Save Me

522 82 5
                                    

ChanRene!

Another story of  S  A   V    E      M  E

Awalnya, aku tidak mengerti apa yang di bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Awalnya, aku tidak mengerti apa yang di bicarakan.Kyungsoo dan Emma. Kedua partnerku itu sejak tadi tidak henti saling berbisik satu sama lain. Aku segera mengangkat roti dari oven dan membiarkannya dingin dan secepatnya mengalihkan fokus pada seseorang itu.

Dari balik kaca cafe, berdiri sesosok lusuh-oh maaf aku tidak seharusnya mengatakannya dengan kasar, tapi penampilannya benar-benar membuat siapapun menjadi terenyuh tak tega. Ia terlihat tidak terawat dengan hoodie kotor, dan wajah itu, rambut ikalnya memanjang menutupi dahi dan berantakan.

"Sudah 2 hari dia berdiri disitu."

Aku menoleh pada Kyungsoo, kami selalu disibukkan oleh pelanggan hampir setiap hari. Segera kuhampiri Emma yang kewalahan menerima pesanan. Dan sesosok itu masih berdiri disana, dengan pandangan sendu seolah menahan lapar, atau dia sedang menikmati harumnya roti buatan kami?

-

-

Hari ini cafe tutup lebih awal, Kyungsoo dan Emma bilang mereka akan mengunjungi kelahiran keponakan kecil mereka. Aku mempersilahkan kedua kakak beradik itu meninggalkan toko terlebih dahulu, sementara aku menyibukkan diri mengemasi roti-roti dan membersihkan meja pelanggan.

Pukul 7 malam akhirnya aku selesai dengan pekerjaanku. Kyungsoo memang mempercayakan memberi kunci duplikat cafe untukku. Aku mengganti lampu cafe dengan mode temaram dan bunyi klik pada kenop menandakan cafe telah terkunci rapat.

Srak

Aku turut terkejut karena deru nafas yang terdengar tiba-tiba dari sudut bangunan cafe. Untungnya pandanganku masih jeli untuk memastikan bahwa ada seseorang yang baru saja bangkit dari posisi meringkuknya. Sosok tinggi itu bahkan melebihi tubuhku.

Dia seorang pria berpenampilan kumuh itu, aku maju selangkah yang justru ia respon dengan gerakan waspada. Aku tahu dia seperti ketakutan hendak diusir, tubuhnya tergopoh mundur kebelakang. Ia menunduk.

"hei, apa yang kau lakukan disini?"

Bodoh kau Irene gumamku pelan. Apakah dia ini gelandangan? Pikirku lagi. Kembali kuhela nafas pendek, segera kuraih ujung hoodie lusuhnya.

"Ayo ikut aku, kau pasti lapar dan belum makan."

Aku menoleh saat pria lusuh ini tetap diam di tempatnya, wajahnya tampak pucat dan kotor bahkan kedua belah bibirnya mengering, ku telusuri sampai ujung kaki. Aku menahan nafas, ia bahkan tidak mengenakan alas kaki pada kedua telapaknya yang tampak kotor.

-

-

Pada akhirnya aku berhasil membawa pria ini sampai di apartemenku. Aku sempat mampir ke mini market untuk membelikannya sepasang sandal. Karena aku tidak tega membayangkan kakinya merasakan aspal panas dan mengoleksi lebih banyak luka lecet dan kotor yang teramat itu lagi.

𝗦𝗵𝗼𝗿𝘁 𝗖𝗮𝗸𝗲 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang