ML of Highschool [4/5]

847 88 9
                                    

" Ge! Palli, ge! Aku sudah tidak tahan..! ", pinta Kyungsoo lagi. " Apa tidak bisa ditahan dulu? ", tanya Kris lalu melepas apa yang sudah 'ditanamnya' sejak tadi. " Mianhae ge. Aku akan kembali lagi,, jakkaman nae? ", ujarnya lalu berlari ke toilet. Kris menghembuskan poninya, ia lalu mengambil sesuatu dari lacinya.

Tak lama kemudian Kyungsoopun kembali. Kris memberikan apa yang diambilnya itu pada Kyungsoo. " Apa ini? ", tanyanya dengan wajah polos. " Pakai saja, supaya kau tidak bolak-balik ke toilet lagi," ujar Kris.

Setelah memakainya mereka kembali melanjutkan. Kyungsoo mengatur posisinya dan Kris kembali diatasnya. Mengeluarmasukkan phallusnya perlahan-lahan dan membuat Kyungsoo kembali mendesah. Sepertinya ia bosan posisi ini. Kris lalu 'mencabut' phallusnya dan berbaring disamping Kyungsoo.

" Wae? ", tanya Kyungsoo bingung. " Aku ingin rubah posisinya," jawab Kris. Kyungsoo bangun dari posisinya seperti perintah Kris, duduk dipangkuannya dan membiarkan Kris memasukkan phallusnya lagi perlahan-lahan. Kris memeluk Kyungsoo sembari menikmati leher jenjangnya yang beraroma smooth. Ia serasa menikmati sebuah heroin yang membuatnya ingin menghirupnya lagi dan lagi.

Deruh nafas Kris dilehernya membuat Kyungsoo merasa panas dan menambah lust yang dia rasakan. Ia juga merasakan gigitan-gigitan kecil disana yang membuatnya menggigit bibirnya sesekali. Merasakan desire lain ketika Kris menjilatnya dan menyentuh bagian-bagian sensitif ditubuhnya dengan tangan muscullary-nya.

Perlahan Kris membaringkan tubuhnya dengan posisi Kyungsoo yang masih didekapannya. Ia juga masih meletakkan phallusnya didalam celly Kyungsoo. Suara desahan Kyungsoo mulai hilang, ia tidak merasakan apa-apa selain sesuatu yang 'tertanam' di rectum-nya itu.

Kris memiringkan posisinya dan kembali memposisikan Kyungsoo dibawah tubuhnya. Kyungsoo menggigit bantal yang dipegangnya sekuat mungkin saat Kris mempercepat gerakannya sekaligus menggigit bahu mulusnya. Semoga saja gigi-gigi Kris bukan taring semua, jadi dia tidak perlu khawatir kalau bahunya akan berdarah.

Kyungsoo juga meremas bedcover untuk melampiaskan lust-nya ketika namjachingu diatas tubuhnya itu menambah tempo cepat gerakannya. Bedcover ranjang tempat mereka ML itu sudah benar-benar basah sekarang, akibat keringat yang menetes deras di tubuh mereka berdua. Suara mendesah, mengerang, dan melenguh kembali didengar Kris dari mulut uke imut-nya. Membuatnya tersenyum dan semakin tak ingin menghentikan kegiatan ini. Ia semakin ingin menghabisi namjachingu-nya secara total sampai dia puas. Sampai dia melemahkan namjachingu-nya yang mungil itu hingga benar-benar lemah.

Perlahan Kyungsoo menutup matanya. Biarkan saja Kris yang bekerja sendiri, dia sudah kehilangan banyak tenaga karena aktivitas ini. Dia tidak perduli apa yang akan dilakukan Kris ketika dia tidur. Memangnya apa? Mereka sudah melakukan ini. Memangnya ada yang lebih buruk lagi daripada ini?!

Kris tidak lagi mendengar suara desahan atau lenguhan yang memacu lust-nya lagi. Bahkan ketika ia memberikan sebuah dorongan ketika memasukkan phallus-nya ke rectum Kyungsoo. Kris melihatnya, aissh.. ternyata namja itu tidur.

" Kyungsoo-ah, jangan tidur.. Ini tidak akan menyenangkan jika aku 'bermain' sendiri," protes Kris pelan. " Aku harus mendengar suara desahanmu.. "

" Ummhh.. Nae, ge.. " jawab Kyungsoo tanpa membuka matanya. 'Nae, ge'. Tapi dia tetap tidur. Houffff! Kris menggembungkan pipinya dan menghembus poninya. Ia mengusap rambutnya ke belakang dan tetap melanjutka. Meski tak ada lagi desahan-desahan yang membuatnya ketagihan.

Kyungsoo tidak tahu ini sudah jam berapa, dan sudah berapa jam mereka melakukan ini? Tapi dia masih merasakan dorongan-dorongan ke rectum-nya. " Ge? ", panggilnya. " Hm? ", sahut Kris. " Masih ada hari esok, ge. Tidak perlu dipaksakan. Kalau kau sudah lelah hentikan saja,"

" Gwenchana, aku masih ingin melakukannya.. ", jawab Kris dengan suara yang menurut Kyungsoo adalah suara kelelahan. " Tapi ini sudah hampir jam 5 ge, jangan terlalu memaksa. " ujar Kyungsoo lagi.

Bukk.

" Ge? ". Tidak ada sahutan. Tubuh Kris menempel di punggungnya. Tentu saja ini membuat Kyungsoo sesak karena tubuhnya yang kecil malah ditimpa seperti ini. Kyungsoo mendorong tubuh Kris perlahan dan perlahan juga menarik diri dari phallus Kris yang masih 'tertanam' di rectum-nya. Ia menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Kris dan memeluknya.

***

" Kris ge, ireona.. ", panggil Kyungsoo lembut. Ia sudah memakai pakaiannya dengan lengkap sekarang. " Kris ge, ayo bangun. Ini sudah pagi, gege. " ucapnya lagi. Ia tahu ini akan terjadi. " Aissh.. Gege, ayo bangun! Dduizhang! Makanya aku bicara dengar! Untuk apa kau memaksakan diri melakukannya selama itu. Kris ge, kau tidak- ", Kyungsoo tertegun ketika ia tak sengaja menyentuh dada Kris.

" Kris ge," Jantungnya tak berdetak. " Gege, kau tidak apa-apa? ", tanyanya lagi. Kyungsoo bergegas memeriksa denyut nadinya dan meletakkan jarinya dihidung Kris. " Kris ge, kau baik-baik saja? Kau mendengarku kan? Kris ge! Kris ge!!! ". Panggilannya semakin meninggi ketika ia menyadari ada yang tidak beres dengan Kris.

***


" Dia punya penyakit jantung koroner, dia tidak diperbolehkan beraktivitas berat lebih dari dua jam apalagi sampai memaksakan diri. Apa anda tahu apa yang dilakukannya sebelum dia seperti ini? ", tanya sang dokter, menjelaskan panjang lebar tentang mengapa Kris menjadi seperti itu pada Kyungsoo. Karena panik Kyungsoo memanggil ambulans, oleh karena itu dia berada dirumah sakit sekarang.

Kyungsoo menahan air matanya dengan menggigit bibirnya. Kyungsoo dengan ragu menjawab," Aku... malu untuk mengatakan ini Uisanim. Tapi sebenarnya ... dia itu adalah... pacarku. Dan... kami... "

" Baiklah. Tidak perlu diteruskan," sela sang dokter. Ia sudah paham apa maksud jawaban pasiennya ini. " Sekali lagi kami meminta maaf sebesar-besarnya," akhirnya. Kyungsoo lalu membungkuk dan keluar dari ruangan pribadi sang dokter.

Kyungsoo dengan berat hati harus melihat seorang suster menutup wajah Kris dengan kain yang menutupi seluruh tubuhnya, dan membiarkan mereka membawa tubuh Kris ke ruangan yang seharusnya.

Kyungsoo kembali ke apartment Kris. Disanalah ia mengalirkan seluruh air matanya yang sudah tertahan sejak tadi. Dia jatuh terduduk dengan lemah. Dihadapan sebuah ranjang yang masih berantakan karena 'kegiatan' mereka semalam. Tidak, tapi tadi.

Sulit dipercaya, ia masih mendengar suara Kris beberapa jam yang lalu, bahkan mereka masih melakukan kontak fisik dengan mesranya diatas sana. Ia masih melihat smirk Kris yang ia tunjukkan tadi padanya. TADI. TADI! Lalu mengapa sekarang bisa seperti ini? Mengapa tiba-tiba bisa seperti ini?

Kyungsoo menangis keras, menangis sekuat tenaga dan meraung dengan air mata yang sungguh deras. Ia masih bisa merasakan bagaimana Kris bernafas dilehernya dan mengungkapkan rasa cintanya melalui itu. Bagaimana Kris mendekapnya dengan sangat nyaman dan menyuruhnya untuk tidak tidur. Ya, Kris melarangnya tadi, dia bahkan memarahinya. Seharusnya Kyungsoo dengar itu. Seharusnya Kyungsoo menurutinya.

" Baboya...! " , ucap Kyungsoo merutuki dirinya sendiri kesal. Tangisannya tertahan ketika melihat sesuatu. Sesuatu yang dia belum pernah lihat bahwa benda itu ada disana selama dua tahun dia keluar masuk apartment Kris.

Kyungsoo memasukkan kepalanya ke kolong tempat tidur dan meraih benda itu. Sebuah kotak berwarna cokelat. Kyungsoo membukanya. Sesetel tuxedo berwarna hitam, dan dibawahnya tuxedo berwarna putih. Dan dibawahnya lagi sebuah surat. Kyungsoo menghapus air matanya karena pandangannya sedikit blur karena menangis, sebelum kemudian membuka surat itu.

ONESHOOT FF [All × D.O]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang