Epilog: Abang

4.5K 417 74
                                    

DISCLAIMER:

Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.

---

Aku tak pernah membayangkan sebelumnya, bahwa hidupku akan terasa seperti menaiki rollercoaster. Diriku dahulu terlihat begitu naif dan bodoh. 

bukan.

aku memang naif dan bodoh, dan hal itu yang membuatku membenci diri sendiri. 

Semua ini melelahkan dan aku merasa kosong. Aku sering merasa seperti sedang berjalan diatas lapisan es yang tipis dan suatu saat aku akan terjatuh dan tenggelam di dalam danau yang dingin. Aku tak tahu apakah semua ini adalah efek dari trauma yang aku alami.

Kemudian suatu saat Jaemin mengirimkan suatu rekaman podcast padaku,

"you are the perfect version of yourself when you're happy with yourself. not when the person beside you think you're beautiful or good at something. you're the perfect, most capable, ten out of ten versions of yourself when you're happy with yourself."  - Jae from Day6

Kalau saat ini Renjun bertanya padaku apakah aku masih membenci Abang Jaehyun, jawabanku adalah, tidak. Percayalah padaku, sangat sulit untuk tidak membencinya. Aku benar-benar hampir mati karenanya. Tapi aku berpikir bahwa aku harus melupakan semuanya, agar setidaknya aku merasa tenang. Kalaupun aku tak bisa sepenuhnya lupa, aku setidaknya harus memaafkan abang dan juga diriku sendiri. 

Bagaimana bisa aku memaafkan orang lain kalau aku bahkan tidak bisa memaafkan diriku sendiri? 

"Yoona, Minyoung sama Minwoo mana?"

Aku menoleh ke arahnya, "Loh? Bukannya tadi sama kamu?"

Dia menggeleng, "Tadi mereka bilang mau ke kamu makanya aku kira lagi sama kamu,"

Samar-samar aku mendengar teriakan dua anak kecil dari arah halaman belakang rumahku.

"Minwoo jangan pake itu! kamu curang!! Jangan hujan-hujanan nanti mama marah,"

"Ayah bilang gak apa-apa hari ini hujan-hujanan! Minyoung ambil balonnya terus kita isi air, nanti kita perang balon air deh!" Aku menoleh ke arah pria di belakangku,

"Siapa yg bilang boleh hujan-hujanan tadi?"

Pria itu hanya tertawa pelan dengan menyebalkan, "Aku hehe. Gak apa-apa, mereka kan jarang ngerasain hujan daerah tropis gini."

tok tok

"Siapa itu ay?" Tanya pria dihadapanku. Aku menggelengkan kepalaku, "Bentar aku buka dulu pintunya," Aku beranjak menuju pintu dan membukanya. Selama beberapa saat, aku berpandangan dengan orang dihadapanku.

"Ayah! Liat tuh Minwoo masa bikin bajuku kena tanah semua!" Aku mendengar suara Minyoung yang berteriak mendekat, "Ayah denger aku gak, Ayaaah!"

"Itu siapa yah?" 

"Halo, Minyoung," Sapa pria itu, "Udah besar ya?" Katanya sambil tersenyum.

"Bang Jaehyun," Kataku pelan, aku masih terkejut melihatnya dan refleks mundur perlahan. Aku merasakan seseorang menggenggam tanganku.

Brother: Jeong Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang