[VA#2]-(25)

1.2K 92 3
                                    

Author POV

Suara ketukan sepatu memenuhi ruang makan yang tiba-tiba hening. Mrs. Liliane memasuki ruang makan tanpa memberitahu terlebih dahulu.

"Selamat siang semua, hari ini saya hanya ingin mengumumkan sesuatu yang akan membuat kalian terkejut," ucapnya sembari menyapa.

Semua murid menatapnya bingung.

"Berhubung kita sekarang belum mengadakan pengumuman kenaikan tingkat, saya selaku Kepala Sekolah akan mengadakan pesta. Yang akan diadakan pada hari Sabtu malam," sambungnya.

Key merengut, ia menatap teman-temannya jengah. "Pesta lagi? Apakah ia belum pernah merasakan terbentur dinding aula sembari menggunakan gaun dan heels?"

Ketiga sahabatnya itu meringis. "Hm, dan kita yang perang sambil menggunakan setelan jas. Aku masih ingat kala kemeja Rey sobek-sobek," balas Rival.

Namun, suara Mrs. Liliane mengembalikan fokus para murid kepadanya.

"Pesta ini tidak sama seperti pesta kemarin. Kalian para siswi hanya perlu menggunakan dress, tidak perlu menggunakan gaun yang berat," Mrs. Liliane tersenyum tipis, namun matanya mengarah kepada Key. Ah, Key merasa malu akibat ucapannya sendiri.

Seorang siswa laki-laki berkacamata bulat mengacungkan tangannya, "Mrs, bagaimana dengan kami? Apa kami akan tetap menggunakan setelan jas?"

"Apa kau ingin menggunakan dress nak? Tentu saja bagi siswa laki-laki menggunakan setelan jas," balas Mrs. Liliane membuat seisi ruangan tersebut tertawa.

"Astaga, bocah itu. Aduh, perutku keram karena terlalu lama tertawa," Rival masih terkekeh pelan.

Ven menepuk perut Rival, "kau ini! Itulah balasan karena telah menertawakan orang lain."

"Tapi kau juga menertawakannya Ven," balas Rey.

Ven mendengus kesal, "tetap saja 'kan-"

"Sudahlah, kalian semua tertawa. Jangan saling menyalahkan seolah kalian yang paling benar," Key yang memotong perkataan Ven membuat laki-laki itu mengerutkan alisnya sebal.

Rey menyengir, tanpa perlu lagi ia membalas Ven. Key bahkan sudah membalasnya telak, yah meskipun sebenarnya Key juga mengejeknya.

Key kembali menatap ke Mrs. Liliane. Mrs. Liliane tengah menatapnya sembari mengedipkan sebelah matanya.

Key menaikkan sebelah alisnya. Sebenarnya, apa yang sedang direncanakan Mrs. Liliane? Apa perempuan itu akan mengerjainya?

🏰🏰🏰

Hari ini adalah hari Kamis. Hari ini, tepat dua minggu setelah mereka menyelesaikan perang itu.

"Val, temenin aku ke ruang Mrs. Liliane yuk! Aku mau bicara," ajak Key.

Rival menggeleng, "ogah ah. Badanku lagi butuh istirahat, nih."

Key cemberut melihatnya. Cukup tahu saja, Rival memang sangat pelit dan menyebalkan. Pelitnya dalam hal apapun, pelit tenaga, pelit otak, dan pelit buat traktir.

"Yaudah, kalau nggak mau. Lagian aku juga bisa sendiri kok," ujarnya ketus.

Key kembali berjalan masuk ke kamarnya, mengambil ponselnya lalu keluar dari asrama dengan wajah cemberut.

Lalu, sebuah tepukan di bahunya membuat Key menoleh.

"Sherine keyvaro?"

Key mengerutkan dahinya, saat sosok yang menepuk bahunya tersebut menanyakan namanya.

"Iya, kamu siapa?" tanya Key.

Sosok itu menjawab, "aku Ryan. Bisa kita bicara sebentar? Uhm, di taman atau dimana saja lah."

Key mengangguk setuju, kemudian mereka berdua berjalan menuju taman belakang.

"Hm, jadi apa yang mau kamu bicarain sama aku?" Key bertanya.

Ryan tersenyum tipis, hingga rasanya Key ingin meleleh melihatnya. "Sebenarnya sih, nggak terlalu penting yah. Soalnya aku cuma mau kenal sama kamu doang. Kamu beneran adiknya Verro?"

Key mengangguk, "iya. Memangnya kenapa? Semua orang di sekolah ini pada shock semua yah, pas tahu aku adiknya Verro."

"Iya, aku yang temennya aja nggak tahu apa-apa soal kamu," sahut Ryan.

Key manggut-manggut. "Oh, kamu temen sekelasnya Verro atau temen seasrama?"

"Temen seasrama. Dia itu dulu dipaksa ke sini, jadi awal dulu dia selalu diam. Kalau nggak dibujukin, pasti nggak mau ngomong," balas Ryan.

Key tertawa mendengarnya. "Iya, sih. Verro itu manja banget. Aku nggak bisa ngebayangin kalau dia punya cewek yang dia cintai, gimana lah nasib cewek itu yah?"

"Nah loh, tapi dulu kan Verro pacaran sama Cyara. Dia sama sekali nggak manja, ya paling perhatian gitu doang," balas Ryan.

Key terdiam mendengarnya. Oh, ternyata pikirannya salah, berarti Verro tidak semanja itu pada pacarnya.

"Tapi, mungkin aja kan. Pas dia ketemu cewek lain maka sifat manja dia akan keluar. Soalnya, mungkin dia dulu cuma perhatian karena kami masih punya hubungan darah dengan Cyara," ujar Key.

Ryan mengangguk setuju. "Mungkin juga sih. Pikiran dan perasaan orang kan kita nggak ada yang tahu."

"Yup. Tapi, ada nggak ya cewek yang bikin dia manja gitu selain sama aku?"

Ryan menjentikkan jarinya, "ah. Aku tahu!"

"Siapa?"

"Dia itu Nayla."

Nayla? Siapa dia? Kok rasanya Key seperti tidak asing dengan nama tersebut.

Tiba-tiba kemunculan Rey di dekat mereka mengejutkan mereka.

"Oh, jadi kamu disini. Kami nyariin kamu kemana-mana, eh taunya enak-enakan pacaran."

🏰🏰🏰

Hallo gais.

Pakabar semua? Sorry bat ya baru muncul lagi setelah sekian lama.

Ini aku tepatin janji buat update hari ini sama manteman yang ada di grup chat WA.

Kuy, ikutan gabung di grup WA. Open terus kok. Liat di part yang ada judulnya grupchat 2 yah.

Thank you udah baca.

Vomment.

[#2] LIETHER | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang