Pt.15

2.7K 433 158
                                    

Midam tersenyum hangat begitu pintu apartemen itu terbuka, menampilkan sosok pria lucu yang memakai hoodie kebesaran hingga menenggelamkan badannya yang mungil.

"Midam udah dateng? Sini masuk." sambut Felix sembari bergeser sedikit memberi ruang untuk Midam masuk.

Midam sendiri membalasnya dengan tersenyum dan masuk ke dalam. Midam segera berjalan ke dapur untuk menyimpan kantong kresek yang sedari tadi ada digenggamannya.

"Lix tadi lo nyuruh gue ke Mekdi kan?" tanya Midam setengah berteriak karena Felix yang masih di depan.

"Iyaa dam! Maaf ya nyuruh nyuruh." sahut Felix sembari berlari kecil menghampiri Midam yang tengah menunggunya di meja makan.

Felix segera berdiri di samping Midam dan menatap makanan yang dibawa Midam.

"Woaah makasih banget Dammie! Baik deh." ucap Felix sembari berjingkrak-jingkrak kecil membuat Midam yang disampingnya pun gemas.

"Ga gratis loh Lix."

Felix langsung menghentikan aksi jingkrak-jingkraknya dan menatap Midam dengan bibir yang mengerucut lucu. Midam sendiri hanya diam menatap Felix ramah juga berusaha menahan diri agar tidak mengecup bibir ranum Felix.

"Ihhh Midaam kok gituu?" Felix menggerak-gerakkan tangan kiri Midam dengan kedua tangannya, bibirnya pun masih mengerucut lucu membuat Midam tambah gemas dengan kelakuan Felix.

"Bercanda Lix, astaga. Kamu kaya yang ga kenal aku aja." Midam berkata sembari mengulurkan tangannya untuk mengusak-usak surai Felix.

Felix langsung berhambur kepelukan Midam sembari menggumamkan kata terima kasih. Midam yang asalnya terkejut pun segera membalas pelukan Felix. Pelukan yang sangat ia rindukan. Pelukan hangat yang menuntunmu untuk pulang.

"Udah udah, lo belum mandi yaa Lix? Bau asem." gurau Midam membuat Felix menengadahkan kepalanya di dada Midam, menatap Midam dengan pandangan tak terimanya.

"Enak aja. Felix wangi tau. Nih cium." sungut Felix tak terima sembari melepaskan pelukannya.

"Felix ga di Aussie ga di sini tetep aja jarang mandi."

Felix yang tak terima pun melemparkan cubitan mautnya kepada Midam membuat Midam kesakitan namun tetap terkekeh.

"Aduh sakit Xie, aduh haha. Jangan nyubit gini dong."

Felix menulikan pendengarannya dan terus meluncurkan cubitan-cubitan mautnya untuk Midam. Hingga suara bel menghentikan aksi mereka. Midam menatap Felix seolah bertanya siapa yang hanya dibalas gelengan kecil oleh Felix.

"Buka gih."

Felix pun menuruti perintah Midam dan segera berjalan ke arah pintu apartemennya.

Sementara yang memencet bel di luar terlihat tak tenang. Dalam hati ia terus mengutuk Felix yang lama sekali membuka pintu.

"Lagi ngapain sih di dalem? Kan ga mungkin kalo naena siang-siang."

Sebelum omelan itu bertambah panjang, pintu apartemen terbuka menampilkan sosok Felix yang sedang menatapnya dengan alis yang menyatu bingung.

Bahkan Felix sampai memiringkan kepalanya saking bingungnya ia. Masalahnya tak biasanya Hyunjin bertamu ke apartemennya, bahkan mungkin ini pertama kalinya Hyunjin memencet bel dan bertamu ke rumahnya. Bukan hanya itu yang membuatnya bingung. Juga segelas jus jambu dan wajah Hyunjin yang seperti orang frustasi membuat tingkat kebingungannya berhasil mencapai puncak.

"Ada apa Jin?" tanya Felix ragu.

Hyunjin sendiri hanya menatap Felix datar lalu menyodorkan segelas jambu yang ada digenggamannya tadi.

"Lo belum minun jus ini."

Hampir saja Felix terjatuh saking tak percayanya pada alasan yang digunakan Hyunjin untuk memencet bel apartemennya.

"A-ah? Gausah kali Jin. Buat Hyunjin aja, gapapa." jawab Felix sembari tersenyum canggung.

Tangan Hyunjin masih terulur menyodorkan segelas jus itu, menunggu pemilik apartemen itu untuk mengambil alih jus.

"Lo ga ngehargain gue banget badut. Syukur kek gue masih ngasih lo minum."

Mendengar nada dingin dari Hyunjin, Felix segera merebut gelas tadi dari tangan Hyunjin. Dan meminumnya sampai tandas.

"Nah gitu kek. Lelet amat jadi orang. Udah siniin gelasnya, gue harus nyuci nih gelas sampe steril gara-gara dipegang sama lo."

Setelah merebut gelas dari tangan Felix, Hyunjin langsung saja kembali ke apartemennya. Meninggalkan Felix dengan banyak pertanyaan di otaknya.

Felix langsung menutup kembali pintunya dan berjalan menghampiri Midam yang kini tengah menunggunya sembari duduk di kursi makan.

"Siapa Lix?"

"Tetangga, Hyunjin."

"Si memble tinggal disini emang?" tanya Midam.

"Iya." jawab Felix sembari duduk di kursi samping Midam dan menatap Midam dengan cengirannya.

Midam pun tersenyum kecil saat menatap wajah Felix dan menarik satu tisu dari wadanya lalu menarik Felix agar mendekat.

"Kamu abis minum jus jambu ya? Cemong gini." ujar Midam sembari mengelap noda jus yang mengotori sekitar mulut Felix.

"Iya, tadi dikasih Hyunjin. Aneh sih, tapi gapapa deh. Tandanya Hyunjin mulai ramah."

Midam mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai tanggapan untuk jawaban Felix.

"Kamu sering makan strawberry Xie?" tanya Midam setelah membersihkan mulut Felix tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah Felix.

"Iya, strawberry enak. Beda sama yang dulu Felix makan, yang ini manis enggak asem. Emangnya kenapa?"  tanya Felix sembari menatap Midam dengan pandangan bertanya.

"Bibir kamu tambah merah." jawab Midam tanpa mengalihkan pandangannya dari bibir ranum Felix.

Hal itu jelas membuat Felix berdebar. Wajahnya memanas. Felix yakin sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus. Midam sendiri hanya bisa menatap Felix dalam, berusaha mengontrol sesuatu di dalam dirinya.

Dan lagi, aksi mereka terganggu dengan suara bel dan gedoran di pintu apartemen Felix. Membuat keduanya reflek menjauhkan wajah mereka. Dalam hati Midam mengutuk siapa pelaku yang menjadi pengganggu.

Tanpa banyak bicara Felix langsung berlari kecil untuk membuka pintu apartemennya.

Pintu pun terbuka, menampilkan Hyunjin dengan kkami digendongannya.

Hyunjin yang asalnya tengah bermain dengan kkami mengalihkan perhatianya pada Felix yang kini tengah menatapnya.

"Kkami bilang pengen main sama lo." ucap Hyunjin menjawab kebingungan Felix.

"Ha?"

"Iya. Kkami bilang dia pengen maen sama lo."

"Tapi lagi ada Midam di dalem."

"Ya terus? Lo suruh aja Midam ngejauh dari kkami biar kkami ga kena virus muka tembok nya."

"Bukan gitu tapi-"

"Felix lagi mau keluar sama gue." jawab sebuah suara di belakang Felix. Felix menatap Midam terkejut sementara Hyunjin menatapnya tak suka.

"Emang lo mau kemana?"

"Mau beli eskrim, ya kan Lix?" ucap Midam sembari menatap Felix lembut yang diangguki Felix dengan semangat.

"Iya!" jawabnya excited.

Hyunjin terdiam, mencoba mencari alibi yang mampu membuat harga dirinya tak jatuh di depan Midam sehingga gong-gongan kkami membuat lampu imajiner muncul dari kepalanya.

"Apa? Kkami mau eskrim? Oke." ucap Hyunjin kepada anjingnya.

Kini Hyunjin beralih menatap Midam dan Felix yang kini menatapnya dengan tatapan herannya.

"Denger sendiri kan? Kkami pengen eskrim, jadi gue ikut lo berdua."

















Tbc
Vomment juseyoo

Wanna be? || Hyunlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang