Author's POV
"Hah?!"
Ratu Pauline menatap tajam kedua murid Academy di hadapannya.
"Kalian berani membentakku?!" Tanya Ratu Pauline dengan nada tinggi disertai tatapan menusuk khas dirinya.
Key dan Ven tampak gelagapan setelahnya. "Eh, bukan begitu maksud kami. Kami hanya terlalu bingung dengan ucapan Yang Mulia Ratu tadi, sehingga membuat kami tanpa sadar berucap dengan nada tinggi." Ven langsung saja meluruskan permasalahan, takut-takut dibully sang Ratu di kawasannya.
"Hmm.. baik, aku mengerti. Pasti hal itu sangat sulit untuk kalian terima, 'kan? Masalah komunikasi kalian yang terputus oleh ulah seseorang itu sangat mengejutkan. Maka dari itu, teruslah berusaha dengan hati-hati, ya. Kalau ada masalah, panggil saja aku karena aku pasti akan membantu kalian. Selamat beristirahat! Aku akan kembali ke danau, hati-hati!" Ratu Pauline beranjak dari tempatnya dan berjalan ke dalam gua sambil menyunggingkan senyum dan melambaikan tangannya.
Key dan Ven masih terdiam di tempat tanpa ada pergerakan sedikitpun dari mereka untuk berdiri dan melanjutkan perjalanan.
Key mengusap wajahnya frustasi, astaga! Ia tidak tahu hal ini akan terjadi. Bagaimana dengan Rey dan Rival serta para murid lainnya yang mengikuti tes ini? Benar-benar gila sekali!!
"Aku.. aku tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Sekarang, apa yang harus kita lakukan..?" Ven menundukkan wajahnya lalu mengacak rambutnya frustasi.
Key merasa bimbang, bingung, takut, khawatir, serta berbagai macam emosi lainnya yang membuat kepalanya terasa pusing.
"Akh, kepalaku pusing!" Keluh Ven kesal.
Key menghela nafasnya lelah lalu memandang wajah Ven disebelahnya. "Aku tahu hal apa yang bisa kita lakukan untuk keluar dari permasalahan ini."
Ven terkejut, ia segera menoleh pula kearah Key yang memandangnya, "benarkah? Apa itu?"
"Kita cari akar dari masalah ini!"
🏰🏰🏰
Rey's POV
Aku mengusap wajahku frustasi. Sudah sehari aku dan Rival tinggal di gubuk tua ini bersama El.
Kami memutuskan untuk tinggal disini, dikabarkan oleh El bahwa komunikasi antara VA dengan mereka -para murid yang mengikuti ujian- terputus oleh ulah seseorang.
Yah, kami percaya saja sih. Karena selama ini, El selalu bersikap baik kepada kami. Masa kami harus berpikir yang tidak-tidak?
Ah, aku merindukan Key.
Eh tidak, maksudku aku merindukan Key dan Ven. Bagaimana kabar mereka? Apa mereka baik-baik saja? Apa yang mereka lakukan sekarang? Apa mereka sudah makan? Apa--
"Hei Rey! Berhentilah melamun! Fokuslah! Bagaimana sih kau ini?!" Rival mengoceh panjang sambil menatapku tajam.
Oh ya, kami kini sedang berlatih kekuatan. Berhubung dengan komunikasi antara kami dan para staff di VA terputus, pastinya ada sesuatu yang buruk akan terjadi bukan? Yah, kami hanya ingin siap-siap saja. Takutnya, diserang secara mendadak.
Sebuah batu sebesar lengan melayang ke arahku. Refleks, aku menggeserkan badanku agar batu besar itu meleset.
"Hei!"
Aku berseru kesal terhadap Rival yang sedang menyengir tiga jari kearahku, menunjukkan gigi putihnya dan tampang bodohnya.
"Selaw Rey. Aku hanya ingin mengembalikan kesadaranmu. Kau daritadi melamun terus, apa yang kau pikirkan? Key? Ven? Ah aku tahu, pasti Key kan? Hehehe." Rival menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum geli.
"Hei! Jangan suka benar kalau berbicara!"
Rival tertawa kencang. Eh tunggu, apa yang baru saja aku katakan padanya tadi?
Masih dengan tawanya, Rey melanjutkan ejekannya. "Kau.. hahaha.. sangat lucu Rey. Bagaimana kalau Key mendengar bahkan melihat wajahmu saat ini? Dia pasti akan memukulku."
Aku mendengus kesal.
Tiba-tiba alisku mengerut kala wajah Rival semakin memerah menahan tawa.
"Ada apa sih?" Aku mengikuti arah pandangannya. Berbalik badan, aku melihat dua orang tengah berjalan menuju kemari sambil melambaikan tangan.
Rival tertawa pelan. "Panjang umur, baru saja dibicarakan. Eh, udah datang orangnya."
Aku mendengus kesal, lalu mengubah raut kesalku menjadi bahagia kala melihat dua orang yang tengah berlari kearah kami berdua.
"Rey! Rival!" Key bersorak ria sambil berlari-lari kecil kearah kami. Sedangkan Ven, ia hanya mendengus kecil sambil menatapku dan Rival dengan sinisnya. Aku tahu, dia pasti masih dongkol dengan kejadian perpisahan kami kemarin.
Rival mendekati Key lalu merangkulnya, "maaf ya Key tentang kejadian kemarin. Aku cuma mau cepat-cepat pulang ke VA, eh.. ternyata malah semakin memperhambat untuk pulang kesana."
Aku melirik mereka berdua sekilas. Heh, aku tahu dibalik itu Rival juga sedang menertawakanku dalam hati, membuatku semakin dongkol.
Key tersenyum, "it's okay. Yang penting, kita masih ketemu kan? Aku bersyukur banget udah ketemu sama kalian lagi."
Kami hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Key.
Tiba-tiba Ven bertanya sambil melihat ke gubuk tua ini dan daerah sekitar kami,
"kalian sekarang.. tinggal disini?"
🏰🏰🏰
Hai semua!
Akhirnya aku update juga, setelah capek ngerjain tugas relain buat ngetik. Hehe.
Jangan lupa komentarnya ya.
Vomment.

KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] LIETHER | END
FantasíaSequel 'The Verrionne Academy.' Please don't copy my story! ~~ Setelah berhasil melewati perang melawan musuh yang merupakan dalang dari segala hal yang terjadi selama satu tahun ia di dunia itu, semua hal yang menjadi rahasia pun satu persatu mulai...