[VA#2]-(22)

1.4K 109 7
                                    

Author POV

Krieett..

Suara pintu ruangan UKS yang berderit kencang membuat seisi ruangan itu menoleh pada sosok yang baru saja datang.

Disana, ada Mrs. Liliane dan orangtuanya Key dan Verro. Laysha dan Vernan.

Mereka pun tersenyum.

"Hai para Liether, apa kabar kalian? Apa masih ada bagian tubuh kalian yang terasa sakit?" Mrs. Liliane berbasa-basi.

Mereka berempat kompak menggeleng.

Mrs. Liliane, Vernan, dan Laysha sontak menyunggingkan senyum tipis. "Jadi, kalian sudah tahu bukan, disamping saya adalah orangtua dari Key dan Verro. Mereka adalah dua dari empat para generasi Liether terdahulu."

Rival tampak menunjukkan wajah bodohnya membuat Ven terkikik kecil.

"Ehm.." Mrs. Liliane berdeham mengingatkan. "Kalau kalian semua bingung, saya bisa jelaskan. Terutama padamu Key, saya tahu perasaanmu pasti sangat aneh bukan? Selama ini kamu pasti sudah menganggap orangtua kandung kalian sudah meninggal."

Key mengangguk canggung, membuat Laysha dan Vernan tersenyum tipis kala melihat putrinya sudah tumbuh besar.

Melihat kondisi agak canggung, Vernan segera memperkenalkan diri.

"Saya Vernandio Alarik, kalian bisa panggil Paman Vernan. Dan disamping saya ini adalah istri saya, Shainara Laysha atau bisa kalian panggil Bibi Laysha. Kalian jangan sekali-kali mendekati istri saya, atau kalian saya.." Vernan mengarahkan kepalan tangannya kepada Rey, Rival, dan Ven.

Mereka semua sontak tertawa keras. Ternyata, ayah Key ini bisa membuat lelucon juga.

Melihat semua orang menertawakannya, Vernan lantas bertanya-tanya. "Kenapa kalian tertawa? Itu tidak lucu!"

Rey pun berucap, "kalau saya tidak bisa dekati Bibi Laysha, saya bolehkan dekati anaknya?"

Key menoleh lalu menatapnya garang.

Vernan pun membalas, "boleh. Kalau kau bisa mengalahkanku di arena."

Mendengar itu, Laysha menyikut pinggang suaminya keras hingga Vernan meringis. "Mereka bahkan baru saja siuman."

"Oke, saya anggap itu sebagai tantangan," balas Rey kemudian.

Vernan tersenyum, "dan saya juga menunggu pastinya. Pastikan ucapanmu tadi bukan hanya omong kosong."

"Tentu saja tidak, saya serius." Rey pun langsung membalas.

Key pun hanya terdiam, rona merah di pipinya terlihat begitu kentara karena kulitnya yang putih.

Laysha dan Mrs. Liliane hanya melihat memandangi Key.

"Miss Key, ada apa denganmu? Apa kau sakit? Wajahmu terlihat merah?" Mrs. Liliane bertanya sembari pura-pura tidak mengerti.

Dan saat itulah, Rey tahu.

Kalau Key tersipu karenanya.

🏰🏰🏰

"Hei para adik-adikku sekalian, bagaimana rasanya kalian bertarung dengan.. siapa tuh namanya? Al? El? Ah begitulah pokoknya!" Seru Cyara yang baru saja memasuki UKS dengan suara yang melengking.

Rey berdecak sinis, "turunkan nada suaramu. Gendang telingaku bisa pecah karena suaramu yang sangat jelek itu."

"Hei!"

"Sudahlah." Verro melerai, lalu berbicara pada Key. "Kau baik? Apa ada yang sakit?"

Key pun menghela nafasnya kasar, "kenapa semua orang bertanya seperti itu kepadaku? Seolah aku ini lemah sekali."

"Memang benar kan?" Balas Rival, "kamu kan perempuan. Jelas saja lemah."

Mendengar itu membuat Key dan Cyara menoleh tajam.

"Kau ini kenapa sih? Dari waktu di Black Forrest kau selalu mengataiku lemah!" Seru Key.

Rival membela diri, "aku hanya berkata yang sebenarnya, kok."

"Hei! Sembarangan!" Sentak Cyara.

Rey pun kembali membalas, "sudahlah, kalian ini berisik sekali. Kenapa jadi berdebat tentang kelemahan ini sih?"

Key menoleh sinis, "gak usah ikut campur ya! Kalau ngerasa terganggu yaudah keluar aja sana!"

Key pun kembali tidur membelakangi Rey lalu menarik selimutnya hingga seluruh tubuhnya tertutup selimut.

"Hei dia merajuk," bisik Ven.

Verro mengangguk, "dia bisa merajuk atau marah dalam waktu yang cukup lama. Minta maaflah, dan berdoa semoga Key akan memaafkanmu."

Rival dan Ven pun terkekeh.

"Lah, kok aku?" Tanya Rey.

🏰🏰🏰

Dua hari kemudian..

Hari ini, Key, Rey, Rival, dan Ven telah dibebaskan dari ruangan beraroma obat-obatan yang sangat tidak Key sukai.

Keempatnya sekarang tengah bermalas-malasan di ruang tengah asrama mereka.

Rival tengah duduk di sofa single, sedangkan Rey, Key, dan Ven duduk di sofa panjang dengan posisi Key ditengah.

Rival nampak seru menonton tv, Rey sepertinya sangat tertarik pada game di ponselnya, sedangkan Key dan Ven sedang membicarakan buku.

"Waktu aku di Bumi, aku baru baca buku pertamanya. Soalnya disana, buku itu jadi best seller yang penjualan bukunya paling banyak dibeli orang gitu," ujar Key.

Ven nampak mendengarkan dengan seksama, "hmm.. kalau kamu mau baca buku kedua sampai buku kelimanya, semuanya ada di perpus. Kalau kamu mau, aku bisa antar."

Diam-diam, Rey menguping pembicaraan mereka. Raut wajahnya terlihat tidak senang.

"Oh ya? Kalau gitu, gimana kalau sekarang aja? Aku pengeen banget bacanya!" Seru Key.

Ven mengangguk, "yaudah. Ayo!"

Saat mereka sudah berdiri, tiba-tiba Rey ikut berdiri. "Kalian mau kemana?"

"Ke perpus," balas Key.

"Aku ikut!"

Rival cengo, "lah. Masa aku disini sendiri?"

🏰🏰🏰

Double update ya gais

Btw, di cerita ini baru pertama kalinya ya aku double update. Atau udah pernah? Gak tahu deh.

Jangan lupa berikan komentar kalian buat cerita ini ya.

Vomment.


[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang