Lost - 35

8.9K 1K 115
                                    

Pertama-tama sorry baru update hehe. Terima kasih doanya! Alhamdulillah gua lulus sbm yeay!!
Buat yg belum, tetep semangat ya!! Banyak jalan menuju roma.

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Aku langsung berlari ke garasi dan masuk ke mobilku dengan tergesa-gesa setelah bang Jaehyun meneleponku. Perasaanku bercampur aduk. Aku sangat senang Yoona sudah sadar, aku senang sekali. Tapi aku juga merasa sedih, karena aku tahu dia pasti tak akan mau lagi melihat wajahku.

Aku menekan pedal gas dan memacu mobilku hingga 100 km per jam. Kebetulan jalanan sedang lengang, jadi aku bisa sedikit mengebut.

Saat mobilku berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah, aku menoleh ke kiri, menatap kursi di sampingku yang kini kosong. Kursi yang dahulu selalu diduduki Yoona sambil menggenggam tangan kiriku. Aku menghela napas. Tidak ada orang lain yang menduduki kursi itu setelah Yoona. Aku melarang siapapun duduk di sana.

Suatu saat dia pasti duduk di sini lagi, pikirku.

Rasanya sakit saat aku harus menenangkan diri dengan berpikir seperti itu. Juga.. rasanya sesak saat aku selalu membayangkan Yoona kembali ke pelukanku. Karena aku tahu, kemungkinan hal itu terjadi sangat kecil. Yoona sangat benci aku sekarang.

Sebelum ke rumah sakit, aku membeli sebuket bunga mawar berwarna biru muda, warna favorit Yoona. Aku tahu pasti sudah banyak yang membawakan buah untuknya, jadi aku memutuskan untuk membeli bunga saja.

Sambil menyetir, aku teringat saat aku memutuskan kembali ke sini dan meninggalkan Kanada.

Aku.. memutuskan kembali setelah mendengar berita itu. Berita tentang Yoona yang keguguran.

Aku masih ingat dengan jelas. Malam itu aku sedang menemani Mina belajar. Tiba-tiba ponselku berdering.

Aku tak tahu siapa yang menelepon, tapi aku mengangkat teleponnya.

"Halo?" Kataku. Lawan bicaraku sesenggukan, menangis. Aku mengerutkan kening.

Siapa ini? Pikirku. Ini bukan suara wanita.

"Puas lu sekarang?" Katanya.

"Ja-jaemin.. ke-kenapa?"

Aku mendengarnya menghela napas, berusaha menghilangkan isakannya. Entah mengapa perasaanku jadi tak enak.

"Puas lu sekarang, brengsek?"

"Kenapa Jaem? Yoona.. gak apa-apa kan?" Pikiranku langsung tertuju pada gadis itu.

Jaemin tertawa sinis, "Hah, goblok." Katanya.

"Yoona keguguran."

Saat itu,

Rasanya waktu seperti berhenti. Seketika aku merasakan beban berat menimpa dadaku.

Yoonaku.. keguguran?

"Seneng kan sekarang? Ah, pasti dong. Kan gak ada beban lagi? Lu gak akan disuruh tanggung jawab lagi sekarang."

"Jaemin.. lu serius?" Tanyaku dengan pelan sambil berusaha mencerna semua perkataannya, "Lu lagi bohong kan?"

"Buat apa? Buat apa gue bohong?"

Aku menggeleng, kemudian langsung berlari ke kamarku dan mengunci pintu, "Yoona.. gimana?"

"Lu gak perlu tau. Yang jelas gue bakal jaga dia dan dia bakal baik-baik aja."

Tut. Jaemin memutus teleponnya.

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang