"Oh jadi ini anjingnya Hyunjin." ucap Felix girang sembari mengelus-elus puncak kepala anjing kecil itu.
"Hmm." gumam Hyunjin sembari meletakkan dua gelas berisi jus jambu di meja.
Mereka kini tengah berada di dalam apartemen Hyunjin. Tentu saja atas paksaan Felix yang katanya ingin bermain dengan kkami.
Awalnya tentu saja Hyunjin menolak, namun Felix terus memaksa sambil memeluk kkami erat, tak membiarkan Hyunjin mengambilnya. Sehingga mau tak mau membuat Hyunjin mengiyakan keinginan Felix tersebut.
"Kirain Felix kkami ini anjing liar, makanya Felix lari waktu dikejar. Takut digigit."
"Kan gue udah bilang, anjing gue ini terdidik. Ga gue ajarin main kasar, apalagi di ranjang." jelas Hyunjin malas sembari memencet asal remote tv nya, mencari saluran tv yang menayangkan film seru.
"Hah? Gimana?" tanya Felix yang belum konek.
Pandangannya ia alihkan dari kkami ke pemiliknya yang sedang menatap datar layar tv.
"Ga. Lupain aja, orang kek lo mana ngerti."
Felix menatap tak terima Hyunjin sebelum kembali bermain dengan kkami. Mengabaikan Hyunjin yang tengah kebosanan di apartemennya sendiri.
"Kkami anjing baik~"
"Kkami ga boleh gigit."
"Kkami boleh jilat kaki tapi ga boleh jilat leher sama telinga Felix ya?! Felix sensitif sama daerah itu." Felix memberikan peringatan kepada kkamu yang tentu saja tak anjing itu mengerti.
Hyunjin saja sampai memutar matanya malas.
"Kkami ga bakal dengerin lo badut."
"Kata siapa? Hyunjin sok tau deh."
"Emang faktanya ga bakal di dengerin. Yeu otak biji. Heran aja gue orang modelan otak seperempat kek lo bisa masuk ke sekolah gue."
Felix tak membalas perkataan sarkas Hyunjin. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan Kkami dari pada terus berdebat dengan Hyunjin yang akan berakhir dengan hatinya yang akan sakit.
"Oh iya jin. Kok Kkami bisa ngejar-ngejar Felix?"
Felix kini mengalihkan pandangannya kepada Hyunjin. Membuat Hyunjin mau tak mau membalas memandang Felix.
"Karna lo mirip sama orang yang disukain Kkami." terang Hyunjin sembari mengambil alih Kkami.
Felix sendiri tengah memperhatikan interaksi antara pemilik dan peliharaan itu dengan tatapan bingung. Ia masih tak mengerti apa maksud dari Hyunjin.
"Maksud Hyunjin? Felix mirip siapa?"
Hyunjin kini beralih menatap Felix dalam. Dari raut wajahnya yang datar seolah menunjukan bahwa ia tengah serius sekarang. Bahkan tangannya tak lagi bermain di tubuh Kkami.
Felix yang ditatap dalam seperti itu mau tak mau merasa malu. Entah karena apa ia malu, yang jelas rasanya Felix ingin mengalihkan tatapannya dari mata Hyunjin sekarang juga.
"Kkami ngejar lo karena lo itu mirip sama
.......Badut kesukaan Kkami."
Dan tawa Hyunjin meledak setelah mengatakan hal tersebut. Rasanya menyenangkan menjahili orang seperti ini terlebih jika orang itu adalah Felix. Rasa puasnya menjadi 2x lipat.
Felix pun hanya menampilkan senyum kecutnya sembari menatap Hyunjin yang masih asik tertawa. Hatinya mencelos begitu saja saat tahu bahwa Hyunjin tengah mempermainkannya. Rasanya campur aduk. Entah itu kecewa, marah, sedih atau apapun itu yang jelas rasanya menyesakkan dada.
Dering ponsel Felix mengalihkan pikirannya. Felix segera mengambil handphonenya dan mengangkat telepon masuk itu.
Hyunjin sendiri menghentikan tawanya dan memilih melanjutkan aksi bermain dengan Kkami nya dari pada memperhatikan Felix yang tengah menerima telepon.
"Ya hallo?"
"......"
"Ahh, Felix lagi di apartemen tetangga."
"......."
"Serius?"
Tanpa sadar Felix bertanya dengan suara yang bisa dikatakan teriak saking excited nya menjawab pertanyaan dari sebrang telepon. Membuat Hyunjin merasa terganggu dan menatap Felix dengan tatapan kesalnya.
"Midam ke apartemen?"
Pekik Felix tak terima saat si penelepon memberi info terlambat. Heii Felix juga butuh waktu untuk mandi, dan membersihkan apartemennya.
Tanpa sadar tangan Hyunjin mengepal erat. Menunjukan ketidak sukaanya terhadap nama yang disebut Felix tadi. Entah mengapa ia tak suka dengan Midam. Ia rasa Midam akan menjadi pengganggu. Yah meskipun ia sendiri tak tahu pengganggu apa yang nalurinya maksud. Rasa ketidak sukannya muncul sejak ia mengetahui bahwa Midam adalah mantan Felix. Rasa itu berkembang begitu melihat moment Midam Felix yang tak sengaja tertangkap oleh netranya. Sial. Hyunjin bingung harus bagaimana sekarang.
"Yaudah, Felix mau balik dulu. Bilangin ke Midam, mampir dulu ke McD."
Tut
Sambungan telepon itu ditutup oleh Felix. Dengan cepat ia melangkah keluar apartemen Hyunjin tanpa melirik ataupun berpamitan pada pemilik apartmen itu. Felix mengabaikan tatapan tajam yang Hyunjin lemparkan padanya.
Cklek
Blam
Lagi. Untuk kedua kalinya seorang Hwang Hyunjin merasakan rasanya ditinggalkan oleh Felix.
Tbc
Vomment juseyooGw cuma mau nyerita nih:(
Gue abis kelulusan;( dan nem gue itu kecil:( nem nya 29:( sebenernya sih 288.5 tapi dibuletin aja yah jadi 29:( nah gara gara gue sedih.
Gue sedih gara gara kasian jodoh jodoh gue di korea yang disalahin sama emak gue:(( kan galucu kalo emak gue ga ngasih restu gue sama Hyunjin nanti:((
Wkwk abaikan sadja:v gue cuma pen nyoba nge bacot:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna be? || Hyunlix
Fanfikce"Mau ga jad-...." "Ga!" "Serius?" "Iya!" "Miapa?" "Anjing!" Hyunjin seme, Felix uke bxb Seenggaknya pernah singgah di #950 in fanfiction 2018/05/07 #904 in fanfiction 2018/05/08 #812 in fanfiction 2018/05/09 #40 in schoollife 2018/05/11 #840 in fa...