[VA#2]-(21)

1.3K 99 5
                                        

Author POV

Key mengerjapkan matanya perlahan-lahan, efek tak sadarkan diri begitu lama membuat kepalanya terasa berdenyut-denyut.

Tubuhnya juga terasa kaku dan ngilu. Saat pandangannya sudah fokus pada sekitarnya, ia dapat melihat kalau ia berada di UKS VA.

Tunggu dulu, Verrionne Academy? Berarti ia sudah sampai disini?

Dan Key pun tersadar kalau ia tak sendirian berada di ruangan itu.

Di sebelahnya kanannya, terdapat ranjang yang di atasnya terdapat Rey yang masih belum sadarkan diri.

Ranjang yang berhadapan dengannya terdapat Ven yang juga belum sadarkan diri.

Dan hanya Rival yang sudah sadarkan diri, ia tengah menyenderkan tubuhnya di atas ranjangnya yang berhadapan persis di depan Rey.

"Hai Key, apa kabarmu?" tanya Rival sembari tersenyum.

Key membalas tersenyum, "untunglah aku baik-baik saja."

Rival mengangguk sambil berusaha membetulkan posisi bantal yang menjadi sandarannya sambil meringis kesakitan.

"Kamu nggak papa?" tanya Key.

Rival menggeleng dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja untuk menenangkan Key.

"Aku ngerasa ada sesuatu yang aneh kemarin-"

"Kemarin?" Potong Rival.

Key mengangguk, "yah. Waktu kita masih di Black Forrest dan bertarung melawan El."

Rival tertawa pelan menanggapi ucapan Key barusan.

"Kamu sudah tak sadarkan diri selama hampir satu minggu, sedangkan aku dan Ven hanya 5 hari. Dan Rey sudah sadarkan diri dalam 3 hari," ucap Rival.

Key terkejut, tidak menyangka bahwa ia tak sadarkan diri selama itu, bahkan ia paling lama tidak sadarkan diri.

"Kalau begitu, berarti Rey dan Ven hanya tidur ya?" Tanya Key.

"Kami bahkan tidak tidur," jawab Rey tiba-tiba membuat Key terkejut.

Rey dan Ven yang tadinya hanya berguling di atas kasur pun mengubah posisinya untuk duduk.

"Hmm.. apa kalian mengingat sesuatu? Maksudku--tentang kejadian di Black Forrest waktu itu," tanya Key.

Ven langsung menjawab, "aku juga tidak mengingat apapun. Tapi Mrs. Liliane berkata kalau sisi Liether kita yang mengambil alih untuk melawan El."

"Lalu?"

"Tentu saja kita menang, El tidak akan bisa melawan kita," sambung Rival sombong.

Key terkekeh pelan sebelum ia menyadari sesuatu yang sangat penting.

"Lalu bagaimana dengan-"

"Orangtuamu sudah sadar, mereka tadi sedang berbincang di ruangan Mrs. Liliane," potong Rey.

Ven mengomentari, "harusnya kau tahu bahwa memotong ucapan orang adalah perbuatan tidak sopan.

Rey mendelik kesal lalu menjawab, "dan itu terserahku. Urusanku."

"Aku hanya mengingatkan," balas Ven sembari mengendikkan bahunya acuh.

Rival yang mendengarkan dengan penuh khidmat pun melerai.

"Apa-apaan ini? Kalian ribut karena hanya soal memotong pembicaraan?!" Seru Rival.

Ven berdecak, "bukan sekedar 'hanya' Val. Kalau kau sedang berbicara dengan Mrs. Liliane dan kau memotong ucapannya, maka ia juga akan memotong lidahmu."

Rival mendengus, "terserahlah."

🏰🏰🏰

"Aku tidak menyangka masih bisa bertemu dengan kalian. Oh ya, apa yang terjadi selama ini? Ehm.. maksudku, Arashi Tera waktu itu pernah berkata kalau dialah yang membunuh kalian, tapi.." Mrs. Liliane memelankan ucapannya.

*btw, buat kalian yang kemarin baca Verrionne Academy masih inget kan dengan Arashi Tera? Ituloh, yang sempat kerja sama sama Cyara buat bunuh Liether :v

"Tentu saja itu membuat kalian bertanya-tanya. Memang benar yang dikatakannya, tetapi Eleanor menolong kami." Jawab Shainara Laysha, Ibu dari Key dan Verro.

"El, menolong kalian?"

Vernan, Vernandio Alarik. Ayah dari Key dan Verro, pun mengangguk.

Flashback

Eleanor sedang berjalan melewati jalan setapak, namun langkahnya terhenti kala melihat seorang lelaki dengan seorang wanita yang tergolek di pinggir tebing.

Tubuh mereka masih terasa lembut, tidak keras seperti orang meninggal yang sudah lama.

Sepertinya mereka baru beberapa menit yang lalu meninggal, bahkan darah yang berada di tubuh mereka pun masih basah.

Hatinya bergerak, ia pun mendekati kedua orang itu dan memeriksa denyut nadinya. Dan ternyata mereka sudah meninggal.

Lalu El pun mengeluarkan sebuah botol berwarna ungu kehitaman. Tangannya menarik tutup botol ramuan tersebut.

Ia mendekatkan ujung botol tersebut ke mulut orang itu satu persatu. Mulanya, ia memberikan ramuan ke Laysha itu, kemudian lanjut memberikan ke Vernan yang disampingnya.

Tak lama kemudian, mereka berdua terbatuk-batuk dan memuntahkan darah.

Luka-luka di sekujur tubuh mereka pun perlahan-lahan hilang dan hanya menyisakan bercak darah.

El pun mengenalkan dirinya dan mengajak Laysha dan Vernan ke gubuknya. Disanalah, Vernan dan Laysha menceritakan kejadian yang dialami mereka, bagaimana Verno (kakak Vernan) membunuh mereka. Mereka juga menceritakan

Lalu, El pun diam. Dia terlihat sedang berpikir keras, bahkan Vernan dan Laysha pun menghentikan ucapannya.

"Jadi.. kalian adik ipar Clara?"

Vernan mengakhiri ceritanya dengan senyum tipis. "Dan setelah itu baru semua ini terjadi."

🏰🏰🏰

Hai gais!

Pakabar semua? Ada yang kangen aku? Author Keren? Eh salah, maksudnya Karen.

Hehehe.

Cuma mau ngingetin aja kalau kalian kasih Vomment insyaallah bisa lebih cepet updatenya hahaha.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang