Author's POV
Rey dan Rival saling berpandangan. Menunjukkan raut wajah bingung sekaligus terkejut.
Victoria Hillary.
Itu kan salah satu staff mereka yang merekrut murid-murid di bumi yang memiliki element.
Lalu mereka kembali menatap kearah tadi, jika diperhatikan baik-baik maka terlihat bahwa mereka semua dari VA.
Tapi, apa hubungan mereka dengan El?
"Kenapa selalu Victoria? Dia itu perempuan jelek dan tidak tahu malu. Dia yang merebutmu dariku!" Teriak El.
Nampak wajah Mr. Julliano memerah karena marah.
"Jangan sekali-kali kau menghina istriku! Aku dan dia saling mencintai, bukan seperti cerita yang kau karang kepada Rey dan Rival." Ucap Mr. Julliano.
Mrs. Liliane yang nampak jengah sedikit melerai perdebatan mereka. "Sudah cukup! Hentikan drama kalian semua. Sekarang, katakan kepadaku Eleanor. Dimana para Liether?!"
Eleanor diam.
"Apa kau tuli?! Sudah kukatakan, dimana. Liether? Jangan bersikap bodoh dengan berusaha menyembunyikan Liether dengan kami." Bentak Mrs. Liliane.
Rey yang hendak menolong El langsung saja dicegah oleh Rival. Rey menoleh, Rival menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.
"Sebaiknya, kita perhatikan dulu. Siapa tahu kalau ternyata yang dikatakan Mrs. Liliane itu benar."
Rey diam.
"Aku tidak akan memberitahu kalian semua. Tidak akan. Selama dendamku belum terbalas, aku tidak akan berhenti. Aku akan membalaskan dendamku lewat Liether. Aku tahu, kalian pasti tidak akan bisa melawan Liether bukan? Kalian lihat saja nanti, aku akan kembali merebutmu Julliano. Lihat saja."
Seketika, tubuh El menghilang. Menyisakan asap hitam di seketiar para guru VA.
"Dia benar-benar gila."
"Dia berencana mengendalikan Liether begitu?"
"Dia tidak akan bisa. Dia pikir, dia itu hebat apa? Bisa-bisanya berpikir untuk mengendalikan kami." Ucap Rival.
Langsung saja, para guru tersebut menoleh.
"Kalian menguping?" Tanya Mr. Frans.
Rey hanya mengendikkan bahunya acuh.
"Jadi, apa rencana kalian sekarang? Membunuh El? Atau-"
"Mencari Key dan Ven."
🏰🏰🏰
"Ah, segar sekali."
Ratu Pauline tersenyum melihat Key yang nampak lega karena hausnya sudah teratasi dengan minum air.
"Bagaimana, sudah lega?" Tanya Ratu Pauline.
Key tersenyum lalu mengangguk. "Iya, terima kasih. Aku merasa sangat kehausan tadi."
Ven hanya tersenyum tipis.
"Jadi, bagaimana dengan teman-teman kalian tadi? Mereka sudah tau kenyataannya kan?" Tanya Ratu Pauline.
Ven mengangguk, "iya. Ekspresi mereka cukup terkejut. Kami begitu senang, sekarang tinggal bagaimana menghancurkan Eleanor."
Ratu Pauline manggut-manggut setuju. "Aku akan membantu kalian. Apa kalian sudah siap untuk menampakkan wajah kalian di antara mereka semua, huh?"
Key menggeleng.
"Sepertinya belum. Kami akan memberikan kejutan di akhir peristiwa ini. Sekarang, mungkin kami akan membantu mereka dari jauh." Ucapnya.
"Rencana yang cukup bagus. Aku salut. Selamat menjalankan rencana kalian. Kalau terjadi sesuatu nantinya, jangan sungkan untuk meminta bantuanku. Aku akan dengan senang hati menolong kalian." Ucap Ratu Pauline.
Ven tersenyum tipis. "Ya, kami akan berusaha terlebih dahulu. Karena ini masalah kami, tentu harus kami hadapi sekuat tenaga. Kami akan meminta bantuanmu, karena aku yakin.. bahwa kami juga akan mengalami kesulitan."
🏰🏰🏰
"Rey, Rival. Kalian habis darimana saja? Aku tadi panik mencari kalian." Ucap El dengan raut kekhawatirannya, sempat membuat Rey dan Rival mempercayainya.
Rey menyengir, "uhm.. kami tadi mencarimu keluar. Eh ternyata kamu sudah pulang duluan."
El terdiam, tapi terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa ia sedang gelisah. Sesuatu mengganjal di pikirannya.
"El?"
Eleanor tampak tersentak. Ia baru tersadar dari lamunannya.
"Eh iya, maaf. Aku tadi sempat berkeliling dulu." El tampak salah tingkah.
Rival hanya mendengus.
Rey melirik Rival yang sepertinya sedang malas. Ia berpikir, apa jiwanya dan Rival tertukar? Seingatnya, dulu dia sangat cuek dan bersikap dingin terhadap orang lain, bahkan sahabatnya pun.
Tapi sekarang, justru berkebalikan.
Terlihat dari saat mereka tengah melakukan ujian kenaikan tingkat, bahwa mood Rival sangat buruk. Membuatnya bersikap cuek dan 'peduli amat' dengan sekitarnya. Bahkan saat hari pertama mereka meninjakkan kaki ditempat ini, Rival dan Key sudah berdebat karena Rival yang tidak mau tahu dengan kondisi orang lain.
Rey jadi penasaran, mungkin ia dapat menanyakannya nanti saat mereka kembali ke Verrionne Academy.
"Ehm.. Rey, Rival. Aku mau masuk ke kamar dulu ya." Ucap El.
Mereka berdua hanya diam, menatapi El dengan bingung. Lalu saling menatap kemudian.
Smirk terpatri di wajah mereka berdua.
🏰🏰🏰
"Aku tak percaya ini. Tidak dapat kukendalikan? Bagaimana bisa?"
"Ini tak bisa dibiarkan. Sesuatu pasti sudah terjadi kepada mereka."
Tidak. Tidak bisa.
Mereka tidak akan bisa lepas darinya, pasti terjadi suatu kesalahan.
Apa mereka..
Ah tidak, tidak mungkin.
Tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bukan?
Apapun yang terjadi sekarang, aku harus tahu bagaimana hal ini bisa terjadi. Harus tahu!
🏰🏰🏰
Hai guyssss..
Gimana kabar kalian? Oke?
Cuma mau ingetin aja, kalau ada yang mau gabung grupchat WA. Silahkan ya😁
Dan, jangan lupa untuk vomment cerita ini. Kasih gimana komentar kalian.
Vomment.

KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] LIETHER | END
FantasiSequel 'The Verrionne Academy.' Please don't copy my story! ~~ Setelah berhasil melewati perang melawan musuh yang merupakan dalang dari segala hal yang terjadi selama satu tahun ia di dunia itu, semua hal yang menjadi rahasia pun satu persatu mulai...