[VA#2]-(3)

2.5K 209 4
                                    

Author's POV

"Rival!"

Key mendengus marah, entah kenapa sekarang dirinya jadi sangat mudah marah karena Rival. Iyalah, karena sikap Rival yang berubah seperti perempuan sedang PMS.

Tapi setahunya pria tidak ada yang namanya 'PMS', benar kan?

"Apa-apaan sih Rival? Kamu daritadi ngomel terus. Key benar, kita nggak bisa jalan 24 jam Val! Kita perlu istirahat. Memangnya kamu nggak capek? Sekuat apa sih kamu?" Ven ikutan membalas, ia juga kesal dengan sikap Rival.

"Cih, dasar! Baru juga jalan dikit udah capek. Sama aja dog dengan perempuan, lemah!" Rival menatap Ven dan Key sinis.

"Kalian ini ribut terus, kenapa sih? Hal kecil aja diributin!" Rey mendengus kesal.

"Rival yang selalu membesarkan masalah Rey! Aku hanya minta istirahat sebentar, Rival protes!" Key membela diri.

"Bisa ditahan aja nggak Key? Kita istirahat nanti aja. Lanjut jalan dulu." Rey berusaha mengembalikan suasana.

"Tuh, Rey aja setuju. Dasar, lemah banget jadi perempuan!" Ejek Rival.

"Terserah kamu mau bilang apa, kamu bisa lanjut dan tinggalin aku disini. Aku nggak peduli, aku capek. Kita disini sebagai kelompok, tapi kamu nggak mau toleransi Val.." Key berbalik badan meninggalkan mereka untuk mencari tempat peristirahatan.

"Key!"

Tanpa menoleh, Key berucap. "Pergilah Rey, Ven, temani Rival untuk segera menyelesaikan tes ini. Aku lelah, ingin istirahat."

Ven menatap Rey dan Rival tajam menyalahkan mereka, "aku ikut Key."

Berjalan cepat menyusul Key, lalu merangkulkan sebelah tangannya ke bahu Key.

Rey terdiam, ia bingung harus apa.

Rival berdehem membuat Rey menoleh kearahnya. "Kamu mau ikut Key atau aku? Terserah."

Rival kembali melanjutkan perjalanan diikuti Rey yang masih dilema.

Astaga! Bagaimana ini? Key? Ven? Yaampun..

🏰🏰🏰

Tik.. tik..

Terdengar suara gemercik air dari sini. Key mengerutkan alisnya tatkala suara itu masuk ke pendengarannya.

"Ven, kayaknya aku dengar suara air deh. Apa disini ada air mancur ya?" Key menatap kearah Ven.

Ven mengerutkan alisnya, "iya aku juga dengar. Tapi masa sih ada air di sekitaran es ini?"

Key mengendikkan bahunya.

"Ayo kita cari sumber suara!" Key dan Ven berjalan mendekati daerah dimana asal suara tersebut.

Dan.. benar saja.

Sebua air terjun turun di tengah-salju. Key dan Ven berseru kegirangan lalu mendekat ke air terjun.

"Pasti airnya dingin." Ven meletakkan tas ranselnya lalu mendekati air.

Key menyelupkan tangannya ke dalam air, ternyata dugaan Ven salah besar. Air disini begitu hangat, pantas saja tidak beku.

"Airnya hangat Ven, nggak dingin." Key menarik tangan Ven agar menyelup ke dalam air.

Ven mengangguk. "Iya, airnya hangat. Rival dan Rey pasti akan menyesal nantinya."

Key mengendikkan bahunya acuh. "Aku nggak tahu kenapa Rival jadi kayak gini. Aku capek, nggak kuat jalan lagi. Terserah dia mau ngatain aku apa, mau aku perempuan lemah lah. Yang penting aku istirahat dulu. Lihat, mereka pasti tak lama lagi kelelahan. Dan untungnya kita ketemu tempat ini. Bisa istirahat sejenak, baru melanjutkan perjalanan. Oh ya, kamu kenapa ikut aku Ven?"

Ven hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ehehe, aku juga sama capeknya. Rival juga ngaselin banget sih. Lagipula kamu mau pergi sendirian, ya masa sih aku tega gitu." Ven menatap Key dengan senyuman bodohnya itu.

"Ooh, makasih kalo gitu udah mau temenin aku. Aku berharap semoga aja nanti kita semua lulus ujian dan kembali ke VA dalam keadaan selamat." Key tersenyum tipis.

"Aku juga berharap akhirnya begitu."

🏰🏰🏰

"Bagaimana keadaan mereka semua Mr. Frans? Apakah mereka semua baik-baik saja disana?"

Mrs. Liliane berjalan memasuki ruangan pengontrol yang juga merupakan tempat para guru mengawasi murid-murid yang mengikuti uji kenaikan tingkat.

Mr. Frans dan para guru lainnya menoleh ke arah Mrs. Liliane. "Sejauh ini baik Mrs, kita masih bisa memantau mereka. Beberapa ada yang masih melanjutkan perjalanan, sisanya mereka semua beristirahat." Jawab Mr. Frans.

Mrs. Liliane menganguk-angguk setuju, "baguslah kalau begitu. Teruslah pantau mereka, kalau ada sesuatu tolong kabari saya. Karena murid-murid ini merupakan hal yang serius dan tidak dapat disepelekan. Jangan sampai hal buruk terjadi, kalau tidak kita akan kesulitan nantinya."

Para guru dan staff di VA hanya mengangguk patuh lalu kembali menatap ke layar dan sibuk mengotak-atik teknologi yang menyambungkan keadaan mereka dengan murid-murid di Black Forrest.

"Hmm.. kalau begitu, saya pamit dahulu. Berkas-berkas murid yang akan ikut uji kenaikan tigkat akan saya urus. Oh ya, kalau bisa tolong panggilkan Mrs. Victoria ke ruangan saya ya." Mrs. Liliane tersenyum.

Para guru dan staff pun mengangguk, "baiklah Mrs."

Mrs. Liliane mengangguk lalu berbalik badan lalu keluar ruangan menuju kantornya.

🏰🏰🏰

Haihaihai..

Gimana nih ceritanya? Masih gaje ya? Aku udah berusaha biar cerita ini nggak kelihatan gaje dan aneh banget.

Jadi berikan komentar kalian terhadap cerita ini ya, teman-teman.

Btw, air terjunnya ada di mulmed ya. Kalau mau lihat.

Love you.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang