Hyunjin memasuki apartemennya dengannya lesu. Hatinya tengah tak menentu. Seperti tengah merasakan rasa bersalah namun tak membuatnya merasa bersalah. Pusingkah kalian? Sama saya juga, jangan-jangan kita jooo-
-mblo.
Pikiran Hyunjin kembali berputar pada kejadian tadi sore saat mulut sialannya mengucapkan kata-kata kasar kepada badut yang berstatus tetangga sekaligus temannya?
Ia merasa tak enak namun biasa saja. Ah bagaimana ya cara mengucapkannya? Rasanya lebih ke hampa yang mana itu lebih menyesakkan dari pada sakit hati ataupun penyesalan.
Hyunjin melempar tas nya ke sembarang arah dan menjatuhkan dirinya ke ranjang king size-nya. Menenggelamkan wajah kusutnya di bantal empuk yang sedikit berbau.
"Sial banget ya? Gue gatau dia siapa, dia ga punya posisi penting di hidup gue tapi dia bisa bikin gue ga enak gini. Sebenernya pelet apa sih yang dipake?"
Hyunjin mulai ber monolog. Berusaha menenangkan hatinya dengan mengungkapkan semua keluh kesahnya pada udara dan kegelapan. Ia bersahabat dengan itu. Mereka mulai kenal berawal dari sahabat Hyunjin, Mr.Lonely.
Tak ada yang spesial. Hubungan itu terjalin begitu saja. Hyunjin merasa bersyukur memiliki teman yang tak cerewet seperti teman-temannya di sekolah. Namun ada kalanya ia ingin memiliki teman yang memeluknya saat diterpa masalah, mengelus-elus rambutnya saat ia butuh ditenangkan, ia butuh itu. Namun sayang ia belum memiliki rumah untuk nya pulang.
"Gue butuh rokok sekarang."
Hyunjin bangun dan merogoh saku celananya, berharap mendapatkan sekotak rokok yang biasanya hinggap disana.
Ia menarik keluar kotak rokok itu dan membukanya. Namun kosong. Tak ada isi di dalam kotak rokok itu, hanya ada kertas rokok dan ampas rokoknya.
"Sial banget gue hari ini."
Menggerutu kesal. Ia merasa hari ini adalah hari terburuknya. Berawal dari kekesalannya pada Minho, Felix yang membangkang, menyakiti Felix yang berakhir membuatnya gelisah, dan kehabisan barang penenangnya.
Hyunjin bangkit dari duduknya dan segera mengganti baju seragamnya dengan baju santai sebelum akhirnya keluar untuk membeli rokok.
Langkahnya berhenti. Sepatu warrior itu berbalik menghadap apartemen milik tetangganya yang berhasil membuat Hyunjin gelisah. Entah dorongan dari mana Hyunjin hanya diam ditempatnya sembari terus memperhatikan pintu apartemen yang tertutup rapat.
Menghela nafas kasar. Hyunjin berniat akan melanjutkan perjalanannya sampai suara pintu terbuka dan sosok yang kini tengah mematung menatapnya menghentikan aksinya.
Felix kini tengah mematung menatap Hyunjin yang juga tengah menatap kearahnya.
Mencoba tersenyum, Felix menyapa Hyunjin dengan senyumannya yang hanya dijawab wajah datar Hyunjin.
"Mau kemana?" Felix bertanya, mencoba terlihat biasa saja di depan Hyunjin.
"Bukan urusan lo." sahut Hyunjin singkat, padat, dan jelas. Jelas-jelas melukai hati Felix.
Namun tak seperti biasanya yang akan langsung melengos tak perduli, Hyunjin masih diam ditempatnya berdiri sembari menatapnya dengan pandangan yang tak ia mengerti.
"Ada apa?"
Tak ada sahutan dari sang dominan. Ia masih sibuk memperhatikan wajah submissive di depannya ini. Hingga ia dapat melihat sedikit jejak air mata di pipi Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna be? || Hyunlix
Fanfiction"Mau ga jad-...." "Ga!" "Serius?" "Iya!" "Miapa?" "Anjing!" Hyunjin seme, Felix uke bxb Seenggaknya pernah singgah di #950 in fanfiction 2018/05/07 #904 in fanfiction 2018/05/08 #812 in fanfiction 2018/05/09 #40 in schoollife 2018/05/11 #840 in fa...