Ps: buka videonya biar ngefeel
DISCLAIMER:
Semua yang ada pada cerita ini adalah fiksi, murni dari imajinasi author sendiri. Reader dimohon untuk tidak mengaitkan kejadian yang ada di cerita ini dengan dunia nyata. trims.
---
Mark's side
"Yoon, Aku suka kamu."
Aku, Mark Lee, baru saja mengatakan satu-satunya perkataan jujur padanya. Dia tak terlihat senang atau terkesan. Sebaliknya, tatapan mata tajam itu menusukku. Ia menatapku seolah aku adalah makhluk paling hina di bumi ini.
Apakah aku pantas diperlakukan seperti ini?
Ya. Sangat pantas.
Bahkan seharusnya lebih buruk lagi.
Aku melirik bang Jaehyun yang sekarang sedang main game di sampingku. Aku menghela napas, mengingat kejadian tadi malam membuat mataku berair.
"Hm.. bang, kayaknya gue mau nyoba sekali lagi."
Bang Jaehyun melirikku sekilas lalu berkata, "serius? Masih belom nyerah juga?"
Aku menggeleng, "gue udah terlanjur jatoh bang."
"Ya terserah sih."
"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya."
"Hm." Katanya singkat.
Aku bergegas menghampiri tenda Yoona dan saat sudah sampai disana ternyata dia sedang tak sendirian. Dia disana bersama Jeno dan seorang temannya, saling tertawa dan bercanda.
Aku.. merasa dadaku sedikit sakit melihatnya. Harusnya aku yang membuatnya tertawa. Tapi kurasa yang ku lakukan malah sebaliknya.
Aku menghampiri mereka perlahan, "Yoon, bisa kita bicara sebentar?"
Gadis itu melirikku, lalu memalingkan wajahnya. Lama dia terdiam, mungkin berkutat dengan pikirannya sendiri. Sedangkan Jeno, lelaki itu menatap kami bergantian dengan bingung, begitu pula temannya.
"Kenapa bang? Ada masalah?"
Aku tersenyum sebisaku, "nggak, cuma.. masalah pribadi aja."
"Ohh kalian udah saling kenal?"
Aku mengangkat bahu.
Yoona tiba tiba bangkit, lalu berjalan dengan langkah lebar, "Kita bicara." Katanya ketika ia tepat sejajar denganku. Sesaat, pandanganku dan Jeno bertemu. Ia sepertinya sudah mengerti bahwa masalahku dengan Yoona bukanlah masalah sepele yang bisa diselesaikan satu hari.
Aku mengikutinya dengan diam sambil memikirkan kalimat apa yang sebaiknya kuucapkan nanti. Apakah dia akan meledak-ledak, atau dia akan tetap diam seperti tadi malam?
Langkah kakinya membawa kami berdua ke sebuah padang rumput, lebih kecil dari padang rumput tadi malam. Hanya saja disini banyak tumbuh bunga dengan warna warna yang cantik.
Aku yang sedang memperhatikan bunga bunga, tak menyadari Yoona sudah menghentikan langkahnya kemudian dia berbalik dengan cepat. Hampir saja aku menabraknya.
"Bicara." Katanya, sambil memalingkan muka.
"Hm.. okay.." aku menunduk, lalu mengambil napas pelan.
"Pertama, aku minta maaf."
Dia masih memalingkan mukanya, tak ingin melihatku.
"Aku.. memang brengsek. Bajingan. Apapun sumpah serapahmu, itu aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother: Jeong Jaehyun ✔
Fanfic[before: Abangku Jung Jaehyun] "Abang emang pengen aku mati ya kayaknya?" #4