[VA#2]-(12)

1.9K 181 11
                                        

Author's POV

El menyodorkan sepiring kue jahe kepada Rey dan Rival. "Ini, untuk menghangatkan tubuh kalian."

Rey dan Rival mengangguk lalu mengambil masing-masing sepotong kue jahe.

Rasanya sih, agak aneh.

Rey mengerutkan alisnya sambil mengunyah kue jahe dengan pelan, meresapi rasa aneh dalam kue itu. Begitu pula dengan Rival.

El tersenyum tipis lalu kemudian bertanya, "bagaimana rasanya? Tidak enak ya? Kalau tidak enak, kuenya akan aku buang-"

Rey langsung memotong. "Rasanya sangat enak kok. Jangan dibuang, sayang."

Rival hanya meliriknya.

"Rival, kamu tidak suka kuenya?" Tanya El bingung.

Rival menggeleng malas, "aku tidak suka kue jahe. Tapi untuk rasanya, enak kok."

Rey menatap Rival bingung, seakan bertanya 'kau kenapa?' Karena Rey tahu, bahwa Rival sangat suka minum cokelat panas dengan kue jahe dulu.

Rival hanya pura-pura tidak tahu.

El kemudian berdiri dan meninggalkan mereka berdua. Rey hanya melihat El bingung.

Rival segera keluar dari gubuk lalu memuntahkan kue jahe tadi yang ternyata tidak ditelannya.

Rey segera mendekat, "ada apa Val? Biasanya kau suka kue jahe. Tapi kenapa kau muntahkan?"

Rival membersihkan mulutnya dengan tisu. "El memasukkan sebotol cairan hitam kedalam adonan kue."

Rey tercengo, lalu buru-buru berusaha memuntahkan makanannya. "Kau bilang cairan hitam? Maksudmu?"

"Iya, aku melihatnya tadi. Makanya rasanya sangat aneh." Jawab Rival.

Rey terdiam, kemudian sebuah pemikiran terlintas di otaknya.

"Apa mungkin, dia.. memasukkan racun kedalam kue jahe?" Tanyanya.

Rival mengendikkan bahunya, "mungkin."

🏰🏰🏰

Mrs. Liliane menggerakkan tangannya membentuk lingkaran di udara. Seketika, sebuah pusaran berwarna ungu pun muncul.

Menolehkan kepalanya, Mrs. Liliane melihat para staff dan guru menganggukkan kepalanya.

"Sebelum kita sampai di Black Forrest, aku ingin bertanya. Apa kalian masih ingat dengan rencana kita?" Mrs. Liliane bertanya dengan serius.

"Iya Mrs, kami ingat."

"Ada yang ingin ditanyakan sebelum kita memulai misi ini?" Lagi-lagi Mrs. Liliane bertanya memastikan, takutnya saja nanti masih ada yang yang bingung dan justru terjebak di hutan itu.

Hening.

Berdeham, mengembalikan suaranya yang tiba-tiba saja serak. Lalu Mrs. Liliane berkata, "baiklah. Jadi tidak ada satu pun dari kalian yang tidak mengerti. Aku tidak mau tahu, yang aku mau kalian harus dapat membawa murid kita. Baik dalam kondisi sehat maupun sudah wafat, paham?"

"Yes, Mrs."

Mrs. Liliane mengangguk lalu mulai melangkahkan kakinya memasuki portal yang tadi ia buat didepannya diiringi bisikan kecil yang ia ucapkan.

"Black Forrest.."

Saat tubuh Mrs. Liliane sudah hilang lewat portal penghubung, para guru dan staff yang sudah ditugaskan pun satu persatu memasuki portal itu dan mengucapkan tujuan mereka.

Sementara itu, tertinggal sekitar sepuluh orang yang berjaga di ruang komunikasi dan sekitar dua puluh orang yang menjaga kawasan sekitar VA dengan para guru yang masih mengajar para murid yang tidak ikut ujian.

Para guru mengajari murid dengan pelajaran tambahan yaitu berupa 'tata cara bersikap'. Mulai dari cara bersikap, berjalan, dan lain-lain. Itu semua dilakukan agar para murid tidak dibebaskan dan keluyuran keluar dari kawasan Verrionne Academy. Kegiatan yang sama di setiap tahun.

🏰🏰🏰

"Eh, bukannya Yang Mulia bilang kalau El itu akan memberikan ramuan itu di bulan purnama merah, kenapa malah di kasih sekarang?"

Ratu Pauline menoleh. "Dia mengubah rencananya."

"Loh, kenapa? Apa dia mengetahui kalau kita mengintainya dari jauh?" Tanya Key.

Ratu Pauline menatapnya malas, "dia tidak akan tahu, Keyvaro. Aku bukanlah sosok yang lemah, sehingga tiap gerak-gerikku dapat diketahui musuh."

Key meringis, "maaf."

"Ehm.. Yang Mulia. Mengapa El mengubah rencananya?" Tanya Ven.

"Oh itu, aku pikir karena dia ingin memperbudak teman kalian itu untuk memusnahkan kalian, sebelum kalian berdua merusak rencananya untuk menguasai dunia." Jawab Ratu Pauline.

Key dan Ven manggut-manggut setuju. Benar juga, setelah dia memusnahkan Key dan Ven, akan lebih mudah ia melanjutkan rencananya. Ia akan membunuh Rey dan Rival lalu menguasai dunia.

Heh, dia pikir para Liether ini bodoh. Hingga ia dengan mudahnya dapat memusnahkan mereka, jangan harap!

"Kalau dia mengubah rencananya, kita juga harus mengubah rencana kita kan?" Tanya Key.

"Iyap, benar juga katamu Key. Kalau tidak, kita akan mati duluan." Jawab Ven.

Ratu Pauline tertawa, membuat Key dan Ven saling berpandangan bingung.

"Kalian tidak akan mati secepat itu. Aku yakin 100%, rencananya pasti gagal total. Dia kurang tahu mengenai kalian, meski dia pikir kalian remaja. Tapi dalam diri kalian, kekuatan kalian sangat kuat. Bahkan dapat mengalahkan dirinya." Ucap Ratu Pauline.

"Nampaknya Yang Mulia sangat paham mengenai kami." Ucap Key.

Ratu Pauline tersenyum tipis, "karena aku mengenal orangtua kalian. Para liether terdahulu."

🏰🏰🏰

Haihaihai,

Liat nih. Aku udah update lagi setelah sekian lama kalian menunggu.

Oh ya, buat temen-temen di grup chat, ini aku udah tepatin janji loh ya. Hehe.

Gimana nih guys?

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang