Deal - 17

8.6K 1.1K 200
                                    

Yo wassup
Karena diriku gabut sekali jadi akhirnya update lagi saja.

Khusus untuk yg masih UKK

Khusus untuk yg masih UKK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Namaku Jung Jaehyun. Umurku 17 tahun.

Aku adalah anak sulung dari dua bersaudara.

Ah, tidak.

Sebenarnya aku adalah anak tunggal.

Aku tahu kenyataan ini beberapa tahun yang lalu dan semenjak itu, rasa benciku pada adikku sendiri semakin menggunung. Mungkin terlihat sepele, tapi sebenarnya ini bukan hanya masalah kasih sayang orang tuaku yang dia rebut.

Ini masalah keluarga turun temurun.

Harabeoji menceritakan semuanya padaku melalui telepon.

Appa adalah anak sulung dari dua bersaudara. Beliau mempunyai seorang adik perempuan (tanteku/imo) Namanya Jung Hana.

Imo adalah orang yang cerdas dan pintar, layaknya semua anggota keluarga Jung pada umumnya. Sayangnya dia dibutakan oleh cinta sehingga nekat menikah muda.

Sebenarnya harabeoji setuju saja imo menikah asal tidak dengan pria itu.

Huang Inho.

Alasannya?

Pria itu adalah anak dari Huang Inyeol. Seorang yang dulunya adalah sahabat baik Harabeoji tapi dia berkhianat. Orang itu membawa lari sejumlah aset perusahaan yang harabeoji bangun dari nol. Dia bahkan meninggalkan hutang yang cukup besar sehingga harabeoji mengalami kesulitan keuangan di masa mudanya. Orang itulah yang membuat harabeoji dipenjara beberapa tahun karena kesalahannya menggelapkan uang perusahaan.

Setelah bertahun-tahun membawa kabur uang perusahaan, ternyata tak membawa dampak baik bagi Huang Inyeol. Karena tempramennya yang buruk dan hobinya berjudi akhirnya uang itu habis dan dia hidup sengsara bersama keluarganya.

Terakhir harabeoji dengar, Huang Inyeol bunuh diri beserta istrinya karena tak sanggup menahan beban hutang dan membiayai anak mereka yang akhirnya di titipkan di panti asuhan.

Harabeoji menyesalkan, mengapa anaknya harus dipertemukan lagi dengan anak si brengsek itu.

Benar saja, setelah pernikahan, walaupun orang itu menyanggupi syarat dari Harabeoji -membelikan rumah. Tapi dia tak mampu menjaga istrinya. Dia tak mampu membuat istrinya bertahan hidup.

Harabeoji saat itu langsung mengambil jenazah imo dan tidak membiarkan suaminya melihat barang sedetikpun saat imo dikuburkan. Beliau juga memerintahkan appa dan mamahku untuk mengambil Yoona dan kembarannya. Tapi mamah hanya bisa mengambil Yoona saja.

Tak lama setelah itu, keluarga kami langsung pindah ke Indonesia. Termasuk Harabeoji. Saat itu usiaku masih satu tahun.

Sekian lama tinggal bersama harabeoji membuatku lama-lama juga merasa sebal pada Yoona walau awalnya dia sangat menggemaskan. Harabeoji terbiasa memperlakukan aku dan Yoona berbeda. Mungkin karena pada diri Yoona terdapat setengah darah dari musuhnya.

Kalau aku mendekat pada harabeoji, dia akan berkata, "uri Yoonoh lucu sekali. Kamu mau permen? Ini harabeoji punya permen."

Kemudian Yoona mendekat, "Aku juga mau permen.."

Harabeoji akan bilang, "Ngapain kamu? Udah sana pergi sama Bi Nani. Minta ke Bi Nani."

Karena mamah merasa kasihan pada Yoona, akhirnya keluarga kami memutuskan untuk tinggal berpisah dari harabeoji. Beliau kembali ke korea.

Jujur aku sedih harabeoji pergi karena tak ada yang membelaku lagi kalau aku bertengkar dengan Yoona. Mamah selalu membela Yoona.

Hal yang paling membuatku membenci Yoona adalah perkataan mamah sewaktu mengomel.

"Bang, coba atuh kamu teh tong ulin wae (jangan main mulu). Cik atuh diem di rumah sekali-kali mah. Kaya Yoona coba. Tiap hari bantuin Bi Nani masak, cuci nyapu ngepel sendiri."

Aku hanya memutar bola mataku, "iyalah diakan cewek. Masa abang harus kaya gitu juga."

"Ya iya atuh. Soal bebersih mah bukan masalah gender."

Mamah mendengus, "coba kamu teh cewe bang."

Apa?

"Emang mamah dulu pengennya abang cewe?" Kataku, nada bicaraku mulai meninggi.

Dengan polosnya mamah menjawab, "iya. Biar bisa mamah dandanin terus bantuin mamah masak. Ini mah apa kamu bisanya main terus."

Siapa yang tak marah kalau dibandingkan begitu? Aku lahir seperti ini tapi mamah sepertinya tak terima aku begini.

Hal lain yang aku benci dari Yoona adalah: dia kikuk dan ceroboh.

Aku benci ketika harus meladeninya kalau dia minta bantuan atau ingin meminjam barangku. Aku benci melihatnya dibelikan sepatu atau ponsel baru. Aku benci melihatnya. Aku benci dia.

Saat kebencianku sudah ada di puncaknya, aku menghubungi teman-temanku.

NCity

Guys, gua mau minta bantuan dong.
Yang bisa ngerjain ini,
Imbalannya adalah
Tabungan gua, total 10 juta.

Na Jaem
Wahh harus ngapain nih?

Lee TY
Mau doongg

Chenle
Hah? 10 juta doang?
Itu mah buat anjing gua jg gak cukup bro.

Berisik lu ikan lele.

Mark Lee
Wah kebetulan. Lagi BU nih.

Kerjain adek gua.
Pdkt in, pacarin, perawanin,
Abis itu buang.
Bikin dia gila kalo bisa.
Ada yang sanggup?

Na Jaem
Gila lu bang.
Kaga ah ga mau gua.

Chenle
Hadiahnya kedikitan.
Lu kasih gua Porche baru gua mau.

Lee TY
Hmm tar deh mikir dulu

Gimana nih? Katanya cassanova.
Masa gaada yg berani.
Adek gua doang elah.

Mark Lee
Naikin lagi dong hadiahnya.

Oke 10 jt + PS4 gue.

Mark Lee
Deal.

--------
TBC 

kayanya sampe sini masih banyak yang bingung sama alurnya ya? wkwk. aku emang sengaja bikin alurnya bolak balik gini sih. saranku, baca aja jgn terlalu pusingin timelinenya karena informasi di setiap chapter itu lumayan penting. konsepnya kaya puzzle, kepisah-pisah tapi di akhir nanti ketauan semuanya gitu guys

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang