Menunggu - 13

11.7K 1.1K 124
                                    

Yorobhuunnnn
Diriku mau bertanya hihi
Wajib jawab ya, komen

Apakah kalian masih bingung dengan alur cerita ini?

Kalo ya, kenapa? Beri alasan.

Anjir kaya soal aja. G. Gua cuma mau tau aja apa banyak yg masih bingung atau ngga, gapake alasan jg gapapa hehehe.









Adakah yg bingung suaminya yg mana?

Adakah yg bingung suaminya yg mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Hari ini rasanya aku senang sekali. Entah apa alasannya, rasanya aku ingin sekali cepat sampai di sekolah. Aku ingin segera melaksanakan ulangan harian matematika yang bahkan selama ini aku membencinya.

Aku membayangkan setelah KBM selesai, aku sedang membereskan barangku lalu kak Mark datang. Kemudian dia mengulurkan tangannya padaku, mengajakku ke mobilnya, lalu..

Eh?

Kenapa aku jadi membayangkan kak Mark?

"Kenapa neng sungar-sengir wae (senyam senyum mulu)?" Kata mamah yang langsung membuyarkan lamunanku.

Mamah dihadapanku, sedang menyuapkan nasi ke mulutnya, lalu dia tersenyum menggodaku, "euleuhh si eneng udah cinta-cintaan ya sekarang mah?"

"Ih nggak maah." Aku segera menunduk, takut pipiku memerah.

"Nggak apanya, tuh tadi senyam-senyum. Pacarnya si eneng siapa bang? Tau gak?" Mamah menyenggol bang Jaehyun yang sedang makan menggunakan sikutnya.

Abang hanya mengangkat bahunya sambil masih terus menatap layar ponselnya.

"Si ujang ceuk mamah oge (kata mamah juga) jangan maen hape sambil makan. Kamu mah tara nurut da ka mamah teh (kamu ga pernah nurut ke mamah)"

Setelah abang terciduk dan diomeli mamah, akhirnya dia meletakkan ponselnya sambil takut-takut menatap ke arah mamah, "iya mah iya, maaf." Katanya.

"Yaudah atuh sok cepetan makannya, ulah lalenglé (jangan lelet), mamah gak suka."

Setelah itu mamah beralih padaku, "Neng, nanti pacarnya kenalin ke mamah, nya." Kata mamah sambil tersenyum menggoda lagi.

"Nggak ada pacar mah ya ampun." Kataku sedikit frustasi.

"Ya udah atuh, belum meren (mungkin) ya. Udah neng makannya? Sok geura keluar (cepet keluar), kang asep udah nungguin tuh."

"Iya mah,"

Aku segera membawa piringku dan mencucinya sendiri. Mamah selalu mengajarkanku untuk mandiri, apalagi aku perempuan. Aku harus bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri meskipun dirumah ini ada ART.

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang