[VA#2]-(15)

1.9K 155 3
                                    

Rival's POV

Aroma cokelat panas memasuki rongga hidungku. Dari aromanya saja, semua orang pasti sudah dapat menebak bahwa rasa cokelat itu begitu nikmat.

Seteguk demi seteguk, aku menghabiskan cokelat hangat yang selalu kubawa kemana-mana.

Aku sempat lupa kalau aku juga membawa beberapa hal yang sangat penting menurutku. Salah satunya dua kotak cokelat bubuk.
Tapi, setelah aku menggeledah isi tasku, aku baru sadar bahwa aku melupakan suatu kebiasaanku kalau sedang kedinginan begini.

"Val, kita harus mencari Key dan Ven. A-aku.. memiliki firasat buruk tentang mereka." Ucap Rey mengalihkan lamunanku.

"Firasat buruk?" Ulangku.

Rey tampak mengangguk, raut khawatir tak dapat ia elakkan dari wajahnya. Terlihat jelas kenyataannya.

Berniat menggodanya, aku bertanya tentang hal itu yang membuat wajahnya memerah.

"Kau menghawatirkan 'mereka' atau hanya Key?"

"Tentu saja Ke-maksudku Key dan Ven. Iya, mereka." Balasnya gugup.

Dalam hati aku tertawa kecil melihat ekspresinya barusan. Tapi, menyadari perkataan Rey sebelumnya langsung mengubah raut wajahku.

Aku sadar, bahwa Key dan Ven benar-benar dalam masalah.

🏰🏰🏰

Author POV

"Yang Mulia, kenapa anda mengajak kami kemari? Disini sangatlah dingin, belum lagi disini terlihat begitu seram." Tanya Ven.

Ratu Pauline masih diam saja, dirinya tidak mengubris pertanyaan Ven barusan. Menimbulkan rasa curiga dalam hati Ven dan Key, bahwa Ratu Pauline tidak seperti biasanya yang selalu ramah.

Banyak pikiran negatif langsung saja mereka tepis, mungkin saja ia sedang banya pikiran. Kita harus positive thinking kan?

Tiba saat mereka bertiga menghentikan jalan. Melihat sesuatu di depan mata mereka berdua, yang sudah jelas membuat mereka begitu terkejut.

Ratu Pauline sedang terikat di kursi yang melayang di atas sebuah tungku air panas.

Ratu Pauline, ada dua?

Key dan Ven seketika menoleh kearah Ratu Pauline.

"Hai Liether!"

Mata mereka berdua seketika membulat kala melihat tubuh Ratu Pauline tadi berubah menjadi seseorang nenek tua.

"Kau!" Teriak Key.

Nenek tadi hanya tersenyum tipis lalu berkata, "aku yakin kalian tidak akan mudah melupakanku. Dengan pertemuan kita yang sangat tidak mengenakkan waktu itu bukan?"

"Eleanor! Apa tujuanmu? Ratu Pauline.. apa yang kau lakukan padanya?!" Key bertanya sambil berteriak marah.

Ven memegang tangan Key, kala perempuan itu hendak maju melawan El.

Bersikap gegabah adalah hal yang paling harus dihindari dalam keadaan seperti ini. Belum lagi, dia dengan mudah membaca pikiran.

Key menyentakkan tangan Ven yang memegang tangannya, membuat pria itu terkejut. Lalu ia kembali menoleh ke arah Ratu Pauline yang asli.

"A-apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Key lirih.

El hanya tersenyum sinis. Lalu tiba-tiba ia berkata,

"Selamat tinggal, kalian!"

🏰🏰🏰

Mr. Julliano, Mr. Frans, Mrs. Liliane, dan Mrs. Victoria tengah duduk di bawah pohon. Dengan kekuatan Mr. Frans, mereka dapat merasa hangat dan tidak terkena salju.

Mr. Frans membuat perisai api yang cukup untuk menahan tubuh mereka dari kedinginan, serta tanah yang awalnya basah oleh salju seketika mengering.

Raut wajah yang awalnya tenang, seketika langsung menjadi panik kala ia mendengar suara samar-samar dari luar perisai.

Dua orang pria tengah berlari terpogoh-pogoh melewati tanah bersalju yang akan 'ambles' seketika kalau diinjak.

Sambil terus-terusan berteriak memanggil satu persatu orang-orang yang tengah bersantai itu.

"Mr. Jully, Mr. Frans, Mrs. Liliane, dan Mrs. Victory!!! Bahaya!!" Teriak Rival.

Kemudian Rey ikut menimpali, "El, Key, dan Ven menghilang!!"

Para guru yang dipanggil pun langsung berdiri, perisai yang sudah dibuat oleh Mr. Frans pun langsung menghilang.

"Bagaimana bisa?" Tanya Mrs. Liliane bingung.

"Entahlah, kami tadi mencari El yang hilang. Lalu saat kami mencari Key dan Ven ke gua Ratu Pauline, mereka tidak ada. Bahkan para mermaid lainnya pun tegeletak dalam keadaan pingsan." Jelas Rey.

Mr. Julliano mengangguk paham, "baiklah. Ayo! Sekarang kita harus mencari mereka, sebelum sesuatu yang buruk terjadi."

Kemudian, mereka berenam berlari-lari sambil memanggil-manggil nama Key dan Ven. Tak peduli dengan dingin menusuk hingga ke tulang, mereka tetap terus melanjutkan pencariannya.

Setelah sekitar dua jam berlalu dari pencarian mereka, belum ada tanda-tanda dimana keberadaan Key dan Ven. Namun, justru mereka sudah kedinginan dan kelelahan juga.

"Sudah dua jam berlalu, tapi kita masih belum menemukan mereka." Ucap Mrs. Victoria.

Mrs. Liliane langsung menimpali, "iya. Hutan ini terlalu besar dan luas untuk kita jelajahi hanya dengan enam orang. Kita membutuhkan bantuan."

Semuanya mengangguk setuju. Hutan ini sangatlah besar dan luar, untuk mencari Key dan Ven membutuhkan bantuan orang ramai tentunya.

Lalu Mr. Frans berkata,

"Kalau memang mereka tinggal bersama Ratu Pauline, aku yakin mereka tidak akan jauh dari daerah sana."

Seketika mereka berteriak kegirangan.

🏰🏰🏰

Hai guysss, pa kabar?

Maaf ya, minggu kemarin aku nggak post masalahnya aku banyak sih.

1) habis kuota
2) banyak tugas
3) ide lagi mumed

Bikin kepalaku bercabang kayak pohon, huh. Jadi jangan lupa vommentnya ya guys.. sangat ditunggu ya.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang