😳

6K 828 69
                                    

Felix menalikan sepatunya dengan lesu pagi ini. Pasalnya ia semalam tak bisa tidur karena terus memikirkan Hyunjin dan Changbin. Sementara itu sekarang ia sangat mengantuk sedangkan Felix masih harus sekolah pagi ini.

Saat Felix selesai menalikan sepatunya, suara klakson motor membuatnya terkejut. Dengan cepat ia membuka pintunya dan melihat siapa yang membunyikan klakson motor, berharap bahwa yang menjemput ke rumahnya itu Seo Changbin, mantan kekasihnya.

Namun harapan tetaplah harapan. Yang menjemput Felix adalah Hyunjin. Ia terlihat sangat keren dengan motor sportnya. Namun Felix tetap saja merindukan Changbin yang biasanya mengantar jemput Felix.

Dengan langkah lesu Felix menghampiri Hyunjin yang menunggunya di atas motor sportnya.

"Pagii manis." sapa Hyunjin.

"Kenapa kesini?" tanya Felix tanpa membalas sapaan Hyunjin.

"Tak tahu, dorongan dari hati."

"Serius sedikit."

"Hehe menjemputmu lah."

"Kemana?"

"Planet Mars. Ya ke sekolahlah." jawab Hyunjin dengan malas.

"Memangnya kau sopirku?"

"Aku pacarmu, sudah sepantasnya aku memperlakukanmu layaknya tuan puteri."

"Tapi aku laki-laki." ucap Felix membuat Hyunjin memutar kedua bola matanya malas.

"Cepatlah naik Felix, kau mau terlambat?" titah Hyunjin.

Felixpun segera naik ke motor Hyunjin, dengan tanpa diminta Felix mengalungkan lengannya di perut Hyunjin membuat Hyunjin merasa senang sendiri. Hyunjinpun menyalakan mesinnya dan segera menjalankan motornya.

Begitu sampai di sekolahan mereka disambut dengan pandangan menyelidik dari seluruh siswa sekolah. Tak hanya diparkiran saja, saat mereka sedang berjalan di koridor menuju kelaspun tatapan tatapan itu terus mengikuti mereka, bukannya berkurang malah bertambah.

Tentu saja hal itu membuat Felix merasa risih. Hingga akhirnya teriakan membahana yang berasal dari pria berstatus uke dengan nama lengkap Han Jisung membuat Felix dan Hyunjin menghentikan langkahnya.

"LEE FELIX!"

"Ada apa bodoh?" tanya Felix begitu Jisung telah sampai dihadapannya.

"Kemana saja kau kemarin haha?! Kenapa kau tak mengabariku?! Dan kenapa kau sekarang bersama Hyunjin? Apa kalian memiliki status? Apa Hyunjin mengancammu? Apa kau takkan menjawab? Kenapa kau masih belum menjawab? Apa kau takut pada si Hyunjin ini?! Felix cepatlah jawab aku!" ucap Jisung dengan kecepatan melebihi Heyna saat sedang berlari.

Felix yang mendengarnya pun pusing sendiri. Hyunjin saja sampai geleng-geleng kepala dengan kehebatan seorang Jisung dalam bertanya.

"Bertanyalah satu satu Han Jisung!" ucap Hyunjin jengah.

"Aku tidak bertanya padamu Hwang sialan! Jadi diamlah karena ini tak ada urusannya denganmu." ucap Jisung kesal.

"Kau sedang bertanya pada kekasihku, jelas ini ada urusannya denganku." ucap Hyunjin dengan suara yang agak lantang, membuat semua yang mendengarnya termasuk Jisung terkejut. Felix pun hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.

"Jangan membual Hwang Hyunjin! Felix katakan bahwa Hyunjin sedang berbohong!" ucap Jisung yang mirip teriakan.

"H-hyunjin be-benar sung!" ucap Felix terbata.

Lagi, semua yang mendengarnya hanya bisa diam mematung dengan mulut yang melongo syarat akan tak percaya.

Hyunjin yang melihat sepupunya masih dalam keadaan blank pun merangkul Felix dan membawanya pergi dari sana.

Jisung yang telah sadarpun segera melihat kearah Felix dan Hyunjin yang kini sudah jauh di depan mereka.

"FELIX! KAU BERHUTANG CERITA KEPADAKU!" Teriak Jisung lagi.







|••|



Hyunjin lagi-lagi menghela nafasnya dengan berat. Ia menyesali keputusannya mengajak Felix ke kantin bersama tadi. Seharusnya ia tahu bahwa kemanapun Felix pergi pasti Jisung selalu mengikuti. Seperti sekarang ini.

Setelah Jisung selesai meluncurkan berbagai macam pertanyaan tentang dirinya dan Felix juga hari kemarin, Jisung malah menghabiskan uangnya dengan cara meminta traktiran.

Lagi, Hyunjin menghela nafas berat ketika melihat Jisung memesan lahi makanan. Ia juga sangat aneh dengan sepupunya ini. Kenapa Jisung terlahir dengan perut karet?

"Aku saja yang bayar." ucap Felix setengah berbisik ke arah Hyunjin.

Sebenarnya Felix sedari tadi merasa kasihan kepada Hyunjin yang sedari tadi menghela nafasnya dengan berat. Maka dari itu Felix berkata demikian.

"Ah tak usah." tolak Hyunjin.

"Beneran nih?" tanya Felix tak percaya.

"Iya, koalaku." jawab Hyunjin meyakinkan sembari mencubit pipi gembil Felix.

"Jangan mencubit pipiku." ucap Felix sembari cemberut.

Hyunjin pun semakin gemas sendiri, ia ingin terus mencubit pipi gembil Felix yang seperti moci itu namun kasihan karena Felix sedang makan. Lalu sebuah ide muncul di otak Hyunjin.

"Felix lihat ada burung merayap!" tipu Hyunjin sambil menunjuk kearah keluar kantin lewat jalan kanan.

"Mana mana?" tanya Felix excited sambil mencari-cari kearah yang tadi Hyunjin tunjuk dan

Cup

Kecupan singkat mendarat dipipi Felix, siapa lagi pelakunya jika bukan Hyunjin. Sekarang pipi Felix sudah merah, namun wajahnya menampilkan bahwa ia kini tengah blank.

Namun aksi tersipu Felix terhenti karena melihat seseorang di pintu barat yang kini tengah memperhatikannya dan Hyunjin dengan tajam.

Dia adalah





































Tbc

Vomment juseyoo~

Wanna be? || Hyunlix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang