ChanRene !
Kumpulan cerita pendek ChanRene satu kali gigitan 🍰
Highest rank in Short Story and ChanRene
#1 in ChanRene 28/9/18
#3 in ChanRene 13/7/19
Start Update : 3/12/2017
Finish : 23/11/2019
-Mereka terbagi tiga ; Orang Alexandria yang bermata sebiru lautan, orang Orion dengan mata hijau zambrud, dan orang Ailos dengan mata semerah darah.
Dalam tidur, aku melihat pemuda itu meniup seruling berukir naga miliknya. Satu tiupannya berisikan buaian. Keindahannya melebihi harpa. Sepenuh hati sampai kelopak mata beriris merah itu terbuka, aku tahu dia seorang Ailos-
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene adalah satu-satunya wanita dengan kuda tunggangannya yang menembus kegelapan hutan, memecah belantara dengan derap si putih. Ya, Si Putih. Irene tidak memiliki ide untuk menamai kuda bersurai putih bersih tunggangannya dengan nama lain.
Gadis itu memacu tali kekangnya, menyebabkan kibasan ujung jubah biru donkernya tersibak angin. Kerapatan pohon dan dahan-dahannya yang semakin solid menandakan telah memasuki bagian hutan terdalam. Tidak ada setitikpun ketakutan terbesit yang tercermin dari iris sebiru lautan miliknya.
Jarak perjalanan antara Alexandria menuju Orion yang ditempuhnya membuat Irene berpacu dengan waktu. Ia memperkirakan untuk tiba sebelum matahari sore tergelincir sesuai perintah Sang Raja.
Tapi, itu adalah rencana sebelum kesialan menimpa dirinya. Irene samasekali tidak khawatir mengenai rute perjalanan. Gadis pembawa pesan itu bahkan sudah hapal seluk beluk seluruh hutan ini beserta seisinya. Karena itu, tanpa ragu Irene mengatakan untuk sampai di Orion sebelum matahari sore tergelincir. Namun, ternyata kuda bersurai putih itulah letak yang menjadikan sebuah masalah untuknya. Seketika gagasannya muncul untuk menyumpah, tidak lagi menamainya dengan sebutan 'Si Putih'.
Kuda mana yang begitu dungu melarikan diri tanpa sebab dan melemparkan penunggangnya terpuruk hampir terjerembab ke dasar jurang?
Setelah sempat bangkit dengan kondisi menyedihkan-jubah yang robek di beberapa sisi, surai kecoklatan kusut dan luka gores di dahi-gadis itu menguatkan tekadnya kembali. Apa boleh buat, tugasnya harus terlaksana. Meski tanpa tunggangan serta bekal. Irene hanya perlu berjalan beberapa kilometer lagi untuk mencapai bukaan di ujung hutan ini. Semoga saja di sana ia menemukan tempat penyewaan kuda.
Harapan itu sempat memunculkan asa dibenaknya tatkala terdengar suara tak asing dari derap langkah kuda yang melaju kencang. Pikirnya mungkin saja Si Putih membawa langkahnya kembali pada sang pemilik. Namun, ternyata hanya harapan belaka. Sesosok kuda hitam dengan sang penunggang membuat Irene tersadar akan ancaman bahaya. Gadis itu sudah bersiap menarik pedangnya yang tersembunyi di balik jubah.