—0.27
Ra, kita nggak bisa kehilangan sesuatu yang emang bukan milik kita, 'kan ya?"Jalannya santai aja dong, Jev."
Ramira berhenti berjalan. Di depan sana ada tanjakan yang harus mereka lalui untuk sampai ke rumah Ramira. Jevan mengulurkan tangan kanannya yang langsung disambut oleh Ramira dengan senyuman lebar di wajah gadis itu. Mereka bergenggaman tangan, berjalan bersisian menaiki tangga satu per satu.
Mereka berdua sudah berada di Bandung. Naik kereta seperti yang Jevan mau. Lalu, mampir ke toko kue kesukaan Bunda. Om Dana masih sibuk dinas di luar kota.
Matahari di atas sana sedang terik-teriknya. Untung saja Ramira telah melindungi kepalanya dengan jaket denim Jevan yang laki-laki itu berikan tepat saat mereka keluar dari toko kue yang tak jauh dari rumah Ramira tersebut.
Sinar sang surya dihalau oleh dedaunan di pohon-pohon yang menjulang tinggi di sepanjang jalan yang sekarang mereka lewati. Ramira bisa mengeluarkan napas leganya dan mulai dapat merasakan desiran halus dari embusan angin yang mengenai wajahnya itu. Kemudian, Ramira mendongak. Melihat ke arah Jevan yang berada di sampingnya. "Senyum!" katanya tiba-tiba sambil menarik rahang Jevan pelan untuk melihat ke arahnya juga.
Jevan menunduk sedikit dan memperlihatkan senyumannya yang lebar seperti yang Ramira minta. Lalu, menjauhkan tangan Ramira dari wajahnya yang ia genggam kembali. Mengayunkan tangan mereka ke depan dan ke belakang dengan gerakan lambat. Ramira hanya mengikuti saja gerakan tangan Jevan itu.
Tawa Ramira masih saja terdengar. Mengulang lagi senyum lebar Jevan beberapa menit lalu yang terlihat lucu di matanya. Sedangkan Jevan malah tampak agak cemberut. "Coba aja tadi kita ajak Lala," ujar Jevan masih dengan raut wajah yang terlihat sedih. Padahal belum sampai satu hari tetapi, Jevan kangen Lala. Sebelum pergi, Jevan sudah memberikan Lala makan dan bermain sebentar dengan kucing putih itu ketika Ramira sedang bersiap-siap.
"Jadi, dari tadi lo mikirin itu?"
Merepons pertanyaan Ramira, Jevan hanya mengangguk.
Ramira mendengus. "Lala aman sama Bila dibanding lo bawa dia jalan-jalan jauh begini."
"Lagi ngapain ya dia sekarang."
"Nanti gue chat Bila atau enggak gue VC deh biar lo bisa liat Lala."
Kali ini, senyum Jevan terlihat lagi tetapi tidak sama dengan beberapa menit lalu yang terlihat seperti dibuat-buat. "Bunda pasti kangen banget sama gue." Jevan membuka suaranya lagi, kali ini dengan topik baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
4.1 | star
Romance「 follow dulu sebelum baca 」 ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ❝You are the shooting star that I always d r e a m of.❞ Bagaimana jika aku menceritakannya begini; Kita, sepasang bayang yang tak pernah berjauhan. Lalu terhapus oleh gelapnya kabut yang data...