— 0.6
Jev, jangan diulangin lagi pokoknya!"Jevan, udah jam berapa ini?"
"Jev, bangun dong."
"Jev, kamu kuliah kan hari ini?"
"Hape kamu bunyi terus nih."
"Rara nelpon kamu berkali-kali, kayaknya penting."
"Jev, Mami itung sampe tiga ya!"
Mendengar itu, baru lah Jevan membuka kedua matanya. "Iya-iya ini aku bangun." Dan mengubah posisinya ke arah kiri. Mengusap matanya juga berkali-kali. Dirinya baru tidur tiga jam. Dan sekarang sudah pukul enam pagi.
Gigi masih terus memunguti pakaian-pakaian Jevan yang berada di lantai, di tepi tempat tidurnya juga. Padahal sudah disediakan tempat untuk menaruh semua pakaian kotor di sudut kamar. Gigi membuka gorden abu-abu yang menutupi jendela besar di depannya. Membiarkan sinar matahari masuk dan mengusik Jevan yang belum ingin beranjak. "Mau tidur lagi, Jev?" Suara Gigi masih terdengar normal.
Tengah malam Gigi baru saja sampai di rumah. Telah menyelesaikan pekerjaan yang mengharuskan dirinya ke luar kota. Dan pagi-pagi sekali Gigi sudah membuatkan sarapan, bersiap-siap untuk pergi bekerja kembali. Sudah rapi dengan penampilannya juga. Gigi selalu ingat jadwal kuliah Jevan—anak laki-laki satu-satunya, maka saat Gigi belum mendapati Jevan di meja makan padahal Jevan ada kelas pagi, Gigi langsung pergi ke kamar putranya yang ternyata masih tertidur itu.
"Kamu masih mau nge-band, Jev?"
Oke, Jevan yang mendengar pertanyaan itu langsung cepat-cepat mengubah posisinya ke arah Maminya yang sedang bersedekap dada. Mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum Jevan bangkit. Duduk di pinggir tempat tidur. "Sori. Aku ngantuk banget. Baru pulang main di tempat Edo jam tiga pagi." Ekspresinya dibuat memelas.
Gigi menghela napas pelan, dan berjalan mendekat ke arah Jevan. Memeluk anaknya itu. Mengusap belakang kepala Jevan berkali-kali. "Nggak ada yang macem-macem kan selain itu?" Dan mencium puncak kepala Jevan. Menyalurkan rasa rindunya.
"Enggak."
"Kalo tau kamu ada kelas pagi seharusnya kamu gak main sampe pagi juga dong. Belajar ngatur waktu buat diri kamu sendiri, Jev."
Kepala Jevan menggangguk dua kali. Hanya itu. Di pelukan Gigi, Jevan memejamkan matanya kembali.
"Mami bakalan telat nih, tapi Mami masih mau peluk kamu. Gimana dong?" Beberapa saat kemudian, suara Gigi terdengar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
4.1 | star
Romance「 follow dulu sebelum baca 」 ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ❝You are the shooting star that I always d r e a m of.❞ Bagaimana jika aku menceritakannya begini; Kita, sepasang bayang yang tak pernah berjauhan. Lalu terhapus oleh gelapnya kabut yang data...