Rasa - 25

8.1K 902 164
                                    

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

"Yoon, lensa kontak nya kamu lepas dulu. Bahaya."

Aku mengerjap saat cahaya masuk ke mataku. "Kak." Suaraku parau, "kok aku disini?"

Aku mengedarkan pandanganku. Jelas-jelas ini kamar kak Mark di apartemennya.

"Abang kamu nyuruh kamu nginep disini lagi." Katanya. Dia membuka jasnya, lalu menaruhnya di gantungan baju.

"O-oh.." Aku duduk di tepi ranjang. Mataku mulai terasa perih dan kepalaku sedikit pusing.

"Lepas dulu lensa kontaknya sana. Abis itu ganti baju. Bajunya udah aku siapin di kamar mandi. Aku juga ada toner tuh, punya mamaku buat kamu hapus make up."

Aku mengangguk lalu melangkahkan kakiku ke kamar mandi.

Cukup lama aku disana, memandangi pantulan diriku sendiri di cermin sambil memikirkan banyak hal.

Aku kacau banget. Batinku setelah melihat wajah dan rambutku yang sudah tak karuan.

Aku sedikit merasa aneh. Maksudku iya, aku tau abang benci aku tapi kenapa dia dengan mudah menyuruhku menginap disini dengan kak Mark, berdua saja? Kalau mamah tau bagaimana ya? Mungkin beliau akan mengamuk pada kami berdua.

Ah tapi harusnya aku tak perlu ambil pusing soal itu. Mamah tak akan tahu. Lagipula harusnya aku senang, aku disini tak perlu mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak atau mengepel. Aku juga diperlakukan dengan baik oleh kak Mark.

Tapi aku jadi penasaran, apa yang sedang abang lakukan sekarang? Apa dia sudah makan atau belum? Apa dia sudah mengerjakan PR nya atau belum?

Oiya, saat di mobil tadi kak Mark sedikit bercerita kalau abang dan kak Yeri sudah putus. Ah, sayang sekali. Padahal aku suka kak Yeri, dia sangat baik dan cantik.

"Yoon?" Kak Mark memanggil dari luar.

"Ya kak?"

"Kok lama? Kamu gak apa-apa?"

"Ah, nggak, aku cuma ngelamun aja tadi." Pintu terbuka. Kak Mark masih menggunakan kamejanya.

"Kamu belum ganti baju?" Katanya. Dia masuk lalu mengambil sesuatu di kotak obat.

"Belum, aku baru lepas lensa kontak sama bersihin make up."

Dia mengangguk, lalu duduk di kloset sambil memandangiku. Aku bisa melihat pantulannya dari cermin. Dia sedang memandangi punggungku yang terbuka.

"K-kak?" Aku berusaha menghilangkan suasana canggung ini.

"Aku mau ganti baju."

"Sebentar, aku duduk dulu disini." Aku jadi bingung harus melakukan apa. Tak mungkin kan aku ganti baju sekarang di depan kak Mark. Akhirnya aku putuskan untuk terus membersihkan wajah sampai tak ada setitik make up pun yang tersisa.

Aku melirik kak Mark dari cermin. Dia sedang menatap ponselnya sambil mengerutkan keningnya. Dia kelihatan ragu dan sedikit kesal.

Sebenarnya aku ingin bertanya tapi aku seharusnya tak boleh terlalu penasaran, aku takut kak Mark jadi ilfeel padaku.

Kemudian aku memutuskan untuk menatap pantulan wajahku lagi di cermin dan memperhatikan detail-detailnya. Ah, pori-poriku sangat besar. Terdapat banyak komedo juga di hidungku. Lipatan dua mataku juga berbeda.

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang