[18] Prince of Phoenix

801 94 9
                                    

-

-

Hai , aku kembali dengan cerita lain setelah Ailos Eyes, permintaan bumil hihi

maaf yang Ailos Eyes gabisa aku lanjutin karena memang cuma segitu ceritanya hehe, sebagai gantinya aku bawa cerita yang bernuansa sama. Enjoy !

-

-

-

Sebagai putra tunggal pewaris takhta kerajaan Phoenix, Pangeran Chanyeol banyak mengikuti kunjungan antar kerajaan mendampingi ratu Phoenix, ibundanya. Pangeran tampan itu mengangguk patuh dengan satu kaki bersimpuh dihadapan singgasana sang ratu ketika ia dipanggil menghadap untuk perjalanan esok hari.

Sosok penuh wibawanya tampak tenang dan berkharisma saat mengangkat kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok penuh wibawanya tampak tenang dan berkharisma saat mengangkat kepala. Garis-garis ketampanannya mewarisi mendiang sang ayah, dengan tatapan tajam yang ia dapatkan dari sang ibu.

Pangeran Chanyeol bukanlah sosok yang banyak bicara, ia telah melewati didikan keras istana bahkan kedua tangannya terasa kasar karena terlatih menggunakan pedang sejak usia dua tahun.

Penguasa Phoenix sejak satu dekade terakhir ini memanglah hanya seorang wanita, sosok anggun dan mematikan yang tega memberikan didikan keras untuk kebaikan anak kandungnya sendiri.

-

-

Pangeran Chanyeol hanya nimbrung sejenak saat acara jamuan meminum anggur antara penguasa kerajaan Phoenix dengan raja dari Lunar. Dia turut berbincang ringan dengan kedua penguasa dan para menteri disana. Pangeran Chanyeol juga tidak menolak saat tiba akan diperkenalkan dengan ketiga putri kerajaan Lunar.

Yang sangat mencuri perhatian adalah ketika kedatangan putri bungsu, satu-satunya yang dapat hadir dalam jamuan kedua kerajaan berlangsung. Tanpa sadar tatapan Pangeran Chanyeol tidak henti berpaling semenjak sosok mungil itu diumumkan memasuki ruangan.

"Bagaimana kabarmu Putri Irene?" Chanyeol tersentak, itu suara tegas ibundanya. Buru-buru pangeran tampan itu beralih untuk bersikap biasa. Tetapi ia tidak yakin, sorot tajam sang ibunda terus meliriknya sejak tadi.

Putri Irene memberikan salam penghormatan. Kecantikan dari putri bungsu penguasa Lunar itu memang bukan hanya bualan semata. Pangeran Chanyeol merasakannya, bagaimana kedip kekaguman yang hampir ditunjukkan setiap pasang di ruangan ini. 

Sedikit kekecewaan terbit saat waktu berlalu begitu saja dan Putri Irene diharuskan meninggalkan ruangan mengikuti protokol.

Seperti memahami gerak-gerik putra tunggal dari kerajaan bersimbol burung api yang gelisah sepeninggal putri bungsunya, penguasa Lunar pada akhirnya angkat bicara dengan menyimpan sebuah senyum misterius.

"Sudah lama tidak bertemu denganmu Pangeran Chanyeol. Barangkali kau merindukan letak dan suasana kerajaanku ini. Pergilah untuk melihat-lihat sejenak. Aku mempersilahkanmu untuk itu."

𝗦𝗵𝗼𝗿𝘁 𝗖𝗮𝗸𝗲 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang