[VA#2]-(9)

2K 184 8
                                    

Author's POV

"kalian sekarang.. tinggal disini?"

Rey mengendikkan bahu. "Kami hanya menumpang, hanya untuk selama komunikasi kita terputus saja. Daripada kita tetap melanjutkan perjalanan, dan bertemu dalang masalah ini. Lebih baik menetap disini sementara."

Ven manggut-manggut setuju. Dia menghela nafasnya pelan, sepertinya dia terlalu lelah di jalan.

Tunggu dulu, mereka tampak biasa saja mendengar berita barusan. Apa mereka sudah tahu tentang berita 'komunikasi mereka terputus'?

Entahlah, Rey hanya diam saja. Tidak terlalu memperdulikan hal itu, toh pastinya itu lebih baik karena tidak perlu melihat tampang mereka yang terlihat shock mendengar berita tersebut.

"Ah, kalian menginap kan? Lalu dimana pemilik rumah ini? Aku juga ingin menumpang istirahat disini, sangat melelahkan berjalan dari gua menuju kemari." Key memutar-mutarkan tubuhnya mencari sang pemilik rumah.

"Ada di dalam. Eh tunggu dulu! Kamu tadi bilang bahwa kalian dari gua?" Rival bertanya.

Ven mengangguk setuju. "Ya, kami menumpang beristirahat. Tapi ternyata, itu tempat tinggal Ratu Pauline. Dia marah, tapi setelahnya dia bersikap baik dan mengatakan keadaan disini."

Rey dan Rival nampak terkejut dengan perkataan Ven, serempak mengatakan hal yang sama. "T-tunggu dulu! Yang Mulia Ratu Pauline?!"

Key mengangguk membenarkan. "Yaps, betul sekali! Ratu Mermaid."

Keduanya masih terbengong.

Ven merangkul bahu Key, membuat mereka berdua terlihat akrab seperti sepasang kekasih lalu mengacak rambut Key gemas.

Melihat itu, Rey merasa udara yang dingin sekali itu berubah perlahan menjadi panas. Ia berdehem untuk menyadarkan Ven dan Key yang sedang bermesra-mesraan.

"Ehemm.."

Disampingnya, Rival hanya cengengesan melihat Key dan Ven, serta ekspresi Rey yang nampak tak suka. Rey menatap Ven tajam.

"Ayo Key, aku temani kau ke dalam. Sepertinya kau terlalu lelah diperjalanan, right?" Rival menarik tangan Key memasuki gubuk tua. Diikuti tatapan tajam penuh amarah dan kekesalan dari Rey dan Ven.

🏰🏰🏰

"Hahaha, kau sangat lucu Key. Bagaimana mungkin kau bertemu dengan Ratu Pauline? Aneh-aneh saja." El tertawa sambil menggelengkan kepalanya pelan, tidak percaya dengan cerita Key.

Key mendelik tajam, "aku tidak berbohong! Untuk apa aku bohong masalah itu? Lagipula, bukan cuma aku yang melihatnya. Tetapi Ven juga!"

Ven mengangguk setuju.

Sedangkan Rey dan Rival hanya saling bertatapan bingung. Siapa yang benar disini?

El menaikkan sebelah alisnya. "Kalian itu tahu apa sih, hah?! Aku tinggal disini bertahun-tahun, aku tidak pernah bertemu Ratu Pauline. Dan ... air terjun yang tidak membeku? Apa itu? Lagipula, disini tidak ada air terjun Key! Berhenti mengada-ada."

Key marah, ia berdiri dari posisi awalnya yang tengah duduk. Menatap El tajam.

"Aku tidak tahu apa motifmu berkata seperti ini El, tapi satu yang aku yakini. Bahwa penglihatan seorang 'Liether' itu tidak pernah salah. Kau pikir, aku bodoh untuk mengetahui kalau kau ingin mengadu domba kami?!" Key menarik Ven agar ikut berdiri.

"Key!" Sentak Rey.

Alis Key mengerut kesal, "apa?! Kau bahkan tidak tahu siapa perempuan ini Rey."

Lalu Rival pun menyahuti ucapan Key. "Kami tahu. Justru kalian berdua lah yang tidak tahu!"

Ven kesal. Ia jadi menengahi perdebatan diantara mereka semua.

"Diam semua! Kalau kalian berpikir kami tidak mengenal perempuan licik ini, kalian bebas. Berpikirlah sesuai otak kalian, kami tidak akan memberitahu apapun." Ucap Ven.

Key menoleh kearah El yang menatap fokus kearahnya. "Apa?! Kau mau mengetahui isi pikiranku? Dasar bodoh. Kau tidak akan pernah tahu!"

"Hei! Aku tidak pernah menjelek-jelekkanmu ya Key. Kau bilang apa?! Aku licik? Hei, bahkan kalian baru pertama melihatku." El kemudian berucap kesal.

Key dan Ven hanya diam lalu mengambil barang mereka dan keluar dari gubuk tua itu.

Rey menahan tangan Key. "Kalian mau kemana sih?"

Key menepis tangan Rey yang tengah mencengkram pergelangan tangannya.

"Kau punya otak kan? Aku malas berkumpul bersama kalian. Aku pikir, setelah pertemuan ini kalian akan mengerti kami. Kami. Tidak. Akan. Membohongi. Sahabat sendiri." Key menekankan ucapannya lalu menarik tangan Ven menuju Gua tadi. Dimana mereka bertemu Ratu pauline.

Rey mengacak rambutnya frustasi. "Ada apa ini?"

🏰🏰🏰

Flashback.

Ketika Key dan Ven hendak pergi dari Gua tersebut, tiba-tiba sebuah cahaya biru mendekati mereka.

Dan ternyata, Ratu Pauline kembali lagi dengan para mermaid lainnya yang sudah berubah seperti manusia.

"Eh, ada apa yang mulia?" Tanya Ven bingung.

Ratu Pauline menjentikkan jarinya, seketika asap biru membentuk sebuah layar menunjukkan putaran-putaran kejadian yang aneh menurut Key dan Ven.

"A-apa ini Yang Mulia?" Key bertanya sembari menatap wajah Ratu Pauline yang tengah tersenyum miring.

"Dialah ... dalangnya."

🏰🏰🏰

Haiiiiiiiiiiiiii😙

Ketemu lagi dengan Aku, sang Author lebay untuk yang masih tungguin kelanjutan cerita ini.

Thanks banget buat yang udah vote pluss komen cerita ini ya. Hehe, jadi tambah semangat gitu loh ngetiknya.

Sorry banget karena udah hampir-eh atau mungkin udah satu bulanan nggak update guyyss.

Karena kemarin lebaran ya kan, mudik. Jadi nggak sempat ngetik deh, hehehe.

Tapi aku janji kok, update ini double part deh kalau bisa.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang