[VA#2]-(2)

3.3K 232 15
                                    

Author's POV

1 minggu kemudian.

Tepat hari ini adalah hari ujian kenaikan tingkat. Key dan sahabat-sahabat terdekatnya itu memutuskan untuk mengikuti ujian tersebut.

Masalah nyawa, hanya Tuhan yang tahu. Tapi tunggu dulu, Key belum dapat restu yang ikhlas dari Verro. Karena apa? Karena ia takut adik kesayangannya itu terluka atau tidak selamat disana.

Untung dengan bantuan Rey, Rival, dan Ven akhirnya Verro mengizinkannya. Meski dalam hati paling dalamnya, ia masih dongkol setengah mati. Tapi Verro bisa apa? Ia juga kan harus ikut tes agar ia naik tingkat. Masa nanti ia satu tingkat dengan adiknya karena tidak lulus? Menyedihkan.

Ya, walau sebenarnya Verro tidak yakin dengan ucapan Rival, "percayalah, kami akan berusaha menjaga adik kecilmu ini. Biarkan dia menentukan keputusannya Verro, dia juga sudah besar."

Okelah, ia akan langsung percaya apabila Rey ataupun Ven yang mengatakannya. Karena menurutnya, mereka berdua itu masih waras. Tidak seperti Rival yang suka berbuat hal aneh-aneh.

Coba kalian bayangkan, punya teman pecicilan dan nggak pernah serius, tiba-tiba berbicara ala orang dewasa dan penuh keseriusan. Oh tidak! Kalian pasti akan menyangka teman kalian itu tersambat sesuatu. Dan seperti itulah kira-kira rasanya menjadi Verro.

Bahkan Rey dan Ven pun melongo mendengar ucapannya.

Akhirnya dengan berat hati ia menyetujuinya. Melihat Key yang nampaknya sangat ingin ikut ujian, ia hanya bisa berdoa.

Dan sekarang, lihatlah bagaimana gadis itu gugup sekaligus ketakutan melihat tantangan ini. Karena apa? Mereka kini dibawa ke salah satu hutan yang sangat seram.

Gelap mendominasi tempat. Suara-suara jangkrik berbunyi menambah seram daerah ini.

Yap, kini mereka dibawa ke black forrest. Hari memang masih siang, tapi suasana latar tempat ini sangat gelap. Sesuai dengan namanya Black Forrest yang artinya hutan hitam karena walaupun di siang hari, hutan ini tetap gelap. Yah, walaupun ada sedikit cahaya yang masuk.

Udara disini juga sangat dingin dikarenakan salju terus turun dari langit. Tapi loh ya, di dunia ini kan tidak ada musim salju. Nah, ini bagaimana?

Tapi untung saja mereka berempat menggunakan jaket tebal berbulu, sepatu boat, serta beberapa perlengkapan hangat lainnya.

Oh astaga!

Giginya bergemelatuk menahan dingin. "Ya ampun! Disini dingin banget, gezz~ nggak kuat rasanya."

"Sabar ya Key. Kita harus kuat untuk ngalahin tantangan ini! Atau kita bakal mati kedinginan disini." Rey mengusap kepala Key lembut.

"Hus!" Alis Ven mengerut, tidak suka dengan perkataan Rey tadi.

"Iya, maaf."

Rival hanya mendengus melihat dua anak itu yang saling berbicara hal tidak penting.

"Harap perhatian! Setiap murid yang mengikuti uji kenaikan tingkat harus menyelesaikan rintangan dan membawa 'sesuatu yang berharga' itu. Setelah kalian menemukannya, segeralah mengucap 'finish' lalu kalian akan kembali ke VA dengan otomatis. Selamat berjuang!"

Suara yang datang entah darimana itu membuat keempat orang itu terdiam. Ya, untuk murid yang mengikuti tes akan dibawa ke satu hutan tapi di lain sisi. Ada yang di bagian barat, selatan, timur, dan lainnya.

"Grr.. disini dingin sekali, ayo cepat jalan! Kita harus cepat menyelesaikan rintangan, mengambil 'sesuatu yang berharga itu' lalu pulang." Rival berjalan terlebih dahulu sambil mengoceh tidak jelas.

"Iya sabar Val, semuanya butuh proses! Kita akan segera menyelesaikan tes ini." Ven membalas mencoba mendiamkan Rival yang masih mengomel.

"Kalau kalian terlalu banyak bicara, kita tidak akan menyelesaikan tes ini!"

Key mendengus kesal, "kamu yang diam Val. Kamu bilang jangan banyak bicara, sedangkan kamu sendiri mengomel daritadi."

"Itu karena kalian!" Elak Rival.

"Sudah semuanya, lebih baik diam dan lanjutkan perjalanan. Rival, berhentilah mengomel!" Rey berjalan ke depan sambil melirik peta diikuti yang lainnya.

Key mendengus lalu mulai berjalan pelan karena jalan yang licin tertutup es.

Sekitar satu jam berlalu, masih tidak ada sesuatu yang menarik, suasana yang gelap dilengkapi dengan salju membuat hutan ini semakin menyeramkan.

"Ah, aku lelah." Key menundukkan badannya, kedua tangannya bertumpu pada lututnya sambil menghela nafas lelah.

"Dasar perempuan! Kalau tahu tidak akan kuat, sebaiknya tidak usah ikut. Merepotkan saja!" Rival melirik sinis Key.

"Heh Rival! Kamu itu kenapa sih daritadi protes mulu? PMS ya? Kita sudah berjalan satu jam dan nggak jelas arahnya tanpa beristirahat. Memangnya kamu sekuat apa mau jalan 24 jam tanpa istirahat?!" Key balas menyolot. Ia sangat kesal dengan tingkah Rival sedari tadi.

"Lah, cewek kan memang dimana-mana itu lemah. Masa baru jalan satu jam saja sudah lelah? Cemen!" Rival memutarkan bola matanya malas.

Alis Key mengerut berarti marah. "Kamu itu..! Aku nggak tahu ya apa yang bikin kamu berubah, padahal kan ya kamu sendiri yang minta izin sama kakakku, Verro."

"Itu memang sebuah kesalahan!" Balas Rival.

"Rival!"

🏰🏰🏰

Icikiwirr..

Gimana gaes? Ngeselin yak? Aku sendiri rasanya kesel mau tabok Rival.

Plak..

Hehehe, cuma mau tanya kok. Ini cerita gimana sih menurut kalian? Gaje yak? Dari awal aku tulis VA kayaknya emang gaje.

Jadi aku berusaha sebaik mungkin biar cerita ini lebih baik dan lebih menyenangkan lagi deh.

Gitu aja,

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang