[VA#2]-(7)

2.3K 193 7
                                    

Author's POV

"Maafkan kami, Queen."

Seketika rasanya tubuhku membeku hingga tak dapat melakukan apapun juga.

Jadi, jadi.. yang di depan mereka ini.. seorang Ratu? Ratu apa?

Sang Ratu hanya diam. Para ular-ular yang merupakan hewan kesayangannya itu pun kembali ke gua. Ia berjalan memutari tubuh Key dan Ven yang berdempetan, memberikan tatapan tajam setajam silet.

Key meneguk salivanya dengan susah payah, tubuhnya menggigil. Karena faktor cuaca dan tatapan tajam dari Ratu.

"Aku tidak menyangka akan bertemu kedua Liether disini. Apa yang baru saja kalian lakukan di kawasanku? Beraninya mengambil air suci dari air terjun milikku dan berlindung dari badai di tempat peristirahatanku. Apa kalian tahu siapa aku?!" Bentaknya.

Key dan Ven tersentak begitu mendengar nada suara Ratu ini naik satu oktaf.

"Maaf Yang Mulia Ratu Pauline. Saya dan teman saya tidak tahu bahwa kawasan ini merupakan kawasan Yang Mulia. Kami hanya hendak beristirahat lalu menyelesaikan misi dan kembali ke Academy." Ucap Ven pelan.

Ven menjawab dengan rasa takutnya, karena ia tahu bahwa Key pastinya tidak akan mengenali Ratu Pauline. Yang merupakan Ratu Kerajaan Mermaid. Ratu ini tinggal di danau dalam gua, bodohnya ia tidak menyadari gua apa yang mereka singgahi.

Ratu Pauline menaikkan sebelah alisnya sambil mengetuk-ngetukkan tongkat Kerajaan yang sudah turun-temurun dari zaman dahulu.

"Hmm, murid Academy ternyata. Aku yakin kalian pasti akan keluar dari sini dengan begitu mudah, tapi itu dulu. Sekarang, kalian hanya bisa berkhayal untuk kembali ke Academy." Ratu Pauline mendudukkan dirinya di atas batu dalam gua.

Melihat Key yang menggigil akhirnya ia menambahkan, "kalian bisa masuk kemari. Selama kalian belum selesai berurusan denganku."

Key dan Ven mengangguk ragu lalu memasuki gua dan duduk di salah satu batu yang panjang tetapi tidak terlalu tinggi.

"Ehm, Yang Mulia. Apa maksud perkataan anda barusan?" Key memberanikan diri bertanya.

Ratu Paulina menyunggingkan senyum tipisnya, membuat wajahnya yang awalnya seram menjadi terlihat ramah dan cantik.

"Komunikasi dari Black forrest ini terputus dengan Academy kalian. Aku tidak memperdulikan siapa pelakunya, karena menurut firasatku.. dia mengincar kalian. Untuk itu berhati-hatilah." Ratu Paulina berucap sembari mengibaskan rambut panjangnya yang berwarna cokelat.

(Yang mau tahu gimana bentuk si Ratu Paulina ini bisa langsung liat di mulmed ya, 😁)

Key dan Ven tercengo. Tidak, bukan-bukan. Jangan salah paham kalau Key dan Ven tercengo karena melihat keindahan rambut Ratu Paulina, melainkan karena keterkejutan atas ucapan Ratu tadi.

"Hah?!"

🏰🏰🏰

Mrs. Liliane, Mrs. Voctoria, dan Mrs. Hera langsung bergegas ke ruangan pengendali komunikasi.

Mrs. Liliane membuka pintu ruangan secara tergesa-gesa hingga menimbulkan bunyi nyaring karena pintunya dibanting begitu saja.

Semua guru dan staff menoleh.

Dengan cepat, Mrs. Liliane mendekati meja kerja Mr. Frans, terlihat wajahnya nampak panik daan frustasi.

"Mr. Frans, bagaimana hal ini bisa terjadi? Hal ini sangat buruk. Dapat membahayakan murid-murid kita di sana, apa mereka masih bisa hidup disana? Astaga.. aku yakin ada orang yang sengaja merencanakan hal ini." Ucap Mrs. Liliane frustasi.

Mr. Frans menghela nafasnya sejenak, rasanya jantungnya mau lepas karena mendengar omelan Mrs. Liliane yang panjang lagi mendebarkan.

"Hm, begini Mrs. Pertama, kita ambil hikmahnya dulu. Dengan cara ini kita tahu siapa yang dapat bertahan dan naik tingkat-"

Mrs. Liliane langsung menyela, "iya benar. Tapi bagaimana untuk murid-murid yang tidak dapat bertahan? Mereka akan mati! Disana begitu dingin, belum lagi dengan segala rintangan nantinya. Ya ampun.."

Semua isi ruangan itu terdiam sambil menundukkan kepalanya. Takut dengan omelan Mrs. Liliane juga karena takut terjadi sesuatu pada murid-murid mereka.

Mrs. Liliane kembali melanjutkan, "murid-murid kita berkisar 45% dari seluruh murid yang bersekolah disini. Selebihnya, mereka memilih untuk menetap di tingkatan mereka karena merasa takut dengan ujian kali ini. 45% itu banyak loh Mr. Frans! Apa yang harus kita katakan pada Wali mereka? Kita harus bertanggung jawab."

Mr. Fran mulai menyahut, kesal karena daritadi ucapannya selalu dipotong. "Saya juga setuju Mrs, tapi masalahnya itu ini semua 'sudah terjadi' dan tidak dapat kita ubah. Lagian kan, pada saat rapat kita semua sudah sepakat bila terjadi sesuatu, kita akan mencari solusinya. Bukan hanya mengoceh tidak jelas."

"Aku mengoceh hal-hal yang jelas, Mr. Frans!" Bantah Mrs. Liliane.

Semua guru dan staff hanya melongo melihat perdebatan di depan mata mereka itu. Tapi mereka hanya diam, tidak ada yang berani berkomentar.

Hingga suasana mulai mendingin, Mrs. Victoria mulai berani berucap.

"Bagaimana kalau beberapa dari kita pergi kesana dan mencari murid-murid?"

🏰🏰🏰

Hadehh..

Ngantuk bangetzz, rela-relain ngetik malem-malem buat update. Jadi komentarnya jangan lupa ya, ditunggu.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang