0.2 | aldebaran

7.5K 491 718
                                    

0.2
Jev, si Lala bukan
anak lo ish,

Siang ini kelas Jevan sudah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini kelas Jevan sudah selesai. Kantuknya seketika itu juga hilang. Dirinya bangkit dari kursi dan melangkahkan kakinya keluar. Berjalan di koridor seraya merogoh saku jaket hitamnya dan mengeluarkan ponsel. Notifikasi dari Ramira yang pertama Jevan buka.

Jevan menarik kedua sudut bibirnya sedikit saat membaca balasan dari Ramira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevan menarik kedua sudut bibirnya sedikit saat membaca balasan dari Ramira. Di hari Selasa ini Ramira tidak ada kelas sama sekali, pasti dirinya sedang berada di tempat tidur. Bermalas-malasan. Atau juga sedang mencari judul untuk seminar proposalnya dan berlanjut ke yang lain. Jevan malah yang selalu mengingatkan Ramira untuk menyelesaikan itu, membantunya juga walaupun kadang ya Jevan akan pusing sendiri.

Lebih baik dipersiapkan dari awal-awal, 'kan?

Lalu, Jevan mulai membalas pesan dari bandmates-nya itu. Abra—anak teknik semester dua, bagian gitar mengiriminya chat untuk berkumpul dengan teman-temannya di kantin bawah. Jevan menolak. Sean—anak arsi semester dua juga, bagian drum, menanyakan apakah Jevan ada di kampus atau tidak, Jevan menjawab tidak. Pasti akan ada yang iya-iya. Sean akan menyuruhnya ini-itu. Pasti. Dan terakhir Akthar—sama seperti Jevan namun dirinya sudah semester tiga, bagian vokal dan juga bass. Dan Akthar hanya mengiriminya kata 'ok' untuk pesan Jevan dua hari yang lalu.

Explode. Itu nama band mereka. Band pop-rock yang sudah terbentuk saat Jevan masih menduduki Sekolah Menengah Atas. Sering muncul diberbagai event atau pensi sekolah hingga sekarang.

"Alterio!"

Mendengar namanya dipanggil, Jevan mendengus. Siapa lagi yang memanggilnya dengan sebutan itu jika bukan, "Kak Aludra, Hai." Dipaksakannya senyumnya terlihat. Dan Jevan duduk di sebelah gadis itu—tadinya Jevan berniat untuk langsung masuk ke dalam mobilnya jika saja Aludra tidak duduk di belakang mobilnya persis. Iya, Jevan sudah berada di pelataran parkir. Duduk di bawah pohon besar dan tinggi, menghalau sinar matahari yang sedang terik-teriknya.

4.1 | starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang