—0.20
Jev, lo pernah nggak sih ngerasa benci sama apa
yang orang lain lakuin, tapi lo sendiri
malah ngelakuin hal itu?Aneh.
Aneh.
Aneh banget.
Kenapa juga Rara harus menangis?
Itu yang Jevan pikirkan setelah tahu—dari Bila, bahwa Ramira menangis di hari ulang tahunnya semalam. Jevan jelas saja bingung. Ramira kenapa ya? Ramira juga tidak membalas chat maupun mengangkat telponnya. Membuat Jevan bertanya-tanya. Pergi ke apartnya pun Jevan tidak diperbolehkan.
"Mending lo nggak usah nemuin Ramira dulu, Jev." Itu kata Bila ketika Jevan bertemu dengannya di depan gedung apart Ramira.
Jevan yang mendengar itu langsung mengernyit. "Kenapa gue nggak boleh nemuin dia? Kak Bila, kalo dia lagi ngerasa nggak baik-baik aja mending gue temenin." Justru itu yang paling benar untuk dilakukan di saat keadaan yang memungkinkan Ramira akan merasa sendirian.
"Dia nggak baik-baik aja kalo ada lo."
Perkataan Bila semakin membuat Jevan bingung. Namun, perlahan-lahan dirinya mencoba mengerti. Jevan mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. Ramira tidak ingin dirinya menemuinya. Tentu saja jawabannya mengarah ke arah sana. Jevan mengerjap.
"Kak Bila, lo bisa kasih tau gue kenapa Rara malah nangis semalem?" Masih belum begitu yakin, Jevan bertanya lagi.
Bila di depannya terlihat begitu kesal. "Jevan, astaga! Lo ninggalin dia semalem. Sekarang mending lo pulang terus istirahat. Jangan ganggu Ramira dulu."
Sekarang justru Jevan ingin tertawa mendengar jawaban Bila. Aneh. Jevan melihat Bila yang menjauhinya dan sosok Bila pun hilang dimakan jarak. Jevan berbalik. Masuk ke dalam mobilnya lagi. Ah ya, semalam itu Jevan ketakutan setengah mati. Tidak bisa berpikiran lurus. Langsung mengambil keputusan untuk menemui Aludra yang sama takutnya dengan dirinya.
Kenapa Rara harus menangis?
Jevan ingin tahu. Tidak ingin menerka-nerka sendiri. Karena ketika jawabannya berbanding balik dengan kenyataan pasti rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Semakin dalam. Jadi, kenapa?
"Lo kenapa?"
Tubuh Aludra menggigil. Bergetar hebat. Pakaiannya basah. Jevan buru-buru menarik pergelangan tangan gadis itu. Memakaikan jaket yang selalu ada di kursi belakang ke badan Aludra saat mereka sudah berada di dalam mobil. Yang ada di pikiran Jevan; bawa Alura ke apartnya sekarang juga. Dan Jevan mengendarai mobilnya secepat yang ia bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
4.1 | star
Romance「 follow dulu sebelum baca 」 ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ❝You are the shooting star that I always d r e a m of.❞ Bagaimana jika aku menceritakannya begini; Kita, sepasang bayang yang tak pernah berjauhan. Lalu terhapus oleh gelapnya kabut yang data...