Hyunjin menendang kaleng bekas minuman yang tergeletak di jalan. Ia tak perduli kaleng itu akan mengenai apa ataupun siapa. Yang jelas mood nya sedang buruk sekarang.
''Apaan sih si woojin?! Sape juga yang suka sama si badut. Taik emang."
Hyunjin menggerutu sendiri. Kakinya terus menendang kerikil kerikil kecil yang ada di jalan menuju apartemennya. Fyi aja nih, Hyunjin tak membawa motornya hari ini hingga sekarang ia pulang dengan berjalan kaki.
Padahal bisa saja Hyunjin menaiki bis ataupun taksi, namun Hyunjin benci berdesak-desakan di bus yang penuh dengan kriminal. Juga Hyunjin merasa lebar jika harus menggunakan uangnya untuk membayar taksi karena jarak dari apartemen dan sekolahnya tak begitu jauh.
"Hahhh! Gara gara si bangsat woojin gue jadi kepikiran terus!"
"Heh Hyunjin ngomong kasar lagi!" sebuah suara bass yang Hyunjin yakini berasal dari badut menyapa indra pendengarannya.
Benar dugaannya, badut lah yang bersuara tadi karena kini sosoknya tengah ikut berjalan di samping Hyunjin.
"Terus? Gue peduli?" tanya Hyunjin malas.
"Anak jaman sekarang ngomongnya kasar kasar, herman saya."
"Lu ngurusin amat hidup gue, mau sekalian biayain?"
Hyunjin, ketus, tajam, dan dingin adalah perpaduan yang sempurna jika sedamg berhadapan dengan Felix. Entahlah, ia juga tak mengerti mengapa hanya dengan Felix sikap nya akan seperti itu. Mungkin karena Felix ini parasit. Ya, karena badut ini menganggunya. Dan Hyunjin membencinya.
"Ntar aja, kalo Felix udah kerja. Hyunjin sama Felix dibiayain. Hehe. Kalo sekarang Felix masih harus nabung buat masa depan." jawab Felix sembari cengengesan tak jelas.
"Dasar miskin."
Felix terdiam, tak membalas perkataan Hyunjin. Ia lebih memilih bungkam dan meredakan segala rasa yang bergejolak dan menyesakkan dadanya.
Membuang nafasnya perlahan, Felix pun tersenyum lalu menjawab perkataan Hyunjin.
"Iya nih, perekonomian keluarga Felix lagi menurun. Jadi bisa dibilang kalo Felix lagi jalan ke miskin. Hehe."
Hyunjin tersentak mendengar balasan Felix. Sungguh, ia sama sekali tak bermaksud menyinggung keuangan keluarga Felix. Ia hanya berkata seadanya tanpa berniat menyindir.
Hyunjin menatap Felix yang kini tengah tersenyum. Senyum nya manis namun ia tahu bahwa itu hanya senyuman paksa yang entah mengapa membuat hatinya sakit saat melihatnya. Ada rasa bersalah yang kini menghantui hati Hyunjin tiap kali melihat senyum itu. Namun setiap kali Hyunjin akan mengucapkan kata maaf, egonya takkan membiatkan itu terjadi. Sehingga kata kata sarkas lah yang keluar.
"Tapi Felix gabakal nyusahin Hyunjin kok walaupun nanti Felix bener bener jadi miskin. Tenang aja." lanjut Felix yang semakin membuat hati Hyunjin merasa bersalah.
"E-eum gue ga bermaksud." ucap Hyunjin sembari terbata.
Felix memiringkan kepalanya lalu menatap Hyunjin yang berada di sampingnya.
"Ga bermaksud apa? Kalo ngomong yang jelas dong."
"Emang dasar lu nya aja yang bego, bobrok, pikun, miskin, kek badut. Susah yah ngomong sama yang ga selevel."
Hyunjin menyesal ketika kata kata bak pisau tajam itu keluar dati mulutnya. Ia sama sekali tak bermaksud, salahkan bibirnya yang selalu reflek menghina orang.
"O-oh iyaa kali ya. Felix ga selevel sama Hyunjin kali hehe." jawab Felix dengan nada getirnya?
Hyunjin tak yakin. Ia memutar kepalanya hingga kini menatap Felix yang tengah menundukan kepalanya. Hyunjin merasakan aura yang kelam tengah mengerubungi badutnya.
Hell apa ia bilang? Badutnya? Apa otaknya sudah rusak? Ahh tidak, karena Felix hanya memiliki tugas sebagai badutnya, sebagai bahan candaannya. (Bully-an)
"Jin, Felix duluan yah? Daah!" pamit Felix sembari berlari tanpa menengok kearah Hyunjin sedikit pun.
"Heh badut! Ga sopan yah lo!" teriak Hyunjin yang entah mengapa tak terima ditinggalkan begitu saja olwh Felix. Bahkan badutnya itu sama sekali tak meliriknya.
Padahal Hyunjin tengah merangkai kata untuk mengucapkan kata maaf kepada Felix.
Namun menurut author, begini lebih baik. Karena ucapan maaf Hyunjin sama sekali takan berfungsi.mengapa begitu? Kalian akan tahu kalimat yang dipikirkan Hyunjin saat minta maaf. Kira kira seperti ini:
Sorry ya gue udah ngomong kasar ke elu. Karena yah lu harus tau kalo tiap orang itu dididik harus jadi jujur. Jadi ya gue gabisa boong pake cara ngomong kalo lu itu ganteng, rajin, kaya, dan sebagainya karena faktanya lu itu Ke balikan dari yang gue ucapin tadi. Jadi gue harap elu paham sama kata maaf gue.
Bagaimana? Mengerti?
Hyunjin sekarang tengah mengacak-acak rambutnya kasar dan berteriak kencang. Seolah melampiaskan rasa frustasinya melalui hal itu.
Tbc
Vomment juseyoo
Maaf kalo ga nge feel:((
Author hilang mood update:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna be? || Hyunlix
Fanfiction"Mau ga jad-...." "Ga!" "Serius?" "Iya!" "Miapa?" "Anjing!" Hyunjin seme, Felix uke bxb Seenggaknya pernah singgah di #950 in fanfiction 2018/05/07 #904 in fanfiction 2018/05/08 #812 in fanfiction 2018/05/09 #40 in schoollife 2018/05/11 #840 in fa...