"Yah anjing lu nil! Ini spidol lu dapet dari mana sampe bocor gini?!"
Donghan teriak kesal kepada Daniel karena tangan dan celananya terkena tinta dari spidol bocor yang Daniel berikan. Ia langsung melemparkan spidol tadi ke tengah meja agar tak terkena banyak tinta.
"Kan gue udah bilang itu spidol hasil maling. Lah lu ngapain make?" Daniel dengan mudahnya berkata seakan-akan noda itu bukanlah hal yang besar.
Padahal memang bukan hal yang besar hanya saja perlu dicatat, Donghan sangat sensitif bila dirinya terkena noda. Karena itulah mengapa Donghan selalu terlihat lebih bersih dan rapi dari yang lainnya.
"Ampas lu kudanil!" Donghan langsung beranjak dari meja kantin meninggalkan Daniel, Chan, dan Hyunjin yang masih menatapnya malas.
"Yah kan spidol gue bocor. Chan beli softek Chan!" titah Daniel sambil memegang spidolnya hati hati agar tangannya tak ikut terkena tinta seperti Donghan.
Chan yang mendengar titahan Daniel pun mendengus malas dan lebih memilih mengabaikannya.
"Chan anjing gue nyuruh elu bangsul." Daniel pun kesal karena Chan yang tidak menuruti keinginannya.
"Lu ngapain beli softek goblok? Bego bat dah. Lama lama mulut lu gue sumpelin softek juga nih."
Chan menggerutu kesal sembari menatap tajam Daniel. Yang ditatap balas menatap Chan dengan pandangan tak sukanya. Mereka terus saling melemparkan pandangan tak sukanya sampai Hyunjin pergi dari meja kantin.
"Kan! Gara gara elu sih, Hyunjin jadi cabut kan!" Chan menyalahkan Daniel membuat Daniel kesal.
"Apaan sih beke! Ini semua gara gara elu. Coba aja lu tinggian dikit pasti gang kita seiras jadi Hyunjin kaga cabut!"
"Apa hubungannya anjing?!"
"Gaada!"
"Yaterus?"
"Lu mau gue seriusin apa gimana? Kok ngebet banget pen ada hubungan."
Chan langsung pergi meninggalkan Daniel dengan kepala berotak udangnya. Ia menyesal meladeni bacotan sahabat goblok nya itu hingga berujung kesal.
"Dasar bantet baperan!" cibir Daniel lalu ikut pergi dari kantin. Namun bedanya ia melangkah menuju toilet sepertimya berniat membersihkan spidolnya.
Sebenarnya Hyunjin pergi dari kantin bukan merasa muak dengan Chan dan Daniel yang terus beradu bacot. Setidaknya bukan hanya itu alasannya.
Alasan utamanya karena ia lihat Felix dan Minho telah pergi dari kantin. Entah mengapa badannya refleks mengikuti Felix dan Minho.
Dan hingga akhirnya ia sudah tak tahan melihat kemesraan Minlix itu. Sedari tadi tangan Minho tak bisa diam hingga terus-terusan menyentuh Felix seperti mencubit pipi Felix atau mengusak surai Felix. Jelas itu membuat Hyunjin panas meskipun ia sendiri tak tahu alasan nya.
Hyunjin segera berjalan mendekat kearah keduanya dan menyempil(?) diantara mereka berdua. Membuat Minho dan Felix terkejut bukan main. Hyunjin merangkul bahu Felix lalu menatap Minho yang tak mengerti apa-apa.
"Sorry ho, gue pinjem dulu nih badut." setelah berucap seperti itu Hyunjin seger pergi sembari menyeret Felix yang ada di dalam rangkulannya. Meninggalkan Minho yang masih diam mematung di tempatnya.
Hyunlix
Hyunjin menarik Felix ke ruangan bekas ekstrakulikuler musik yang kini sudah tak terpakai. Namun meski begitu ruangannya tetap bersih karena selalu Hyunjin bersihkan, ditambah petugas kebersihan sekolah yang selalu membersihkannya. Atas perintah Hyunjin tentunya.
Hyunjin menutu pintu ruangan musik dan melepaskan rangkulannya. Felix yang tak tahu apa-apa hanya diam memperhatikan Hyunjin.
"Kenapa lo bisa kenal sama Minho?" Hyunjin langsung bertanya to the point.
"Kak Minho yang tadi?"
"Yaiyalah emang yang mana lagi?" Hyunjin berucap malas.
"Kita kenal karena kita temenan."
"Kok bisa temenan sih?"
"Ya bisa lah! Kan kak Minho baik."
Hyunjin menghela nafasnya kasar. Entah mengapa rasanya Hyunjin tak suka Felix memuji orang lain di depannya. Ahh tidak. Ia tak suka Felix memuji orang lain selain dirinya.
"Gue juga baik!"
"Iya. Emang siapa yang bilang Hyunjin jahat sih?" Felix merasa bingung sekarang. Hyunjin ini sebenarnya kenapa?
"Pokoknya jangan deket deket sama si minho!" Hyunjin berkata dengan nada membentaknya, membuat Felix tersentak kaget.
"Gak mau! Emangnya kenapa?!"
"Gak boleh aja!"
"Hyunjin gak jelas!"
"Udah turutin aja!"
"Gak mau!"
"Gue gak suka lu deketan sama Minho!"
Felix terdiam setelah mendengar ucapan Hyunjin tadi. Otaknya masih tak mengerti mengapa Hyunjin melarangnya dekat-dekat dengan Minho. Namun entah mengapa rasa hangat dan senang mengalir ditengah tengah rasa tak sukanya.
"Hyunjin."
Yang dipanggil hanya diam tak merespon, namun Felix tahu Hyunjin Sudah siap menyimak.
"Hyunjin sebenernya kenapa?"
Pertanyaan yang Felix lontarkan sama dengan pertanyaan pertanyaan yang otaknya lontarkan pada dirinya sendiri sejak kemarin. Rasanya aneh saja.
"Gue..
.... Gak tau." Hyunjin menundukan kepalanya merasa tak tahu apa yang harus ia lakukan. Tubuhnya pun terasa lemas setelah memaksakan otaknya untuk mencari tahu jawaban mengapa ia begini.
Baru saja Felix akan menjawab perkataan Hyunjin, suara pintu yang terbuka dengan keras dan disusul suara teriakan yang menggema juga kedatangan 3 orang menghentikan aksinya.
"HELOWW! JISUNG BEK!"
Perhatian Felix dan Hyunjin terpusat pada ketiga orang yang datang barusan. Jika Felix merasa bingung berbeda dengan Hyunjin yang merasa bahwa trio di depannya ini datang di saat yang tepat. Ia bersyukur.
"Loh loh kok lu berduaan Jin? Mana sama si- EHHH LEE YONGBOK?! KOK LU BISA DISINI?!" Jisung melangkah menghampiri Felix yang tengah menatapnya terkejut.
Dengan segera Jisung menarik Felix kedalam pelukannya yang dibalas dengan Felix.
"Hueee Jisung! Felix kangen!"
"Jisung juga kangen sama Felix!"
Hyunjin, Seungmin dan Woojin menatap kedua orang yang tengah slaing berpelukan itu dengan tatapan bingungnya.
"Ekhm bisa jelasin?" dan Woojin pun mengintrupsi kegiatan dua uke tadi.
Tbc
Vomment juseyoo ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna be? || Hyunlix
Fanfiction"Mau ga jad-...." "Ga!" "Serius?" "Iya!" "Miapa?" "Anjing!" Hyunjin seme, Felix uke bxb Seenggaknya pernah singgah di #950 in fanfiction 2018/05/07 #904 in fanfiction 2018/05/08 #812 in fanfiction 2018/05/09 #40 in schoollife 2018/05/11 #840 in fa...