Wkwk ide lg mengalir spt air terjun.
Jadi gua update sekarang.
Yeaaayy.saran: dengerin Doyoung - Hard For Me
DISCLAIMER:
Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.
---
Dua minggu setelah aku keluar dari rumah sakit jiwa, keadaanku semakin membaik. Kini aku hanya butuh lima kilogram lagi untuk mencapai berat badan ideal.
Keadaan di rumah sama saja. Mamah dan appa belum pulang. Mereka hanya mengirimiku pesan atau video setiap dua hari sekali. Abang, aku tak tahu dimana dia sekarang. Dia hanya pulang ke rumah seminggu sekali.
Jaemin juga masih sering menginap disini. Dia bahkan beberapa kali mengajak aku pergi keluar rumah, tapi aku selalu menolak. Aku merasa lebih aman jika aku berada di rumahku sendiri.
Saat aku sedang mengunyah kue sus buatan bi Nani sambil menonton tv, bel rumahku berbunyi.
Aku berpandangan dengan Jaemin. Sebenarnya aku ingin memintanya untuk membukakan pintu itu karena aku sekarang merasa sedikit takut dengan orang asing. Tapi tindakan itu kurang sopan menurutku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pintu. Di balik pintu itu berdiri seorang wanita.
"Halo Yoona, nama saya Joohyun." Wanita berparas cantik itu mengulurkan tangannya. Dengan bingung, aku menyalaminya.
"Ada perlu apa ya.. mbak? Eh– kak? Terus kok kakak tau nama aku?" Melihat wajahnya sepertinya dia masih SMA.
Dia tersenyum ramah, "Saya dari lembaga Quantum. Kebetulan saya guru yang ditugaskan mengajar kamu. Sebelum mulai KBM ada beberapa prosedur yang harus saya lakukan."
Aku terkejut, "Oooh.. jadi kakak gurunya? Aku kira kakak masih SMA loh. Silahkan masuk kak."
Dia mengekoriku masuk ke dalam rumah. Aku mempersilahkannya duduk do sofa ruang tamu.
"Sebentar ya," kataku padanya. Aku segera menghampiri bi Nani di dapur dan memintanya untuk membuatkan teh.
"Siapa Yoon?" Tanya Jaemin yang sedang asyik mengunyah kue kering di depan tv.
"Guru homeschooling." Jawabku pelan. Dia hanya menggumam, oh, katanya.
Saat aku kembali, kakak itu sedang menatap beberapa lembar kertas di tangannya. Dia menyerahkan satu padaku.
"Tolong diisi ya Yoon." Katanya.
Lembar kertas itu ternyata sebuah formulir tentang diri sendiri. Terdapat beberapa pertanyaan umum seperti biodata, cita-cita, hobi, hal yang disukai dan tidak disukai.
Saat hendak menjawab pertanyaan terakhir, aku tertegun.
10. Ceritakan tentang dirimu!
Begitu bunyi butir pertanyaan terakhir itu.
Apa yang harus aku ceritakan?
Haruskah aku menceritakan bahwa hidupku hancur gara-gara seorang lelaki brengsek yang dengan sengaja menipuku demi memenangkan taruhan dengan temannya? Atau, haruskah aku menceritakan bahwa orang tuaku bahkan sudah beberapa bulan tidak pulang ke rumah? Atau tentang abangku yang saat ini entah sedang di mana?
Aku menatap kertas itu sambil berpikir keras. Kedua sisi kertas yang aku pegang menjadi sedikit kusut karena aku memegangnya terlalu keras.
Tidak, aku adalah sebuah aib bagi keluargaku. Aku tak boleh menceritakan tentang diriku ke sembarang orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother: Jeong Jaehyun ✔
Fanfiction[before: Abangku Jung Jaehyun] "Abang emang pengen aku mati ya kayaknya?" #4