Pain - 26

8.5K 964 88
                                    

Yo, it's me again.
Terima kasih untuk yg sudah memberi kritik dan saran. Gua putuskan BEBERAPA CHAPTER yang ada unsur mature nya di PRIVATE, mulai tgl 16 Juni 2018.
Bagi yg mau baca, pastikan kalian udh cukup umur dan follow diriku yah~

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Na Jaemin

Yoon, dimana?

Eh kenapa Jaem?

Gak apa apa
Lu dimana?

Aku di rumah kok
Ada apa?

Bohong
Gua baru dari rumah lu.
Kata Bi Nani lu ke rumah temen.
Setau gua lu gak punya temen selain gua. Atau mark.

Aku melirik kak Mark yang sedang menggonta-ganti saluran tv dengan bosan. Dia melingkarkan tangan kirinya ke bahuku, sesekali dia mengelus pipiku pelan.

Ini sudah hampir sebulan sejak pesta ulang tahun Somi. Kak Mark sering mengajakku ke apartemennya sejak saat itu dan aku merasa tak enak untuk menolak.

Ah bukan.

Sebenarnya aku juga ingin berduaan dengannya.

Di apartemen, kami biasanya hanya berleha-leha di sofa, saling bertukar cerita soal hari kami saat itu, dan memesan makanan dari luar. Kami hanya bermalas-malasan seharian. Tapi terkadang kami juga belajar dan mengerjakan PR bersama, dia sering mengajariku.

Kak Mark menoleh, "kenapa?" Katanya sambil tersenyum.

Dia mendekatkan wajahnya, lalu mengecup bibirku singkat, "Aku tau aku ganteng." Ini sudah ke sekian kalinya dia menciumku tapi sepertinya jantungku masih belum terbiasa diperlakukan seperti ini.

Aku mengerjap beberapa kali, lalu membalas senyumnya.

"Iya, iya." Jawabku.

Dia melirik ponselku yang masih menampilkan chat room dengan Jaemin, "Siapa tuh?"

Aku mengunci layar ponsel, "Jaemin."

Kak Mark memicingkan matanya kemudian menyentuhkan keningnya ke keningku, "kamu mencurigakan."

Aku menggeleng, "Dia cuma tanya aku lagi dimana."

"Kamu jawab apa?"

"Di rumah. Tapi dia tau aku bohong.."

"Padahal jawab aja kamu lagi di apartemen aku."

Aku duduk menghadapnya, "Kak, bisa-bisa dia marah dan ngadu ke mamah."

"Udah, gak apa-apa. Mamah kamu udah tau aku juga. Lagian dia siapa kok ngatur-ngatur kamu?"

Aku terdiam sambil mengatupkan bibirku, hendak membantah tapi aku bingung harus membalas apa.

"Aku bener kan?"

Saat itu, ponsel kak Mark berdering. Dia melihat layar ponselnya dan raut wajahnya seketika berubah. Aku melihat keningnya berkerut tak suka, kemudian dia berdiri.

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang