0.31 | regor a

946 34 25
                                    

0.31
Ra, gue mau ada di samping lo
pas lo ngerasa nggak baik-baik aja

31Ra, gue mau ada di samping lopas lo ngerasa nggak baik-baik aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mi, aku berangkat ya!"

Jevan agak berteriak. Posisinya berada di depan pintu masuk rumahnya dan Gigi mengatakan, "Hati-hati. Jangan ngebut!" Dengan tak kalah berteriaknya dari dalam rumah.

Sambil memakai jaket jeansnya, Jevan membuka pintu mobil. Tangannya lalu mengambil lolipop rasa stoberi di saku jaketnya itu setelah dirinya sudah duduk di kursi kemudi. Rokoknya habis, Abra mengambil satu-satu yang tersisa tadi saat mereka nongkrong di belakang kampus. Jarinya kini mengetikkan pesan singkat ke Ramira. Tujuan utama mengapa setelah pulang dari kampus, Jevan langsung pergi lagi.

 Tujuan utama mengapa setelah pulang dari kampus, Jevan langsung pergi lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebentar. Jevan men-scroll layar ponselnya. Mungkin ia lupa bahwa Ramira sudah memberitahukan ke mana seharian ini dia pergi. Ah, iya Ramira bilang dia mau me time. Jevan mengetik balasan, meminta Ramira untuk mengirimkan lokasinya. Setelah dapat, Jevan langsung mengendarai mobilnya itu.

Terlintas kejadian semalam saat Ramira menerima telepon dari Bundanya dan raut wajah Ramira tidak seperti biasanya—tersenyum senang ketika Bundanya itu menelpon, kemarin beda. Jevan belum menanyakan apa Ramira sudah baik-baik saja. Akan Jevan lakukan nanti.

Lalu, pikiran Jevan tanpa diminta beralih ke yang lain. Seperti benang kusut yang mengharuskan dirinya untuk membuatnya rapi kembali. Dan Jevan malah takut. Padahal ia sudah tahu akan seperti apa nantinya. Akan seperti apa ke depannya.

Tetapi, memang satu yang pasti; semuanya sama.

"Lama nggak nunggu gue nya?"

Itu suara Ramira. Jevan tentu saja menggeleng. Mengangkat kepalanya itu yang tadinya ia letakkan di kemudi. Membenarkan kaca mata hitamnya juga dan langsung membawa mobilnya menjauh dari stasiun. Lolipopnya masih belum habis.

"Aneh. Sejak kapan lo suka bunga?" tanya Jevan sambil mengernyit dan melihat ke arah Ramira yang dari awal masuk ke dalam mobilnya sudah memeluk sebuket bunga mawar berwarna putih itu. Kelihatan senang luar biasa, dan itu bagus.

4.1 | starTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang