[VA#2]-(Epilog)

1.5K 84 18
                                    

Ini semua bukan akhir yang bahagia. Tetapi awal kebahagiaan di akhir perjuangan.

...


"Key, geser dikit dong. Gak bisa duduk aku nih." Rival mendorong bahu Key.

Key merengut, "apaan sih. Sana duduk tempat lain, ganggu banget sih."

Rey terkekeh mendengarnya.

"Yaampun, bucin sana deh kalian semua. Bikin panas aja suasana." Ven berujar tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.

Saat ini, mereka sedang berkumpul di halaman belakang rumah Rey. Iya, rumah Rey.

Dikarenakan libur panjang, Key dan kawan-kawan memilih untuk keluar dari lingkungan VA dan memutuskan untuk menginap di rumah Rey.

"Kamu aja pergi sana Ven, dasar jomblo! Sirik aja sih," gerutu Cyara.

Ven mendengus.

Benar sekali. Semuanya memiliki pasangannya masing-masing. Key dan Rey, Verro dan Cyara, Rival dan Ellysa.

Jadi dia cuma nyamuk disini.

"Eh, gimana kalau kita jalan-jalan. Aku belum pernah keluar dari kawasan VA," ujar Key.

Rey mengangguk setuju, "ayo. Nanti kutunjukkan tempat-tempat yang bagus di sini."

Key menjerit senang lalu menarik Rey berdiri. Verro menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adiknya.

"Udah punya pacar, masih aja gini," gumamnya.

🏰🏰🏰

"Rey, kalau kamu udah lulus nanti apa yang mau kamu lakuin?" Tanya Key.

Rey tersenyum tipis. "Menghabiskan waktu sama kamu."

Key tertawa. Ah lucu sekali lelakinya ini. Key jadi baper, pipinya berubah warna menjadi pink merona.

"Yeh, lebay."

"Seriusan loh. Aku gak punya hal lain yang bisa dilakuin selain meneruskan kerajaan element Ayah." Balas Rey.

Key tersenyum mengejek. "Anak Ayah."

Rey menarik bahu Key lalu dipeluknya, tangannya dengan gemas mengacak-acak rambut Key.

"Uuh gemesnya Key-ku. Nanti aku gigit pipi kamu ini."

Dan mereka terus menghabiskan waktu hingga senja.

..

Dari jauh, Vernan dan Laysha tersenyum bahagia melihat anak mereka tumbuh dan dewasa. Serta telah memiliki pasangan tambatan hati mereka.

"Aku gak nyangka. Bisa bertemu mereka lagi Ver," ujar Laysha.

Vernan tersenyum. "Anak kita kuat, sayang. Tentu saja mereka mampu mengeluarkan kita dari kesengsaraan."

"Maka dari itu, aku merestui mereka."

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang