—0.26
Jev, kalo bisa gue mau tau
apa yang lagi lo rasain. Apa yang lo lagi pikirin.Ramira berniat untuk langsung keluar dari mobil. Tetapi ketika ia merasakan ponselnya berdering—menandakan ada chat yang masuk, Ramira urungkan niatnya itu. Mengambil ponselnya yang berada di saku jaket.
Dan Ramira menahan senyumnya seketika itu juga saat ia tahu siapa yang mengirimkannya pesan singkat.
Itu dari Jevan.
Ah gemes banget. Lucu banget. Mirip Lala juga. Itu yang langsung berada di pikiran Ramira. Senyumannya terlihat semakin melebar. Ia pandangi foto kitten yang Jevan kirimkan agak lama.
Kemudian, Ramira menolehkan kepalanya ke sebelahnya. "Kan gue ada di samping lo, Jevan." Perkataannya membuat Jevan juga melihat ke arahnya balik. "Ngapain pake chat segala," lanjutnya. Senyuman Ramira belum hilang.
Jevan ikut memperlihatkan senyumannya juga.
Yep. Mereka berdua sedang berada di dalam mobil Jevan yang Ramira kendarai untuk menjemput Jevan di bandara. Dan sebelum pergi ke tempat lain, mereka menyempatkan untuk makan siang di resto cepat saji. Dan di sini lah mereka, pelataran parkir bersiap untuk masuk ke dalam resto tersebut.
"Lucu banget ya?"
Diberi pertanyaan seperti itu, tentu saja kepala Ramira mengangguk. Kitten-nya benar-benar lucu.
Jevan membawa tangan kanannya untuk menyisir rambutnya yang jatuh ke dahi. Mengetukkan jari-jarinya pada kemudi, mengembuskan napas pelan. "Lo nggak marah?" tanyanya. Akhirnya. Apa yang ia ingin utarakan keluar juga. Sama seperti pertanyaan Aludra beberapa saat lalu. Bedanya, kini Jevan yang bertanya pada Ramira.
Respons Ramira dari pertanyaan Jevan hanyalah gelengan kepala.
Melihat itu, Jevan manggut-manggut. Menarik sedikit kedua sudut bibirnya ke atas. Tersenyum tipis.
Cara yang paling ampuh untuk mengetahui apa yang Jevan pertanyakan. Anehnya, Jevan yang sudah melakukannya berkali-kali namun belum juga mempercayai jawaban dari pertanyaannya sendiri. Jevan masih bisa berharap kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
4.1 | star
Romance「 follow dulu sebelum baca 」 ▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀▀ ❝You are the shooting star that I always d r e a m of.❞ Bagaimana jika aku menceritakannya begini; Kita, sepasang bayang yang tak pernah berjauhan. Lalu terhapus oleh gelapnya kabut yang data...