Salah
Hyunjin rasa ada yang salah pada kehidupannya.
Entah apa itu yang jelas hal itu berdampak pada tubuhnya. Matanya terus saja berkeliaran, seakan-akan mencari sesuatu. Hatinya selalu gelisah, belum lagi semangat yang kian berkurang.
Hari-hari yang dilalui pun kini amat sangat kosong. Entah mengapa terasa sangat hampa. Padahal seharusnya hidupnya semakin lengkap setelah ia bertemu kembali dengan cinta masa lalunya. Pemilik hatinya. Tapi entah mengapa tak ada lagi euphoria dalam dirinya meski telah memiliki si mungil.
Hal itu jelas membuatnya frustasi. Hey ada apa dengannya?
Kehilangan. Kehilangan kali ini entah mengapa membuatnya begitu tersiksa. Dan siksaan itu bertambah saat ia sama sekali tak mengetahui apa yang hilang. Katakan saja Hyunjin bodoh karena ia akan menerimanya dengan senang hati jika kalian berkenan memberi tahu Hyunjin yang sebenarnya.
Apa yang terjadi pada hidupnya?
Kemana euphoria nya?
Apa hal yang hilang di hidupnya?
Dan apa penyebab kekosongan pada dirinya?
Menghela nafas kasar saat otaknya tak juga mendapatkan jawaban, Hyunjin bangun dari baringannya dan melangkah keluar apartmentnya, berharap menemukan sesuatu yang mampu menjawab segalanya.
Mungkin Jeongin lah jawabannya.
Maka dari itu Hyunjin segera melangkah keluar dan berjalan menuju kediaman Jeongin.
Namun langkahnya terhenti begitu kakinya baru terayun dua langkah menjauh dari pintu. Badannya berbalik dan menatap pintu apartment sebelahnya yang dalam keadaan begitu tenang.
Matanya membelalak begitu menyadari sesuatu. Namun lima detik setelahnya ia kembali memasang wajah datar dan berbalik untuk melanjutkan perjalanan.
"Palingan si burik lagi mulung, orang miskin mana sanggup bayar apartment."
Hyunjin berucap santai tanpa menyadari seseorang memperhatikannya dengan pandangan terluka di balik pintu yang tak tertutup rapat.
-00-
"Lu semua kenapa sih?!" tanya Hyunjin gusar pada teman-teman yang sedari tadi mengabaikannya.
Bahkan yang ditanya dengan teriakan tadi sama sekali tak terganggu dengan suara berat khas orang jengah itu, seakan-akan hal itu hanyalah angin lalu.
"Lu semua budeg ya? Makanya jangan maen sama si burik, ketularan kan lu pada." ucap Hyunjin membuat perhatian Jisung kini teralihkan padanya.
"Heh bangsat, punya hak apa lu ngehina Felix gue? Harusnya gue gak temenan sama orang kek elu." bentak Jisung kesal sembari menatap tajam Hyunjin lalu melangkah meninggalkan tempat perkumpulan mereka. Membuat semua yang ada disana menghela nafas, kecuali Hyunjin tentunya.
"Itu tupai satu pms kali ya?"
Bang Chan pun berdiri dan melangkah menuju keluar markas itu yang otomatis melewati Hyunjin. Badannya berhenti begitu sampai di samping Hyunjin dan segera saja ia menepuk pelan bahu Hyunjin.
"Kalo dikasih hati dipake." ucap Bang Chan santai sebelum akhirnya memberikan bogeman mentah di pipi Hyunjin.
"Semoga setimpal ya?"
Dan Bang Chan pun berlalu dari ruangan itu membuat Hyunjin semakin bingung dan kesal tentunya.
Tersisa Minho dan Seungmin diruangan itu, jika Minho langsung keluar dari ruangan itu, Seungmin lebih memilih berucap sarkas sebelum keluar.
"Gue tau setiap orang dikasih mata sama hati oleh Tuhan, tapi gue juga baru tau kalo kedua hal itu gak berfungsi ke beberapa orang."
Dan kini akhirnya Hyunjin sendirian di ruangan itu. Dengan segera ia menendang kursi disana hingga terlempar jauh sebagai bentuk emosinya.
"Butuh bantuan medis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna be? || Hyunlix
Fanfiction"Mau ga jad-...." "Ga!" "Serius?" "Iya!" "Miapa?" "Anjing!" Hyunjin seme, Felix uke bxb Seenggaknya pernah singgah di #950 in fanfiction 2018/05/07 #904 in fanfiction 2018/05/08 #812 in fanfiction 2018/05/09 #40 in schoollife 2018/05/11 #840 in fa...