizinkanmu. Seperti biasa. Tapi ingat Prince of Phoenix, ini baru permulaan. Jangan lupakan kekuatan inti yang harus kau kuasai"

"Dan tujuan lain yang hendak kau capai juga, mungkin"
Jenderal Yunho kembali menambahkan diiringi sorot penuh arti.
Hal itu berhasil membuat aktivitas sang Pangeran yang tengah mengenakan jubah hitam melapisi pakaian kebesarannya sedikit teralihkan. Mendadak kaku sejenak dan gesturnya berubah untuk menatap sang paman yang berdiri dibelakang.

Jenderal Yunho menahan tawanya untuk itu. Tangan-tangannya telah turut andil mendidik Chanyeol sejak pangeran itu masih berusia belia. Wajar jika sejauh ini hanya jenuh yang dirasakan sang pangeran. Yunho dapat memaklumi, didikan istana yang ketat dan keras telah dilalui Pangeran Park dihadapannya ini. Oleh karena itu sesekali Yunho menyelinginya dengan gurauan kecil, berniat mengembalikan sisi keceriaan Pangeran Chanyeol yang sejatinya adalah watak aslinya ketika masih seorang pangeran muda. Meskipun sekarang usianya masih dapat dikategorikan usia remaja, tetapi sepertinya waktu juga yang mengubah sikap tegas Sang Pangeran mendominasi.
Yunho sedikit menyesali hal ini. Mendiang sang kakak menitipkan satu-satunya pewaris Phoenix kepadanya bersama Ratu.
Ada setitik kehilangan ketika Pangeran Chanyeol lebih memilih menunjukkan sisi dirinya yang serius.
Terlebih lagi ada satu hal yang disadari oleh Yunho. Selalu saja ia merasakan sesuatu yang tampaknya mengusik sang pangeran yang berdiri bahkan kini jauh melebihi tubuh tingginya selama berlatih. Yunho tidak bodoh untuk menyadari hal itu.

Kuda khusus milik sang pangeran memasuki area latihan. Tunggangan gagah itu meringkik senang saat dipertemukan dengan tuannya. Tanpa butuh waktu lama tubuh tegap Chanyeol sudah berada diatas punggung kuda kesayangannya. Tak lupa ia mengenakan tudung kepalanya. Seperti biasa, ia tidak menginginkan pengawalan apapun dalam kondisi seperti ini.

"Berhati-hatilah pangeran. Selamat menikmati waktu luangmu"

Chanyeol menanggapinya dengan satu anggukan dan jejeran pengawal memberikan penghormatan padanya. Yunho tersenyum memperhatikan punggung kokoh yang semakin menjauh memacu kudanya.

"Dia benar-benar terlihat seperti anak muda pada umumnya"

Yunho bergumam dan tersenyum kecil mengingat raut wajah sang pangeran yang jauh lebih sumringah tadi.

                                     ㅡ으으ㅡ
"Bagaimana perkembangan kemampuannya?"

"Pangeran Chanyeol telah jauh berkembang dari sebelumnya. Saya rasa semua ini sudah terlampau dari cukup."

Sang Ratu tersenyum tipis.

"Berikan dia waktu 45 hari lagi untuk menyempurnakan pengendaliannya."

"Baik Yang Mulia."

"Dimana Pangeran sekarang?"

Ganti Yunho yang tak dapat menyembunyikan senyum mendengar pertanyaan itu.

"Pangeran sedang berjalan keluar dan beristirahat sejenak bersama kudanya."

Kening sang Ratu sedikit menunjukkan kerut tanya ketika kebiasaan tersebut telah berlangsung terus menerus.

"Anak itu."
-
-
-
-

Putri Irene terkejut saat acara mandinya terganggu dan kedua pelayan yang menemaninya turut memberikan sorot cemas saat mendengar suara keributan dibalik dinding istana.

"Ada apa di luar sana?"

Putri Irene yang masih berendam di kolam pemandian itu merasakan kepanikan saat mendengar denting pedang beradu.

"Mereka mendapati seorang penyusup mengintip Tuan Putri selama ini. Beruntunglah sepertinya ia tertangkap dan tak akan lolos kali ini."

"Seorang penyusup?"

"Ya, Tuan Putri. Apa selama ini Yang Mulia tidak merasakan apapun ketika sedang berendam?"

Salah seorang pelayan menatap Putri Irene dengan sorot khawatir, sadar bahwa selama ini Putri Irene sering meminta untuk berendam dan mandi seorang diri. Karena memang waktu seperti itu akan terasa lebih menenangkan tanpa gangguan dari siapapun. Tetapi bukankah hal itu amat berbahaya jika ternyata seseorang mengintip kegiatan Sang Putri setiap ia mandi selama ini?

"A-aku tidak tau."  Putri dengan paras cantik itu menggeleng ragu. Surainya tergerai basah dan aroma wewangian menguap tidak lagi terasa menenangkan baginya.

"Mereka menangkapnya? Oh tidak! Kurasa dia adalah seorang pria! Benar-benar kurang ajar"

Kesemua pasang mata ditempat itu dikejutkan dengan dinding yang terdobrak tampak seorang pria berpakaian serba hitam terkepung oleh todongan pedang para pengawal. Tubuh tinggi itu menubruk dinding yang merupakan tempat Putri Irene mandi. Bagaimana bisa dia menemukan celah sampai ke tempat ini?

Para pelayan yang panik akan tubuh sang putri, segera menyelamatkan segala tatapan dan kulit mulus Putri Irene dari pandangan.

Sebelum sebuah kain sutera lebar melingkupinya kemudian tubuh mungil itu dibawa menuju peraduan, Putri Irene sempat menangkap tatapan dari segaris- hanya sepasang mata elang dengan sorot tajam yang terlihat pada sosok berpakaian hitam dan tertutup itu.

Tbc?

Aku gabut nih komen yuk #maksa 😅😅
Chanyeol btw pergi kemana?
Siapa yang ngintip irene mandi?

𝗦𝗵𝗼𝗿𝘁 𝗖𝗮𝗸𝗲 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang