[VA#2]-(19)

1.8K 143 15
                                    

Author POV

Duarr..

Tubuh Rey terpental kebelakang, menabrak perisai di belakangnya. Perisai yang dibuat oleh El agar para guru VA tidak dapat menolong para Liether dalam bertarung.

"Arghh.."

Mata Key membola, mulutnya mengeluarkan ringisan kecil. Nampaknya pasti sangat sakit apabila didorong sampai terpental seperti Rey barusan.

"Ouch, sepertinya sakit ya?" Tanya El bermaksud mengejek.

Rey menggeram kesal.

Tiba-tiba, sebuah bola cahaya buatan Ven dengan tingkat keterangan yang tinggi melesat menabrak retina mata El, membuatnya jatuh terduduk dengan kondisi memegangi matanya.

Kakinya dicengkram oleh tanah pencengkram milik Rival membuat tubuhnya tidak dapat berdiri.

Kemudian, Rey dan Key ikut melengkapi penyerangan. Key membuat bola air besar yang mengelilingi El dan Rey menggabungkan bola apinya di bola api Key, membuat El dikelilingi air mendidih hingga kulit keriputnya terkelupas.

Rey semakin menambah tingkat kepanasan apinya membuat kulit  El terasa gosong hingga ke dagingnya. Uh, Key bahkan tidak sanggup melihatnya.

Tapi, entah apa yang terjadi. Tiba-tiba saja semua serangan mereka tadi musnah. Hancur seketika.

El berdiri, menatap nyalang ke arah Rey. Tubuhnya yang menghitam dengan kulit yang mengelupas menampakkan daging yang berwarna merah dengan darah yang mengucur-ngucur.

"Kalian.. beraninya kalian! Akan kutunjukkan bagaimana diriku yang amat marah." Teriaknya kepada para Liether.

Suara patahan tulang terdengar nyaring. Tubuh El hancur menjadi debu, lalu debu itu membentuk sebuah cermin. Hebatnya lagi, seekor ular naga hitam dengan tubuh berukuran 'warbyazah' keluar lalu terbang mengelilingi keempat Liether tersebut.

Dengan pandangan was-was serta keterkejutan yang tinggi, mereka berempat mundur perlahan-lahan hingga punggung keempatnya saling bertabrakan.

"Kita harus apa?" Bisik Key pelan.

Menggeleng pelan lalu menjawab, "aku juga tak tahu."

"Jawaban yang sia-sia, Rival." Dengus Ven.

"Stt.. jangan berdebat. Kita harus berpikir bagaimana cara mengatasi El si ular naga ini." Lerai Rey.

Tanpa mereka sadari, tubuh mereka terus diputari oleh tubuh El yang seperti ular naga itu hingga mereka berempat terjepit dan terlilit ramai-ramai.

Key merasa sangat sesak, pasokan udara di paru-parunya berkurang hingga ia rasa akan mati kehabisan nafas.

'Ini tidak boleh terjadi!' Batinnya.

Tangan Key, berputar ke udara. Mengikuti instingnya, tangannya menangkap udara kosong seolah-olah itu merupakan sesuatu yang dapat ia pegang. Dalam sekali hentakan tarikan tangan Key, tubuh ular naga itu terjatuh.

"Apa itu tadi?" Tanya Rival terkejut.

"Um.. tidak tahu," balas Key.

Rey tersenyum, "kekuatanmu berkembang. Kau dapat menghentikan aliran darah dalam tubuhnya."

Key ikut tersenyum membalas pujian dari Rey, namun senyumannya seketika terganti dengan raut terkejut.

Api dari mulut El keluar menyerang Key. Reflek, perempuan itu salto ke belakang sambil menatap ular naga itu tajam.

Saat itu, Rey langsung menyerang El dengan bola apinya. Namun, kekuatan di dalam tubuhnya seolah tertarik keluar dan ada sesuatu yang menahannya.

Rey geram, ia tidak tahu kalau El juga memiliki kekuatan yang dapat menyerap kekuatan orang lain, sehingga pemiliknya akan kehilangan kekuatannya selama sosok yang mengambilnya akan mengembalikan kekuatan tersebut kepada pemilik aslinya. Bahkan, bisa jadi orang tersebut menjadi lementeour atau masyarakat dunia Le Ment yang tidak memiliki kekuatan.

*(guys, Le Ment itu dunia yang sekarang Key pijaki. Dunia dimana semua orang terlahir dengan element.)

Rey kesal, sekuat tenaganya ia justru menarik kekuatan El menuju tubuhnya.

Ternyata, memang El itu lemah. Element apinya keluar dari tubuhnya menuju tubuh Rey.

El yang menjadi ular naga itu mengaum marah. Berusaha menyemprotkan api dari mulutnya, tapi yang keluar hanyalah asap.

Rival dan Ven tertawa ngakak. Lucu sekali si El itu, sudah tau elementnya hilang masih saja mau menyerang mereka.

Rey tahu El merasa malu, maka dari itu ia berjaga-jaga. Takutnya saja El menyerang mereka karena marah. Karena mau bagaimanapun El memiliki tubuh yang besar. Mampu meremukkan tubuh siapa saja yang berada di dalam lilitan tubuh besarnya.

Dan benar saja, ekor ular naga itu bergoyang kesal dan mendorong tubuh mereka hingga terpelanting jauh.

"Auch.." Key merintih kesakitan dengan kakinya yang tadi terkilir kala ia berusaha mempertahankan tubuhnya dengan menguatkan kakinya.

Ven yang terguling disebelahnya langsung berusaha berdiri, menarik kaki Key dan memijatnya pelan.

"Aduh.."

Rey melihat adegan tersebut, mengerutkan alisnya kesal. Berteriak ke arah Ven, "hati-hati!"

Ven mendengus.

Key menahan tangan Ven pelan kala cowok itu hendak memijatnya kembali.

"Udah gapapa Ven. Ayo bangun, lihat Rival dan Rey sedang menyerang El," ucap Key.

Ven menoleh, benar ucapan Key. Tapi saat ia hendak membantah, Key terlebih dahulu memotong perkatannya tadi.

"Sudahlah Ven. Ayo, cepat!"

🏰🏰🏰

Helohelohelo👋

Manteman semuanya, maafkanlah daku yang terlambat mengupdate kisah Key dan kawan-kawan.

Saya baru saja selesai ujian manteman, jadi baru sempat update hari ini. Hehehehe...

Jangan lupa Vomment kalian ya gais, sangat saya tunggu sekali aprasiasi dari manteman sekalian.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang